Musim Penangkapan Ikan Sustainable Development Pattern of Scad Resources (Decapterus spp) in North Maluku Waters

terdapat variabel deviasional dalam fungsi kendala. Variasi tersebut berfungsi untuk menampung penyimpangan hasil penyelesaian terhadap sasaran yang hendak dicapai, dimana dalam proses pengolahan model tersebut jumlah variabel deviasional akan diminimumkan di dalam fungsi tujuan.

2.10 Musim Penangkapan Ikan

Ikan layang dalam keadaan dewasanya tinggal di lautan atau di perairan teluk. Puncak produksi ikan layang di Laut Jawa terjadi dua kali dalam setahun yang kurang lebih jatuh pada bulan Januari-Maret dan Juli-September. Puncak- puncak musim ini dapat berubah maju atau mundur sesuai dengan perubahan musim. Di perairan sebelah timur Pulau Seribu layang mulai tertangkap pada akhir Juni atau sampai awal Juli berukuran kecil. Pada pekan-pekan berikutnya ikan layang menjadi besar hingga mencapai ukuran lebih 15 cm dan produksinyapun meningkat. Menurut Mubarak, 1972 diacu dalam Djamali, 1995 yang telah melakukan penelitian layang di perairan Tegal dan mendapatkan jenis Decapterus russelli sebanyak 88 dan Decapterus macrosoma 12. Puncak musim penangkapan terjadi pada bulan April-Mei dan bulan Oktober-November. Produksi pada bulan Oktober-November lebih besar daripada bulan April-Mei. Pengamatan yang dilakukan Lembaga Oseanologi Nasional LIPI di perairan seperti Labuhan, Kota Agung Lampung, Ujung Pandang, Kendari, Pulau MasaLembu, Pulau Bawean, Tegal, Tuban, Situbondo, Banyuwangi, dan Muncar jumlah hasil tangkapan baru tercatat pada musim peralihan dan musim timur untuk jenis layang Decapterus russelli. Menurut catatan Hardenberg, 1937 diacu dalam Djamali, 1995 layang di Laut Jawa tertangkap dalam jumlah banyak pada puncak musim timur. Pada saat itu layang sudah berukuran besar dan musim relatif tenang memungkinkan nelayan tradisional menangkap ikan ini di laut yang agak jauh dari daratan. Fluktuasi hasil tangkapan dipengaruhi oleh keberadaan ikan, jumlah upaya penangkapan dan tingkat keberhasilan operasi penangkapan. Respon ikan terhadap musim antara lain akan mendekati atau menjauhi suatu daerah, mudah atau sulit untuk ditangkap, menyebar atau bergerombol dan terjadinya perubahan stok perikanan karena kondisi oseanografi. Respon upaya penangkapan ikan terhadap musim di antaranya adalah banyaknya ikan yang ditangkap, keadaan cuaca dan keuntungan yang diperoleh. Hasil tangkapan tidak hanya dipengaruhi oleh kelimpahan ikan pada suatu saat, tetapi bergantung juga pada jumlah unit dan efisiensi unit alat tangkap, lamanya operasi penangkapan dan ketersediaan ikan yang akan ditangkap Laevastu and Favorite 1988. Untuk dapat melakukan operasi penangkapan dengan efisien diperlukan adanya informasi yang tepat seperti saat musim penangkapan yang baik. Informasi mengenai pola musim penangkapan digunakan untuk menentukan waktu yang tepat dalam operasi penangkapan. Perhitungan pola musim penangkapan menggunakan data hasil tangkapan dan upaya penangkapan bulanan. Pola musim penangkapan seperti halnya data 1ainnya yang bersifat musiman dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan metode rata-rata bergerak moving average yang dikemukakan oleh Dajan 1986. Lebih lanjut Dajan 1986 menyatakan keuntungan menggunakan metode rata-rata bergerak yaitu dapat mengisolasi fluktuasi musiman sehingga dapat menentukan saat yang tepat untuk melakukan operasi penangkapan dan dapat menghilangkan trend atau kecenderungan yang bisa dijumpai pada metode deret waktu. Kerugian dari metode ini adalah tidak dapat menghitung pola musim penangkapan sampai tahun terakhir data.

2.11 Penelitian Tentang Perikanan Layang