pertumbuhan kemontokan, dan perubahan dari lingkungan serta baik digunakan terutama untuk ikan-ikan yang besar. Namun, kelemahan dari perhitungan ini
yaitu hanya berlaku untuk sementara waktu saja Reinthal, P J. Stegen, 2005.
2.6.5 Tingkat kematangan gonad
Effendie 1992, menyatakan bahwa tingkat kematangan gonad adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan memijah. Pertumbuhan
ikan akan menjadi lambat pada saat mulai matang gonad karena sebelum terjadi pemijahan, sebagian besar hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad.
Gonad semakin bertambah berat bersamaan dengan semakin bertambah besar ukurannya, termasuk diametar telur . Selanjutnya dikatakan bahwa berat gonad
akan bertambah maksimum sesaat ikan berpijah, kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan berlangsung sampai selesai. Untuk
mengetahui perubahan gonad secara kuantitatif dinyatakan dengan indeks kematangan gonad.
Menurut Devados 1969 diacu dalam Soumokil 1996, pengetahuan tentang tingkat kematangan gonad perlu untuk mengetahui musim-musim ikan
memijah, sehingga penangkapannya dapat dikontrol. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat kematangan gonad ikan yaitu mengukur perbandingan
panjang gonad dengan rongga tubuh body cavity, disamping mengetahui warna gonad, pembuluh darah dan butir-butir di dalamnya Effendie, 1992.
2.6.6 Indeks kematangan gonad
Proses sebagain besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad. Berat gonad akan semaki bertambah dan mencapai maksimum ketika ikan itu
akan memijah, kemudian berat ikan akan menurun setelah pemijahan. Perubahan- perubahan kondisi gonad ini dinyatakan dengan suatu indeks, yaitu Indeks
Kematangan Gonad atau ”matuarity indeks” Ganaisa dan Djamali, 1983. Secara umum Indeks Kematangan Gonad sangat bervariasi menurut panjang
tubuh maupun tingkat kematangan gonadnya, namun terdapat kecenderungan hubungan yang positif antara indeks gonad dengan tingkat kematangannya. Indeks
Kematangan Gonad akan semakin tinggi mengikuti perkembangan kematangan seksual gonad karena makin bertambahnya berat gonad Suwarso et al., 1988.
2.6.7 Fekunditas
Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam biologi perikanan. Fekunditas ikan telah
dipelajari bukan saja merupakan salah satu aspek dari natural history, tetapi sebenarnya ada hubungannya dengan studi dinamikan populasi , sifat-sifat rasial,
produksi dan persoalan stok-rekruitmen Bagenal 1978 diacu dalam Effendie 1979. Dari fekunditas secara tidak langsung kita dapat menaksir jumlah anak
ikan yang akan dihasilkan dan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan.
Talah banyak usaha-usaha untuk menerangkan dan membuat definisi mengenai fekunditas. Menurut Nikolsky 1963 diacu dalam Effendie 1992
jumlah telur yang terdapat dalam ovari ikan dinamakan fekunditas individu, fekunditas mutlak atau fekunditas total. Adapun pengertian fekunditas total
menurut Royce 1972 diacu dalam Effendie 1992 adalah jumlah telur yang dihasilkan ikan selama hidup. Selanjutnya dikemukakan yang dimaksud dengan
fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan berat atau panjang. Nikolsky
1963 diacu
dalam Effendie 1992 menyatakan ikan-ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas relatif lebih kecil. Umumnya
fekunditas relatif lebih tinggi dibanding dengan fekunditas individu. Fekunditas relatif akan menjadi maksimum pada golongan ikan yang masih muda.
Tiews et al
., 1972 diacu dalam Soumokil 1996 mengatakan bahwa ikan Decapterus spp
umumnya bertelur pada malam hari sekitar pukul 22.00 – 24.00 dan menetas pada keesokan harinya sekitar pukul 09.00. Pemijahan ikan layang
umunya terjadi di perairan sekitar pulau-pulau karang. Pemijahan ini berlangsung relatif lama dan bersifat seagian-sebagian partial spawning.
2.7 Alat Tangkap Ikan Layang