147
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Laju pertumbuhan aktual dan kontribusi masing-masing sektor terhadap perekonomian Kabupaten Lahat pada masa otonomi daerah akan dilihat melalui
data-data PDRB Kabupaten Lahat dan Propinsi Sumatera Selatan menurut lapangan usaha berdasarkan harga konstan tahun 2000. Pada analisis ini faktor-
faktor pertumbuhan dilihat dengan menggunakan analisis shift share. Faktor- faktor tersebut dibagi menjadi komponen pertumbuhan regional, komponen
pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah. Berdasarkan konsep perencanaan wilayah Budiharsono, 2001, Kabupaten
Lahat dapat dikategorikan sebagai wilayah administratif yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintah atau politik seperti
Kabupaten, Kecamatan, Desa, Kelurahan serta RT dan RW. Pengelolaan lingkungannya memerlukan kerjasama dari satuan wilayah administrasi yang terkait.
5.1. Analisis PDRB Kabupaten Lahat dan PDRB Propinsi Sumatera
Selatan pada Masa Otonomi Daerah. Pada masa otonomi daerah 2001-2004, Kabupaten Lahat yang merupakan
wilayah administratif mengalami pertumbuhan sektor-sektor perekonomian yang cenderung meningkat dan secara umum nilai PDRB yang dihasilkan selama kurun
waktu tersebut juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001, nilai riil PDRB Kabupaten Lahat atas dasar harga konstan tahun 2000 adalah
sebesar Rp. 2,09 triliun dan sebesar Rp. 2,40 triliun pada tahun 2004, sehingga
148
selama kurun waktu empat tahun terjadi peningkatan pertumbuhan PDRB sebesar
Rp. 310,46 milyar yaitu sekitar 14,86 persen Tabel 5.1.
Dalam kurun waktu 2001-2004, kontribusi yang diberikan Kabupaten Lahat terhadap PDRB Sumatera Selatan tahun 2001 adalah sebesar 4,97 persen dan pada
tahun 2004 menjadi 5,05 persen Lampiran 5. Peningkatan kontribusi tersebut terjadi karena pertumbuhan di Kabupaten Lahat pada periode 2001-2004 masih
lebih baik dari pertumbuhan propinsi yang hanya mencapai 1,77 persen pada tahun 2001 dan 4,34 persen pada tahun 2004. Peningkatan kontribusi tersebut terjadi
karena pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lahat disebabkan oleh peningkatan kontribusi setiap sektor perekonomian terutama sektor pertanian dan sektor jasa.
Pada tahun 2001, sektor pertanian mampu memberikan kontribusi sebesar 10,17 persen dan sektor jasa sebesar 7,26 persen. Sedangkan tahun 2004, kontribusi yang
diberikan sektor pertanian meningkat menjadi 10,26 persen sedangkan sektor jasa mampu memberikan kontribusi sebesar 7,15 persen Lampiran 4. Sesuai dengan
gambaran kontribusi di atas berdasarkan teori Rostow, Kabupaten Lahat berada pada tahapan tradisional statis, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi belum
begitu dominan mempengaruhi kehidupan masyarakat Kabupaten Lahat. Selain perekonomian Kabupaten Lahat masih didominasi oleh sektor pertanianpedesaan
dan struktur sosial politiknya masih bersifat kaku. Tabel 5.1 memperlihatkan bahwa secara sektoral perubahan pertumbuhan
PDRB tertinggi ditempati oleh sektor pertanian yang tumbuh sebesar Rp. 128,73 milyar 15,92 persen. Pertumbuhan yang tinggi dari sektor pertanian tersebut
juga diiringi semakin meningkatnya kontribusi yang diberikan terhadap PDRB
149
Kabupaten Lahat. Pada tahun 2001, kontribusi yang diberikan sebesar 38,69 persen atau secara riil nilainya Rp. 808,35 milyar dan pada tahun 2004 meningkat
menjadi Rp. 937,08 milyar 39,05 persen atau selama kurun waktu empat tahun
telah mengalami peningkatan sebesar 15,92 persen. Pada sektor pertanian, kontribusi terbesar diberikan oleh subsektor tanaman
perkebunan yaitu tanaman kopi dan karet Tinjauan Sektoral PDRB Kabupaten Lahat,
2004 .
Pada tahun 2001 kontribusi yang diberikan sub sektor tanaman perkebunan sebesar Rp. 402,86 milyar atau 19,28
persen dari total kontribusi sektor pertanian. Tahun 2004 persentasenya meningkat menjadi 19,53
persen dan total nilai yang diberikan juga meningkat menjadi Rp. 468,68
milyar Lampiran 7. Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Lahat tahun 2004, peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB didukung oleh kebijakan Pemerintah Kabupaten Lahat yang memiliki
komitmen untuk meningkatkan produksi pertanian melalui optimalisasi lahan pertanian peta potensi sektor pertanian wilayah Kabupaten Lahat dapat dilihat
pada lampiran 10. Kegiatan yang menjadi prioritas adalah pengembangan komoditas perkebunan unggulan seperti kopi, karet dan kelapa sawit. Kebijakan
lain yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lahat dalam rangka mengoptimalkan sektor pertanian adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan ekonomi dengan pendekatan ekonomi kerakyatan.
2. Peningkatan modal melalui kemitraan yang berpihak pada rakyat.
3. Optimalisasi pemanfaatan lahan dengan tidak meninggalkan
kepentingan lingkungan hidup.
150
4. Produktivitas melalui penggunaan teknologi tepat guna.
5. Peningkatan saranaprasarana yang berpihak pada usaha kecil
dan koperasi. 6.
Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan dengan harga murah. 7.
Peningkatan jaringan produksi. 8.
Penggalian sumber–sumber baru yang tidak meninggalkan aspek keadilan.
Tabel 5.1. Perubahan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lahat Tahun 2001 dan 2004 Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000.
PDRB Kabupaten Lahat Perubahan
PDRB 2001-2004
No Lapangan Usaha
2001 2002 2003 2004 Milyar
Rupiah Persen
1 Pertanian 808,347 843,769 884,660 937,075 128,73 15,92
2 PertambanganPenggalian 295,783 297,708 317,476 338,931 43.15 14,59 3 Industri
Pengolahan 185,342 193,524 202,877 213,281 27.94 15,07
4 Listrik, Gas Air Bersih
2,824 3,005
3,146 3,331
0,51 17,95
5 Bangunan 190,803 201,601 215,689 225,762 34,96 18,32
6 Perdagangan, Hotel
Restoran 247,811 259,470 270,637 279,558 31,75 12,81
7 Pengangkutan
Komunikasi 45,023 45,957 48,292 50,657 5,63 12,51
8 Keuangan, Persewaan Dan
Jasa Perusahaan 97,391 102,795 107,985 112,561 15,17 15,58
9 Jasa-Jasa 216,093 221,981 227,731 238,720 22,63 10,47
TOTAL 2.089,417 2.169,810 2.278,493 2.399,876 310,46 14,86
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lahat, 2004 diolah.
Posisi kedua ditempati oleh sektor pertambangan dan penggalian. Selama masa otonomi daerah atau kurun waktu 4 tahun, sektor pertambangan dan penggalian
telah tumbuh sebesar Rp. 43,15 milyar 14,59 persen. Pertumbuhan tersebut terutama
didukung oleh sub sektor migas sebesar Rp. 18, 453 milyar 57,54 persen. Minyak dan gas merupakan sub sektor yang memberikan kontribusi yang
tinggi bagi perekonomian Kabupaten Lahat. Pada tahun 2001 kontribusi yang
151
diberikan sektor pertambangan dan penggalian adalah sebesar 14,16 persen atau
sebesar Rp. 295,78 milyar dan pada tahun 2004 turun menjadi 14,12 persen atau
sebesar Rp. 338,93 milyar. Kontribusi tersebut terutama diberikan oleh sub sektor
migas. Pada tahun 2001, kontribusi yang diberikan sub sektor migas adalah sebesar Rp. 32,07
milyar atau 1,53 persen dari total kontribusi sektor
pertambangan dan penggalian dan pada tahun 2004 persentasenya meningkat menjadi 2,11
persen dan total nilai yang diberikan juga meningkat menjadi Rp. 50,52
milyar Lampiran 7. Potensi sumber daya alam bahan tambang yang terdapat di Kabupaten
Lahat terbagi menjadi 3 golongan yaitu: Golongan A bahan galian strategis seperti batu bara dan minyak bumi. Golongan B bahan galian vital seperti emas
sedangkan Golongan C, seperti batu gamping, bentonit, koral, batuan andesit, marmer dan trass terdapat hampir di setiap Kecamatan. Minyak dan gas bumi
terdapat di Kecamatan Kikim Timur, Kikim Barat dan Merapi, yaitu di daerah Tanjung lontar, Sengkuang, Banjarsari, Senabing, Arahan, Ramok, SP II Bumi
Lampung, Palm Baja, Desa Saung Naga SP IV dan Kampung Minyak. Potensi Emas, ditemukan di Tanjung Sakti, Pasemah Air Keruh, Kota Agung dan Desa
Pagar Gunung yang kandungannya sampai saat ini belum diketahui www.lahatkab.go.id.
Posisi ketiga adalah sektor bangunan yang tumbuh sebesar Rp. 34, 959 milyar 18,32
persen. Sektor bangunan ini sangat dibutuhkan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi yaitu berupa ketersediaan sarana dan prasarana yang
memadai seperti jalan, jembatan, gedung dan lain-lain. Pada tahun 2001 sektor
152
bangunan memberikan kontribusi sebesar Rp. 190,80 milyar atau sebesar 9,13 persen dan pada tahun 2004 sektor tersebut memberikan kontribusi sebesar Rp.
225,76 milyar atau sebesar 9,41 persen lampiran 3. Meningkatnya kontribusi sektor bangunan terhadap PDRB Kabupaten Lahat tersebut terkait dengan
meningkatnya usaha pembangunan dan perluasan yang dilakukan oleh pemerintah, seperti perluasan jalan, pengembangan infrastruktur pariwisata dan lain-lain.
Posisi keempat ditempati oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar Rp. 31,747 milyar 12,81 persen. Tahun 2001, sektor ini mampu
memberikan kontribusi sebesar Rp. 247,81 milyar atau 11,86 persen dari total kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Lahat. Pertumbuhan sektor perdagangan,
hotel dan restoran terutama didukung oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran. Pada tahun 2001 sub sektor perdagangan besar dan eceran mampu
memberikan kontribusi sebesar Rp. 227,33 milyar atau 10,88 persen dan pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp. 256,52 milyar atau 10,69 persen. Selain itu,
sub sektor restoran juga turut andil dalam peningkatan pertumbuhan dan kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap PDRB Kabupaten
Lahat. Pada tahun 2001 sub sektor restoran mampu memberikan kontribusi sebesar Rp. 19,51 milyar atau 0,93 persen dan pada tahun 2004 sebesar Rp. 21,98
milyar atau 0,92 persen lampiran 3. Secara sektoral, perubahan pertumbuhan PDRB untuk posisi kelima ditempati
oleh sektor industri pengolahan yang tumbuh sebesar Rp. 27,939 milyar 15,07 persen. Pada tahun 2001 kontribusi yang diberikan terhadap PDRB Kabupaten Lahat sebesar
8,87 persen atau secara riil nilainya Rp. 185,34 milyar dan pada tahun 2004 meningkat
153
sebesar Rp. 213,28 milyar 8,89 persen atau selama kurun waktu empat tahun telah mengalami peningkatan sebesar 15,07 persen. Industri pengolahan memiliki peluang
yang cukup besar untuk dikembangkan di Kabupaten Lahat mengingat ketersediaan bahan mentah yang dimiliki cukup berlimpah dan akan memiliki nilai tambah yang
cukup tinggi, apabila dikembangkan industri pengolahan yang dapat mengolah bahan mentah menjadi produk setengah jadi dan barang jadi terutama yang berkaitan dengan
pengolahan hasil-hasil pertanian agroindustri. Posisi keenam ditempati oleh sektor jasa-jasa yang pada periode 2001-
2004 mampu memberikan tambahan terhadap PDRB Kabupaten Lahat sebesar Rp. 22,627 milyar atau dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 10,47
persen. Hal ini terutama diakibatkan oleh sub sektor jasa-jasa swasta sebesar Rp. 11,87 milyar atau mengalami peningkatan sebesar 17,68 persen. Jika dilihat
berdasarkan kontribusi yang diberikan, sektor ini pada tahun 2001 menempati urutan keempat dengan sumbangan terhadap PDRB Kabupaten Lahat secara riil
sebesar Rp. 216,09 milyar 10,34 persen dan pada tahun 2004 kedudukannya tetap menduduki urutan keempat dengan sumbangan sebesar Rp. 238,72
milyar 9,95 persen. Terlihat bahwa secara persentase sumbangan yang diberikan sektor
ini mengalami penurunan sebesar 0,40 persen, akan tetapi secara riil nilai kontribusi yang dihasilkan oleh sektor ini mengalami peningkatan.
Posisi ketujuh ditempati oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang tumbuh sebesar Rp. 15,170 milyar 15,58 persen. Keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan mencakup sub sektor bank, lembaga keuangan bukan bank, sewa bangunan dan jasa perusahaan. Pada tahun 2001 nilai riil yang
154
diberikan sektor ini sebesar Rp. 97,39 milyar atau sebesar 4,66 persen dan pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp. 112,56 milyar atau sebesar 4,69 persen.
Selama periode empat tahun, sub sektor ini mampu tumbuh sebesar 21,06 persen, mengalami penurunan sebesar 9,56 persen.
Posisi kedelapan pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Kabupaten Lahat ditempati oleh sektor pengangkutan dan komunikasi. Selama kurun waktu
empat tahun, pada masa otonomi daerah 2001-2004 sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar Rp. 5,634 milyar 12,51 persen. Pertumbuhan sektor
pengangkutan dan komunikasi didukung oleh sub sektor jasa penunjang dimana sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami laju pertumbuhan selama kurun
waktu empat tahun masing-masing sebesar 32,60 persen dan 20,75 persen. Pada
tahun 2001 kontribusi yang diberikan sektor pengangkutan dan komunikasi adalah sebesar 2,15 persen atau sebesar Rp. 45,02 milyar. Kontribusi tersebut terutama
diberikan oleh sub sektor pengangkutan, baik angkutan rel, jalan raya, laut, sungai, danau dan penyebrangan serta jasa penunjang angkutan. Pada tahun 2001 kontribusi
yang diberikan sub sektor pengangkutan sebesar Rp. 32,14 milyar atau 1,54 persen dan pada tahun 2004 sebesar Rp. 35,10 milyar atau sebesar 1,46 persen.
Sektor yang menempati kedudukan pertumbuhan yang terendah selama kurun waktu empat tahun 2001-2004 adalah sektor listrik, gas dan air bersih.
Selama kurun waktu tersebut, sektor ini mengalami perubahan PDRB sebesar Rp. 0,51 milyar 17,95 persen dari total pertumbuhan PDRB Kabupaten Lahat.
Sedangkan pada tahun 2004 sektor ini mengalami peningkatan kontribusi secara
155
riil bagi PDRB Kabupaten Lahat menjadi Rp. 3,33 milyar, meskipun persentase sektor ini tetap yaitu 0,14 persen.
5.2. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Kabupaten Lahat pada