Profil Pertumbuhan PDRB dan Pergeseran Bersih Kabupaten Lahat

160 dan penggalian mengalami peningkatan sebesar 8,60 persen atau sebesar Rp. 25,45 milyar.

5.3. Profil Pertumbuhan PDRB dan Pergeseran Bersih Kabupaten Lahat

pada Masa Otonomi Daerah 2001-2004 Pada masa otonomi daerah, sektor-sektor perekonomian yang ada di Kabupaten Lahat tersebar dalam empat kuadran, yaitu kuadran I, II, III dan kuadran IV Gambar 5.1. Sektor-sektor yang berada di kuadaran I adalah sektor pertanian, industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih. Sektor-sektor yang terdapat dalam kuadran I memiliki nilai komponen pertumbuhan proporsional PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPW yang positif. Hal ini dapat diartikan bahwa sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan mempunyai daya saing wilayah yang lebih baik untuk sektor yang sama dibanding wilayah lain yang terdapat di Propinsi Sumatera Selatan. Dengan demikian, nilai pergeseran bersih PB untuk sektor yang berada di kuadran I adalah positif PB 0, yang berarti bahwa sektor pertanian, industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih termasuk kedalam kelompok sektor yang pertumbuhannya progresif maju. Sektor yang termasuk dalam kuadran II adalah sektor bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Kuadran ini menggambarkan bahwa keempat sektor tersebut mempunyai pertumbuhan yang lamban PP 0, akan tetapi masih mempunyai daya saing wilayah yang lebih baik dari wilayah lain di Propinsi Sumatera Selatan PPW 0. Kemampuan untuk berdaya saing inilah yang membuat sektor-sektor tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan. 161 Akan tetapi, pada masa otonomi daerah 2001-2004, nilai pergeseran bersih yang terdapat pada sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi adalah negatif, yang berarti kedua sektor tersebut termasuk kedalam kelompok sektor yang pertumbuhannya lamban. Sedangkan sektor bangunan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki nilai pergeseran bersih yang positif yang mengindikasikan bahwa kedua sektor tersebut termasuk kedalam kelompok sektor yang pertumbuhannya progresif maju, akan tetapi jika sektor ini tidak mendapat perhatian yang lebih baik, maka nilai pergeseran bersih sektor ini menjadi negatif. Gambar 5.1. Profil Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lahat 2001-2004 Pada kuadran III, ditempati oleh sektor jasa-jasa. Hal ini menunjukkan bahwa sektor tersebut mempunyai pertumbuhan yang lamban PP 0, karena II III I IV 162 pertumbuhan sektor tersebut tidak didukung oleh daya saing wilayah PPW 0. Hal ini menunjukkan bahwa sektor jasa-jasa tersebut mempunyai nilai pergeseran bersih yang negatif PB 0, yang mengandung arti bahwa sektor-sektor tersebut termasuk dalam kelompok sektor yang pertumbuhannya lamban. Sektor-sektor yang termasuk kedalam kuadran IV adalah sektor pertambangan dan penggalian. Kuadran IV ini menggambarkan bahwa sektor- sektor perekonomian dalam kuadran ini mengalami pertumbuhan yang lamban PP 0, akan tetapi sektor ini masih mempunyai daya saing wilayah yang lebih baik dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di Propinsi Sumatera Selatan untuk sektor yang sama PPW 0. Dengan melihat pergeseran bersih yang dihasilkan, maka sektor tersebut termasuk dalam kelompok sektor yang mempunyai pertumbuhan progresif, karena nilai daya dukung PPW sektor tersebut lebih baik dibandingkan nilai pertumbuhan proporsionalnya PP. Berdasarkan hasil analisis dari pengolahan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa sektor-sektor perekonomian Kabupaten Lahat secara keseluruhan mengalami pertumbuhan yang progresif. Selain itu, sektor-sektor perekonomian Kabupaten Lahat secara umum didukung oleh daya dukung wilayah PPW 0. Dengan melihat nilai total pergeseran bersih yang positif PB 0, ini berarti bahwa pada masa otonomi daerah, Kabupaten Lahat termasuk Kabupaten yang mengalami laju pertumbuhan yang progresif. Angka tersebut merupakan total penjumlahan dari kedua komponen pertumbuhan wilayah yaitu komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah. 163

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1 Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat pada masa otonomi daerah mengacu pada sembilan sektor penyusun PDRB di Kabupaten Lahat. Bahwa secara sektoral, perubahan PDRB tertinggi ditempati oleh sektor pertanian yang tumbuh sebesar Rp. 128,73 milyar, diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh sebesar Rp. 43,15 milyar, sektor bangunan sebesar Rp. 34,96 milyar, sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sebesar Rp. 31,75 milyar, sektor industri pengolahan tumbuh sebesar Rp. 27,94 milyar, sektor jasa-jasa tumbuh sebesar Rp. 22,63 milyar, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Rp. 15,17 milyar, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp. 5,63 milyar, dan sektor yang memiliki nilai pertumbuhan terendah yaitu sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh sebesar Rp. 0,51 milyar. 2 Pada masa otonomi daerah 2001-2004, dari sembilan sektor penyusun PDRB Kabupaten Lahat, terdapat 3 sektor yang memiliki pertumbuhan progresif dan mempunyai daya saing. Ketiga sektor tersebut adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih. Hal ini sesuai dengan hasil analisis profil pertumbuhan ekonomi PDRB Kabupaten Lahat dan pergeseran bersih Kabupaten Lahat dimana ketiga sektor tersebut berada pada kuadran I. Sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan, sektor pedagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan