4.5.2 Parameter pertumbuhan
Hasil analisis frekuensi panjang menggunakan metode Tanaka menghasilkan 3 kelompok umur, yaitu kelompok umur pertama lebih muda dari kelompok umur
berikutnya sejalan dengan semakin penjangnya ukuran ikan. Dari hasil analisis garis pertumbuhan berdasarkan metode Tanaka yang dilanjutkan dengan analisis
metode Plot Ford-Walford di peroleh nilai dugaan parameter pertumbuhan Von Bartalanffy dari ikan layang biru di perairan Maluku Utara yang di sajikan pada
Tabel 20. Tabel 20 Nilai dugaan parameter pertumbuhan ikan layang biru di
perairan Maluku Utara Parameter pertumbuhan
Jenis kelamin ikan L
∞
L inf K bulan
t Layang jantan
330,34 0,33
-0,21 Layang betina
335,73 0,39
-0,25
Dengan demikian diperoleh persamaan pertumbuhan ikan layang biru masing-masing sebagai berikut:
Lt = 330,34
[
1- e
-0,33 t + 0,21
]
untuk ikan layang biru jantan Lt
= 335,73
[
1- e
-0,39 t + 0,25
]
untuk ikan layang biru betina
Nilai dugaan parameter pertumbuhan yang diperoleh mengekspresikan hubungan pola pertumbuhan dan umur maksimum dari populasi ikan layang biru
jantan dan betina di perairan Maluku Utara yang secara jelas dapat digambarkan dalam bentuk kurva pertumbuhan yang disajikan pada Gambar 23.
50 100
150 200
250 300
350
4 8
12 16
20 24
28 32
36 40
44 48
Umur bulan P
a nj
a n
g To ta
l m
m
L inf Jantan = 330.34 mm L inf Betina = 335.73 mm
Gambar 23 Pertumbuhan panjang layang biru D. macarellus jantan dan betina di perairan Maluku Utara, bulan Januari - Mei
2008.
4.5.3 Hubungan panjang berat
Hasil analisis hubungan panjang berat ikan layang biru yang di hitung secara terpisah jantan dan betina selanjutnya di masukkan ke dalam logaritma
dengan persamaan linier sederhana sesuai dengan Effendie 1997, di peroleh model pertumbuhan : Log W = -3.2619 + 2.2853 Log L untuk ikan jantan
dan Log W = -4.9068 + 2.9809 Log L untuk ikan betina dengan nilai r 0,763 untuk ikan jantan dan 0,801 untuk ikan betina Tabel 21 .
Tabel 21 Hasil analisis hubungan panjang berat ikan layang biru D. macarellus di perairan Maluku Utara, Januari – Mei 2008
Parameter Ikan jantan
Ikan betina Gabungan jantan + betina
Jumlah contoh n 645
1355 2000
Kisaran L mm 211 - 311
215 - 315 211 - 315
Intercept a -3.2619
-4.9068 -4.3210
Slope b 2.2853
2.9809 2.7336
R Square R
2
0.7635 0.8010
0.7661
Log W = - 3.2619 + 2.2853 Log L R
2
= 0.7635
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00
2.30 2.32
2.34 2.36
2.38 2.40
2.42 2.44
2.46 2.48
2.50 2.52
Panjang Log L B
e ra
t Log
W
Log W = - 4.9068 + 2.9809 Log L R
2
= 0.801 0.00
0.50 1.00
1.50 2.00
2.50 3.00
2.32 2.34
2.36 2.38
2.40 2.42
2.44 2.46
2.48 2.50
2.52
Panjang Log L B
e ra
t L o
g W
Nilai r pada penelitian ini mengandung arti bahwa adanya keeratan hubungan antara panjang dan berat tubuh dari ikan layang. Nilai koefisien regresi
b yang diperoleh menunjukkan keseimbangan pertumbuhan panjang dan berat ikan. Dari model pertumbuhan yang dihasilkan, diperoleh nilai b slope untuk
ikan layang biru jantan maupun betina lebih kecil dari 3 b 3. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan layang biru di perairan Maluku Utara
berpola ”Alometrik Minor, yang mengandung arti pertumbuhan panjang tubuh ikan lebih cepat dari pertumbuhan beratnya. Model hubungan panjang berat ikan
layang biru jantan dan betina di perairan Maluku Utara disajikan pada Gambar 24. a jantan
b betina
Gambar 24 Hubungan panjang berat ikan layang biru D. macarellus jantan a dan betina b di perairan Maluku Utara,
Januari - Mei 2008.
4.5.4 Tingat kematangan gonad