aij = Parameter fungsi kendala ke-i pada variabel keputusan ke-j kendala Xj = Variabel putusan ke-j jumlah unit penangkapan
Xj, DAi dan DBi 0, untuk I = 1,2,….,m dan j =1,2….,n
3.4.4 Analisis Parameter populasi ikan layang biru Decapterus macarellus
3.4.4.1 Analisis parameter pertumbuhan
Untuk menduga pertumbuhan ikan layang biru terlebih dahulu ditentukan frekuensi panjang ikan. Selanjutnnya di tentukan kelompok umur ikan dengan
metode Tanaka. Hasil pengelompokkan Cohort terhadap data frekuensi panjang diperoleh panjang rata-rata dari tiap kelempok umur. Nilai panjang rata-rata
tersebut kemudian diplot terhadap umur seingga dioeroleh bentuk kurva pertumbuhannya.
Pendugaan nilai koefisien pertumbuhan K dan panjang infinity L
∞
diperoleh berdasarkan pada metode Ford-Walford Sparre et al., 1992, yaitu dengan cara meregresikan panjang ikan pada umur t L
t
dengan panjang ikan pada umur t+1 L
t
+1, sehingga didapat persamaan parameter pertumbuhan K= -Ln.b dan L
∞
= a1-b. Kemudian untuk menghitung nilai t
o
yang merupakan umur teoritis ikan digunakan rumus empiris Pauly, 1983 yaitu :
Log -t
o
= -03922 – 0,2752 log L
∞
- 1,038 log K Setelah mengetahui nilai-niali K, L
∞
dan t
o
, dapat ditentukan model pertumbuhan dan hubungan umur - panjang ikan layang biru di perairan Maluku
Utara dengan memasukkan nilai-nlai parameter pertumbuhan tersebut ke dalam model pertumban Von Bartalanffy sebagai berikut:
1
t t
K
e L
Lt
− −
∞
− =
Keterangan : Lt
= panjang ikan pada saat umur t L
∞
= panjang infinity K =
koefisien pertumbuhan
t = waktu
t
o
= umur pada saat panjangnya sama dengan nol.
3.4.4.2 Analisis hubungan panjang berat
Hubungan panjang-berat dilakukan secara terpisah antara ikan contoh jantan dan betina. Perhitungan hubungan panjang-berat mengacu pada rumus Effendie
1979, yaitu : W = a L
b
Keterangan : W = Berat tubuh gram
L = Panjang total cm
a dan b = Konstanta
Selanjutnya nilai a dan b diperoleh dengan merubah parameter di atas ke dalam bentuk aditif melalui transformasi logaritma sehingga terbentuk persamaan
regrasi linier sederhana sebagai berikut: Log W= Log a
bLogL +
Untuk melihat apakah model regresi linier tersebut dapat digunakan sebagai penduga hubungan berat tubuh dengan panjang total, model diuji dengan analisis
keragaman yaitu: Sumber
Derajat Jumlah
Kuadrat F hitung
F tabel Keragaman
Bebas Kuadrat
Tengah 5 1
Regresi 1
∑ ∑ ∑
− n
y x
xy b
. JKRdbR KTRKTG
Galat n-2 JKTJKR
Total n-1
2 2
∑ ∑
− n
y y
JKGdbG Untuk menguji nilai b terhadap 3, dilakukan menurut kaidah Calender diacu
dalam Effendie 1979 yaitu :
2 2
2
.
∑ ∑ ∑
∑
= x
xy x
y d
1 .
2 2
− =
∑
n x
y d
yx S
∑
=
2 2
2
. x
x y
S b
S
b S
Sb
2
=
Sb b
thit −
= 3
Menurut Ricker 1975, jika nilai b 3 atau b 3, disebut pola pertumbuhan alometrik, dan jika b = 3 disebut pola pertumbuhan isometrik.
3.4.4.3 Metode pengamatan tingkat kematangan gonad