oleh karena itu ada empat aspek yang harus dipenuhi oleh suatu jenis teknologi penangkapan ikan yang akan dikembangkan, yaitu : 1 bila ditinjau dari segi
biologi tidak merusak atau mengganggu kelestarian sumberdaya, 2. Secara teknis efektif digunakan, 3 dari segi sosial dapat diterima masyarakat nelayan,
4 secara ekonomi teknologi tersebut bersifat menguntungkan. Satu aspek tambahan yang tidak dapat diabaikan yaitii adanya izin dari pemerintah kebijakan
dan peraturan pemerintah. Apabila pengembangan perikanan di suatu wilayah perairan ditekankan pada
perluasan kesempatan kerja, maka menurut Monintja 1987, teknologi yang perlu dikembangkan adalah jenis unit penangkapan ikan yang relatif dapat menyerap
tenaga kerja banyak, dengan pendapatan per nelayan memadai. Selanjutnya menurut Monintja 1987, dalam kaitannya dengan penyediaan protein untuk
masyarakat Indonesia, maka dipilih unit penangkapan ikan yang memiliki produktifitas unit serta produktifitas nelayan per tahun yang tinggi, namun masih
dapat dipertanggung jawabkan secara biologis dan ekonomis.
2.3 Usaha Perikanan yang Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi
yang akan datang. Konsep pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang mengintegrasikan masalah ekologi, ekonomi, dan sosial Munasinghe 2002.
Selanjutnya dikatakan konsep pembangunan berkelanjutan harus berdasarkan pada empat faktor, yaitu: 1 terpadunya konsep equity lingkungan dan ekonomi
dalam pengambilan keputusan; 2 dipertimbangkan secara khusus aspek ekonomi; 3 dipertimbangkan secara khusus aspek lingkungan; dan 4
dipertimbangkan secara khusus aspek sosial budaya. Monintja 1997, menyatakan bahwa kriteria usaha perikanan yang
berkelanjutan adalah : 1
Menerapkan teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan. 2
Jumlah hasil tangkapan tidak melebihi jumlah tnagkapan yang diperbolahkan.
3 Investasi rendah.
4 Penggunaan bahan bakar minyak rendah.
5 Memenuhi ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
Pengembangan usaha perikanan haruslah ditinjau secara bio-technico- socio-economic aproach
. Hal ini berarti bahwa pengembangan suatu alat tangkap dalam usaha perikanan harus mempertimbangkan hal-hal berikut
Kasteven, 1973 diacu dalam Simbolon, 2003 Menurut Monintja 1997, perlu ada pertimbangan dalam pemilihan suatu
teknologi yang tepat untuk diterapkan di dalam pengembangan usaha perikanan. Pertimbangan dimaksud dapat dikelompokkan menjadi teknologi
penangkapan ikan ramah lingkungan, teknologi penangkapan ikan yang secara teknis, ekonomis, mutu dan pemasaran menguntungkan dan kegiatan
penangkapan ikan berkelanjutan.
2.4 Determinasi Usaha Perikanan Tangkap
Tujuan determinasi unit penangkapan ikan adalah untuk mendapatkan jenis alat tangkap ikan yang mempunyai keragaan performance yang baik ditinjau
dari aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi, sehingga merupakan alat tangkap yang cocok untuk dikembangkan. Haluan dan Nurani 1988 mengemukakan
bahwa untuk menentukan unit usaha perikanan tangkap pilihan digunakan metoda skoring. Penilaian metoda skoring mencakup analisis terhadap aspek-aspek
sebagai berikut : 1
Aspek biologi mencakup : lama waktu musim penangkapan ikan dan musim ikan dengan melihat jumlah bulan musim ikan yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan nelayan dan melihat mesh size jaring yang digunakan untuk menganalisa selektivitas alat tangkap.
2 Aspek teknis mencakup: produksi per trip, produksi per tenaga kerja dan
produksi per tenaga penggerak kapal. 3
Aspek sosial meliputi: jumlah tenaga kerja per unit penangkapan dan pendapatan nelayan per unit penangkapan serta kemungkinan kepemilikan
unit penangkapan ikan oleh nelayan yang diperoleh dari pendapatan nelayan per tahun dibagi investasi dari unit penangkapan.
4 Aspek ekonomi mencakup: analisis aspek ekonomi dan finansial yaitu
meliputi penerimaan kotor per tahun, penerimaan kotor per tenaga kerja dan penerimaan kotor per tenaga penggerak kapal. Sedangkan untuk analisis
finansial meliputi penilaian dengan Net Present Value NPV, Benefit Cost Ratio
Net BC dan Internal Rate of Return IRR. Prinsip dasar untuk penentuan berdasarkan cara skoring terhadap unit
perikanan tangkap adalah untuk penilaian pada kriteria yang mempunyai satuan berbeda dan penilaiannya dilakukan secara subjektif. Penilaian terhadap semua
kriteria secara terpadu dan dilakukan standarisasi nilai dari kriteria masing-masing unit penangkapan ikan. Kemudian skor tersebut dijumlahkan, makin besar jumlah
skor berarti lebih baik atau efisien dan sebaliknya Mangkusubroto dan Trisnadi, 1985.
2.5 Konsep Dasar Sistem Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan