156
menunjukkan bahwa pertumbuhan ketiga sektor tersebut sangat dipengaruhi oleh
perubahan kebijakan dan kondisi perekonomian regional.
Tabel 5.2. Komponen Pertumbuhan Regional Kabupaten Lahat Pada Masa Otonomi Daerah periode 2001-2004
Komponen Pertumbuhan Regional No Lapangan
Usaha Milyar Rupiah
Persen
1 Pertanian 106,03
13,12 2 PertambanganPenggalian
38,80 13,12
3 Industri Pengolahan
24,31 13,12
4 Listrik, Gas Air Bersih
0,37 13,12
5 Bangunan 25,03
13,12 6 Perdagangan,
Hotel Restoran
32,51 13,12
7 Pengangkutan Komunikasi
5,91 13,12
8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan
12,78 13,12
9 Jasa-Jasa 28,35
13,12 TOTAL
58,17 27,84
Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Selatan dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lahat, 2004 Diolah.
5.2.2. Pertumbuhan Proporsional
Pada masa otonomi daerah, jumlah sektor yang mempunyai nilai komponen pertumbuhan proporsional negatif PP0 semakin berkurang. Pada masa otonomi
daerah, terdapat dua sektor yang PP-nya bernilai negatif, yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor jasa-jasa. Hal ini memperlihatkan bahwa sektor-sektor
tersebut mempunyai pertumbuhan yang lamban bila dibandingkan dengan sektor lain yang nilai PP-nya positif PP0. Sedangkan tujuh sektor lainnya yaitu: sektor
pertanian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan PP0.
157
Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian yang lambat salah satunya disebabkan karena aktivitas pemanfaatan yang belum maksimal dari
seluruh potensi pertambangan yang ada. Potensi pertambangan dan penggalian yang terdapat di Kabupaten Lahat terdiri dari 3 golongan yaitu golongan A batu
bara dan minyak bumi, golongan B bahan galian vital seperti emas dan golongan C batu gamping, bentonit, koral, batuan andesit, marmer dan trass.
Dari ketiga golongan tersebut, aktivitas eksploitasi yang telah dilakukan dan mampu memberikan kontribusi terhadap pemasukan daerah terletak pada sektor
minyak bumi, sementara sektor yang lain seperti batubara masih dalam tahapan eksplorasi dan studi kelayakan. Dari segi kebijakan, sesuai dengan rencana
strategis Pemerintah Kabupaten Lahat belum memprioritaskan sektor pertambangan untuk dikembangkan sehingga alih fungsi kawasan menjadi areal
pertambangan belum banyak dilakukan. Sama halnya dengan sektor pertambangan dan penggalian, sektor jasa juga
menunjukkan pertumbuhan yang lambat. Di Kabupaten Lahat, sektor jasa belum menunjukkan perkembangan yang signifikan, hal ini ditandai dengan masih
terbatasnya ketersediaan lembaga-lembaga penyedia jasa seperti perbankan, rumah sakit, asuransi dan lain sebagainya. Sejauh ini sektor jasa di Sumatera
Selatan lebih banyak berkembang pesat di ibukota propinsi.
158
Tabel 5.3. Komponen Pertumbuhan Proporsional Kabupaten Lahat pada Masa Otonomi Daerah Periode 2001-2004.
Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Selatan dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lahat, 2004 Diolah.
5.2.3. Pertumbuhan Pangsa Wilayah