Peternakan dan hasil-hasilnya Kehutanan Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Lahat

137 penurunan hanya 0,18 persen, begitu juga dengan tanaman lada yang mengalami penurunan sebesar 23,1 persen. Peningkatan yang terbesar adalah tanaman kelapa sawit sebesar 72,6 persen.

c. Peternakan dan hasil-hasilnya

Produksi hasil-hasil peternakan dari tahun ke tahun secara keseluruhan terus mengalami peningkatan. Secara umum, peningkatan hasil produksi peternakan disebabkan oleh keberhasilan usaha intensifikasi dan peningkatan populasi ternak. Pada tahun 2004, populasi ternak kerbau mengalami peningkatan dari 7.106 ekor pada tahun 2003 menjadi 7.249 ekor pada tahun 2004, sedangkan ternak sapi meningkat sebesar 1,99 persen. Ternak kecil mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Demikian juga ternak unggas seperti ayam kampung buras, ayam ras dan itikbebekangsa mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya Kabupaten Lahat dalam Angka dan Renstra Kabupaten Lahat, 2004.

d. Kehutanan

Menurut Kabupaten Lahat dalam Angka 2004, luas kawasan hutan di Kabupaten Lahat adalah 661,807 Ha yang terdiri dari hutan tetap seluas 219.904,70 Ha. Hutan menurut penggunaannya sebesar 441.903,30 Ha. Luas hutan menurut fungsinya kawasan hutan tetap dirinci menjadi: 1 hutan lindung seluas 113.447,70 Ha, 2 hutan produksi tetap seluas 41.747,00 Ha, 3 hutan produksi terbatas seluas 11.881,00 Ha serta 4 hutan suaka alam dan hutan wisata seluas 52.889,00 Ha. Hutan lindung yang ada di Kabupaten Lahat dapat dikelompokkan menjadi 7 kelompok yang terdiri dari; 1 bukit seluas 67.776 Ha, 138 2 gunung patah seluas 45.254 Ha, 3 bukit balai seluas 13.825 Ha, 4 gumai Tb. Tinggi seluas 50 Ha, 5 isau-isau seluas 1.850 Ha, 6 bukit serelo seluas 401 Ha dan 7 bukit naval sebesar 169 Ha.

e. Perikanan

Di Kabupaten Lahat, perikanan masih dikelola oleh masyarakat yaitu jenis perikanan darat yang dikelola dalam kolam-kolam, sungai dan sawah mina padi. Pada tahun 2004, luas areal perikanan sebesar 2.994,64 Ha mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan tahun 2003 yaitu sebesar 2.994,14 Ha. Produksi ikan segar meningkat dari 4.445,47 ton pada tahun 2003 menjadi 4.639,46 ton pada tahun 2004 atau meningkat sebesar 4,36 persen. Produksi ikan terbesar di Kecamatan Tanjung Sakti yaitu sebesar 593,62 ton Uraian Sektoral PDRB Kabupaten Lahat, 2004.

4.3.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Berdasarkan Renstra Kabupaten Lahat 2004, perkembangan produksi bahan galian golongan C batu gamping, bentonit, koral, batuan andesit, marmer dan trass yang terdapat hampir di setiap kecamatan beberapa tahun ini selalu meningkat. Pada tahun 2003 produksi bahan galian golongan C meningkat 117,8 persen dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 146.350 M³, dari hasil produksinya 60 persen lebih terdapat di Kecamatan Merapi. Akan tetapi, data produksi bahan galian golongan C tahun 2004 belum ada mengingat tidak tersedianya data tersebut. 139

4.3.3. Sektor Industri

Sebagaimana yang telah diamanatkan oleh GBHN, pembangunan industri ditujukan untuk memperluas lapangan kerja, pemerataan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor, menunjang pembangunan di daerah, memanfaatkan sumber dan energi serta sumberdaya manusia. Dewasa ini pemerintah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk membuka berbagai kegiatan di bidang industri. Jumlah perusahaan industri sesuai data yang diperoleh tahun 2004 tercatat sebanyak 1.900 unit usaha yang terdiri dari industri hasil pertanian dan kehutanan sebanyak 1.414 unit usaha dan aneka industri sebanyak 486 unit usaha. Dari keseluruhan unit usaha yang ada, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 7.622 orang. Hal ini menunjukkan adanya sedikit penurunan dibandingkan tahun 2003. Akan tetapi, besarnya investasi tahun 2004 sebesar Rp. 5.455,7 juta dan nilai produksi sebesar Rp. 10.920,5 juta menunjukkan adanya peningkatan masing-masing sebesar 1,91 persen dan 1,38 persen Kabupaten Lahat dalam Angka,2004.

4.3.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 1. Listrik

Berdasarkan uraian sektoral PDRB Kabupaten Lahat 2004, tenaga listrik yang berhasil diproduksi oleh PLN di Kabupaten Lahat pada tahun 2004 sebesar 54.891.940 Kwh. Dari keseluruhan tenaga listrik yang diproduksi, yang berhasil terjual sebanyak 51.098.501 Kwh 93,09 persen dengan jumlah pelanggan 140 sebanyak 60.715 pelanggan. Dari banyaknya pelanggan 60.475 adalah pelanggan rumah tangga dan 240 untuk instansi.

2. Air Minum

Menurut Kabupaten Lahat dalam Angka 2004, banyaknya air yang disalurkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Kabupaten Lahat tahun 2004 sebesar 1.741.464,72 m³, sedangkan banyaknya air yang terjual sebanyak 1.258.670 m³ atau 72 persen dari total air yang disalurkan. Jumlah pelanggan yang dilayani oleh PDAM Kabupaten Lahat pada tahun 2004 sebanyak 5.127 pelanggan, yang terdiri dari rumah tempat tinggal 4.594 pelanggan, badan sosial 54 pelanggan, instansi pemerintah 111 pelanggan, perusahaan, pertokoan dan industri sebanyak 368 pelanggan. Berdasarkan pengguna air pada tahun 2004 bahwa kelompok rumah tangga merupakan penggunaan air PDAM terbesar yaitu sebanyak 1.064.675 m³ atau sebesar 84,59 persen.

4.3.5. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 1. Perusahaan Perdagangan

Selama tahun 2004, jumlah wajib daftar perusahaan di Kabupaten Lahat sebanyak 92 perusahaan, dari jumlah tersebut 48,9 persen berbentuk perusahaan dagang PD, 21,74 persen berbentuk CV dan 7,61 persen berbentuk PT, sementara sisanya berbentuk koperasi. Sedangkan jumlah pembaharuan wajib daftar perusahaan di Kabupaten Lahat sebanyak 92 perusahaan, yang didominasi oleh perusahaan berbentuk PD sebanyak 45 perusahaan. Selama tahun 2003 SIUP yang diterbitkan sebanyak 272 lembar. Sedangkan pada tahun 2004 banyaknya 490 lembar, ini berarti mengalami kenaikan sebesar 80,14 persen. 141 Jumlah pasar di Kabupaten Lahat selama tahun 2004 sebanyak 59 pasar, yang terdiri dari 51 pasar merupakan jenis pasar kalangan, pasar inpres sebanyak tiga 3 buah dan pasar swadaya lima 5 pasar. Sedangkan jumlah pasar yang mempunyai kapasitas ruko dan kios terbanyak adalah Pasar Lematang yaitu 48 ruko dan 561 kios Uraian sektoral PDRB Kabupaten Lahat, 2004.

2. Hotel

Dalam memberikan pelayanan terhadap wisatawan yang datang ke Kabupaten Lahat, diperlukan tersedianya sarana akomodasi hotel yang memadai. Jumlah hotel di Kabupaten Lahat pada tahun 2004 tercatat sebanyak delapan 8 buah dengan fasilitas kamar dan tempat tidur dari hotel-hotel tersebut tercatat pada tahun 2004 sebanyak 260 buah kamar dan 260 tempat tidur.

4.3.6. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 1. Angkutan Jalan

Kabupaten Lahat pada tahun 2004 memiliki ruas jalan sepanjang 1.076,97 km, berarti mengalami kenaikan kurang lebih 0,65 persen dari tahun sebelumnya. Dari panjang jalan tersebut, sebanyak 48,27 persen sudah diaspal dan 46,15 persen dalam keadaan baik. Sedangkan panjang jembatan tidak mengalami perubahan dibanding tahun sebelumnya yaitu sepanjang 2.140,7 m. Data SK.133 Perumka Lahat tahun 2003, jumlah jembatan, stasiun, perlintasan dan panjang rel kereta api di Kabupaten Lahat yaitu antara lain; 1 panjang rel: 126 km, 2 jembatan: 25 buah, 3 stasiun: 8 buah, 4 perlintasan berpalang: 4 buah, 5 perlintasan tidak berpalang: 15 buah. 142 Jumlah kendaraan yang diuji pada DLLAJ Kabupaten Lahat selama tahun 2004 sebanyak 2.283 kendaraan. Dari jenis kendaraan yang diuji tersebut, mobil barang sebanyak 1.790 kendaraan, mobil bus mencapai 174 kendaraan, mobil penumpang umum sebanyak 258 kendaraan, serta mobil khusus sebanyak 61 kendaraan Kabupaten Lahat dalam Angka, 2004

2. Pos Telekomunikasi dan Media Massa

Menurut Kabupaten Lahat dalam Angka 2004, pada tahun 2004, jumlah surat yang dikirim sebanyak 99.299 surat atau menurun sebesar 66,87 persen dari 165.598 surat yang dikirim tahun 2003. Sedangkan surat yang diterima sebanyak 133.919 surat yang berarti menurun sekitar 71 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 229.040 surat. Aktivitas lain dari kantor pos adalah pengiriman atau penerimaan pos paket serta wesel. Pada tahun 2004, jumlah paket yang dikirim sebanyak 1.180 paket dan yang diterima sebanyak 3.206 paket. Sedangkan pelayanan wesel, jumlah yang diterima sebesar Rp. 9,5 juta sedangkan jumlah yang dibayarkan Rp. 14,29 juta. Pada tahun 2004, kapasitas sentral sambungan telepon sebanyak 5.825 sentral, jumlah pelanggan bisnis 825 pelanggan, rumah tangga 4.987 pelanggan dan sosial 13 pelanggan.

4.3.7. Sektor Keuangan 1. Keuangan Pemerintah Daerah

Menurut uraian sektoral PDRB Kabupaten Lahat 2004, keberhasilan dan kelancaran roda pemerintahan suatu daerah, selain ditunjang oleh sumberdaya manusia yang handal, juga dipengaruhi oleh sumber dana yang memadai yaitu 143 bersumber pada penerimaan daerah dan selanjutnya direalisasikan untuk berbagai kegiatan, baik yang menyangkut kegiatan rutin maupun kegiatan pembangunan. Pada tahun anggaran 2004, penerimaan daerah otonom Kabupaten Lahat mencapai Rp. 351 milyar lebih, jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 10,31 persen dari tahun sebelumnya. Sumber penerimaan terbesar adalah dari bagian pendapatan yang berasal dari pemberian pemerintah subsidi daerah otonom dan atau instansi yang lebih tinggi tercatat sebesar Rp. 193,32 milyar atau sekitar 55,02 persen dari seluruh penerimaan. Pengeluaran daerah yang terdiri dari dua kelompok yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan menunjukkan bahwa dalam tahun anggaran 2004 pengeluaran rutin mencapai Rp. 233,72 milyar lebih, sementara pengeluaran pembangunan sebesar Rp. 60,6 milyar lebih. Dalam tahun anggaran 2004, pengeluaran rutin juga mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, tercatat mencapai Rp. 7,5 milyar rupiah atau naik sebesar 3,32 persen dan pengeluaran pembangunan mengalami penurunan sebesar Rp. 14,6 milyar dari tahun sebelumnya.

2. Pajak Bumi dan Bangunan dan Retribusi

Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan PBB merupakan salah satu sumber dana bagi pembangunan nasional maupun daerah. Jenis objek pajak dibedakan dalam lima kategori mulai dari pedesaan sampai dengan pertambangan. Pada tahun anggaran 2004, wajib pajak mencapai 154.907 objek pajak dengan areal tanah yang terkena pajak seluas 113.194 Ha. Realisasi PBB selama tahun 2003 menunjukkan hasil yang menggembirakan, dimana dari seluruh objek pajak yang ditargetkan sebesar Rp. 51,5 milyar rupiah lebih 144 realisasinya mencapai Rp. 64,7 milyar rupiah lebih atau mencapai 126 persen. Disisi lain jumlah tunggakan yang masih tersisa sampai dengan Desember 2004 tercatat sebesar Rp. 1,07 milyar rupiah dari jumlah ketetapan pajak dimana separuh lebih terdapat pada objek pajak pertambangan non migas.

3. Perbankan

Dari posisi tabungan bank, menunjukkan bahwa jumlah penabung pada tahun 2004 sebanyak 1.037.482 penabung dan jumlah minimal pada tahun 2004 sebesar Rp. 2,02 triliun. Dana perbankan dalam bentuk rupiah pada tahun 2004 bernilai Rp. 3,3 triliun dimana 59,84 persen dalam bentuk giro, 25,21 persen dalam bentuk tabungan dan sisanya dalam bentuk deposito. Selama tahun 2004 juga tercatat jumlah deposito berjangka sebesar Rp. 501,1 milyar. Dari jumlah tersebut, ternyata deposito berjangka satu bulan paling banyak diminati yaitu 97,95 persen dari total deposito.

4. Koperasi

Koperasi di Kabupaten Lahat tahun 2004 tercatat sebanyak 370 buah, dimana 302 berstatus primer dan 68 berstatus KUD. Angka ini menunjukkan bertambahnya jumlah koperasi sebanyak 2 buah dari tahun 2003.

4.3.8. Sektor Bangunan

Sektor bangunan mempunyai peranan yang cukup besar dalam perekonomian Kabupaten Lahat. Kontribusi sektor ini pada tahun 2004 menduduki posisi kelima setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kontribusinya pada tahun 2001 sebesar 9,13 persen, angka tersebut naik menjadi 145 9,29 persen pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2003, angka tersebut naik menjadi 9,47 persen dan pada tahun 2004 mengalami sedikit penurunan menjadi sebesar 9,41 persen. Sejak periode 2001-2003, sektor bangunan merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan meningkat tetapi pada tahun 2004 mempunyai kecenderungan menurun. Hal ini mencerminkan sektor bangunan, walaupun telah mampu bangkit tetapi pertumbuhannya tidak menentu Tinjauan PDRB sektoral Kabupaten Lahat, 2004.

4.3.9. Sektor Jasa-jasa

Sektor jasa-jasa merupakan sektor keempat terbesar dalam membentuk nilai tambah perekonomian dengan memberikan kontribusi sebesar 10,34 persen pada tahun 2001, mengalami penurunan sebesar 10,23 persen di tahun 2002, kemudian di tahun 2003 turun drastis menjadi sebesar 9,99 persen dan menurun kembali di tahun 2004 menjadi 9,95 persen. Sub sektor yang sangat berperan pada sektor ini adalah sub sektor pemerintahan umum yaitu sebesar 8,45 persen sedangkan sisanya 3,05 persen disumbang oleh sub sektor jasa swasta.

4.4. Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Lahat

Secara umum pelaksanaan otonomi daerah diatur UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Kedua undang-undang ini menetapkan bahwa pelaksanaan efektifnya paling lambat dilakukan pada bulan Mei 2001 atau dua tahun sejak diundangkan. Kemudian ketetapan MPR 146 No.IVMPR2000 merekomendasikan bahwa bagi daerah yang sanggup melaksanakan otonomi daerah secara penuh tuntas dapat segera memulai pelaksanaannya terhitung 1 Januari 2000 yang tercermin dalam APBN dan APBD sedangkan bagi daerah yang belum mempunyai kesanggupan penuh dapat memulainya secara bertahap. Mulai 1 Januari 2001 Kabupaten Lahat melaksanakan otonomi daerah secara bertahap karena masih diperlukan persiapan-persiapan baik itu berupa rumusan kewenangan yang nantinya akan diterapkan di Kabupaten Lahat. Sejauh ini pemerintah Kabupaten Lahat telah menetapkan berbagai kebijakan yang terkait dengan pengembangan sektoral dalam rangka otonomi daerah, seperti pada sektor pertanian, sektor ketenagakerjaan dan sektor pendidikan. Dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 membawa perubahan bagi Kabupaten Lahat dalam penetapan kebijakan sektoral. Kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah untuk mengatur pemerintahan daerahnya sendiri membuat pemerintah Kabupaten Lahat berupaya untuk mengelola dan menggali potensi daerah yang dimiliki serta membuat beberapa kebijakan terkait dengan upaya pengelolaan tersebut. Kebijakan sektoral tersebut meliputi sektor pertanian, sektor perindustrian dan perdagangan, sektor ketenagakerjaan, sektor pendidikan, sektor pariwisata dan sektor keuangan. 147

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Laju pertumbuhan aktual dan kontribusi masing-masing sektor terhadap perekonomian Kabupaten Lahat pada masa otonomi daerah akan dilihat melalui data-data PDRB Kabupaten Lahat dan Propinsi Sumatera Selatan menurut lapangan usaha berdasarkan harga konstan tahun 2000. Pada analisis ini faktor- faktor pertumbuhan dilihat dengan menggunakan analisis shift share. Faktor- faktor tersebut dibagi menjadi komponen pertumbuhan regional, komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah. Berdasarkan konsep perencanaan wilayah Budiharsono, 2001, Kabupaten Lahat dapat dikategorikan sebagai wilayah administratif yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintah atau politik seperti Kabupaten, Kecamatan, Desa, Kelurahan serta RT dan RW. Pengelolaan lingkungannya memerlukan kerjasama dari satuan wilayah administrasi yang terkait.

5.1. Analisis PDRB Kabupaten Lahat dan PDRB Propinsi Sumatera

Selatan pada Masa Otonomi Daerah. Pada masa otonomi daerah 2001-2004, Kabupaten Lahat yang merupakan wilayah administratif mengalami pertumbuhan sektor-sektor perekonomian yang cenderung meningkat dan secara umum nilai PDRB yang dihasilkan selama kurun waktu tersebut juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001, nilai riil PDRB Kabupaten Lahat atas dasar harga konstan tahun 2000 adalah sebesar Rp. 2,09 triliun dan sebesar Rp. 2,40 triliun pada tahun 2004, sehingga