model deskriptif yaitu berdasarkan nilai keragaan optimal dari komponen perikanan layang dan hubungan dari kompenen-komponen tersebut yang di
peroleh pada sub - sub bab sebelumnya.
3.4.1 Metode skoring dan fungsi nilai
Pemilihan jenis teknologi penangkapan ikan yang sesuai untuk dikembangkan dilakukan dengan analisis aspek biologi, teknis, sosial dan
ekonomi. Jenis unit penangkapan ikan yang terdapat di lokasi penelitian, ditetapkan dengan pertimbangan jumlah unit banyak, jumlah unit sedikit tetapi
hasil tangkapan totalnya besar dan jumlah maupun hasil tangkapan totalnya sedikit tetapi nilai dari hasil tangkapannya tinggi.
Penilaian dari aspek-aspek tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa 1 ditinjau dari segi biologis, teknologi penangkapan yang akan dikembangkan tidak
merusak atau mengganggu kelestarian sumberdaya perikanan, 2 secara teknis, efektif untuk dikembangkan, 3 dari segi sosial, dapat diterima masyarakat
nelayan, 4 secara ekonomis teknologi bersifat menguntungkan, dan 5 tidak merusak lingkungan
Selanjutnya dari masing-masing aspek tersebut ditentukan suatu kriteria penilaian. Kriteria untuk aspek biologis adalah melalui ukuran alat tangkap ,
waktu dan musim penangkapan ikan, kriteria untuk aspek teknis adalah produksi per tahun, produksi per trip, produksi per jam operasi, produksi per tenaga kerja
dan produksi per tenaga penggerak kapal. Kriteria untuk aspek sosial adalah melalui penerimaan nelayan per unit penangkapan ikan, jumlah tenaga kerja per
unit penangkapan ikan serta kemungkinan kepemilikannya. Kritreia aspek ekonomi meliputi penerimaan kotor per tahun, penerimaan kotor per trip,
penerimaan kotor per tenaga kerja dan penerimaan kotor per penggerak kapal. Kelayakan finansial dihitung berdasarkan aspek kriteria Net Present Value NPV,
Benefit Cost Ratio BC dan Internal Rate of Return IRR, Break Even Point
BEP
. Kriteria-kriteria yang sering digunakan untuk menilai kelayakan finansial
suatu usaha dalam analisis biaya manfaat Cost-Benefit Analysis adalah sebagai berikut :
1 Net Present Value NPV
Net present
value NPV digunakan untuk menilai manfaat investasi, yaitu
berapa nilai kini present value dari manfaat bersih proyek yang dinyatakan dalam rupiah . Proyek dinyatakan layak untuk dilanjutkan apabila NPV 0,
sedangkan apabila NPV 0, maka investasi dinyatakan tidak menguntungkan yang berarti proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Pada keadaan ini
nilai NPV = 0 maka berarti pada proyek tersebut hanya kembali modal atau tidak untung dan juga tidak rugi. Menurut Kadariyah 1978, rumus yang digunakan
untuk menghitung NPV adalah:
∑
=
+ −
=
n t
t t
i C
B NPV
1
1 dimana : B = benefit; C = coast; i = discount rate dan t = periode.
2 Internal Rate Return IRR
IRR merupakan suku bunga maksimal sehingga NPV bernilai sama dengan nol, jadi keadaan batas untung rugi. IRR dapat disebut juga sebagai nilai discount
rate t yang membuat NPV dari suatu proyek sama dengan nol. Oleh karena itu
IRR juga dianggap sebagai tingkat keuntungan bersih atau investasi, dimana benefit bersih yang positif ditanam kembali pada tahun berikutnya dan
mendapatkan tingkat keuntungan yang sama dan diberi bunga selama sisa umur proyek. Menurut Kadariyah 1978, IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
− −
+ =
− +
+ −
+
+
NPV NPV
NPV i
i i
IRR
NPV NPV
NPV
Keterangan: i = discount rate; =
+ NPV
i discount rate
dimana NPV masih positif =
− NPV
i discount rate
dimana NPV sudah negatif
3 Net Benefit-Cost Ratio Net BC
Net benefit-cost ratio Net BC merupakan perbandingan dimana sebagai
pembilang terdiri atas present value total yang bernilai positif, sedangkan sebagai penyebut terdiri atas present value total yang bernilai negatif, yaitu biaya kotor
lebih besar daripada manfaatbenefit kotor. Menurut Kadariyah 1978, Net benefit-cost ratio
dapat dihitung sebagai berikut:
∑
12 1
1
t t
t t
t
C B
i C
B −
− −
∑
12 1
1
t t
t t
t
C B
i C
B −
− −
Ketarangan: B = benefit; C = cost; i = discount; t = periode Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai BC akan terhingga bila paling
sedikit ada satu nilai B
t
-C
t
yang bernilai negatif. Pada saat NPV = 0 maka nilai Net BC = 1, dan apabila NPV 0 maka Net BC akan bernilai 1. Dengan
demikian apabila Net BC ≥ 1 menunjukkan bahwa suatu proyek layak untuk
dilanjutkan, sedangkan bila Net BC 1 merupakan tanda tidak layaknya suatu proyek.
4 Break Even Point BEP
Break Even
Point dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu; 1. Atas Unit, dan
2. Atas dasar nilai jual dalam rupiah Riyanto 1991. 1
Analisis Break Even Point atas dasar produksi banyaknya hasil tangkapan dapat dilakukan dengan rumus :
Biaya tetap x produksi BEP Kg =
Hasil penjualan - Biaya variabel 2
Analisis Break Even Point atas dasar harga jual dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Analisis aspek ekonomi dapat dijabarkan menjadi aspek ekonomi kriteria efisiensi usaha. Aspek ekonomi kelayakan usaha meliputi kriteria Net BC X
1
, BEP X
2
, dan IRR X
3
dan Payback-Period X
4
. Selanjutnya untuk analisis keramahan lingkungan untuk beberapa subkriteria
meliputi yaitu mempunyai selektivitas yang tinggi X
1
, tidak merusak habitat BEP Rp
Biaya tetap Biaya variabel
1 - Hasil penjualan
Net B-C ratio =
X
2
, menghasilkan ikan berkualitas tinggi X
3
, tidak membahayakan nelayan X
4
, produksi tidak membahayakan konsumen X
5
, by-catch rendah X
6
, dampak ke biodiversity X
7
, tidak membahayakan ikan-ikan yang dilindungi X
8
, dapat diterima secara sosial X
9
. Penilian pada kriteria yang mempunyai satuan berbeda dan penilaian secara
subjektif dilakukan dengan skoring. Skoring diberikan dengan nilai terendah sampai tertinggi. Untuk nilai tertinggi diberikan urutan prioritas 1 begitu sampai
seterusnya. Untuk menilai semua kriteria atau aspek digunakan nilai tukar, sehingga semua nilai mempunyai standar yang sama. Unit usaha yang mempunyai
nilai tinggi berarti lebih baik dari pada yang lain. Untuk menghindari pertukaran yang terlalu banyak, maka digunakan fungsi nilai yang menggambarkan
preferensi pengambil keputusan dalammenghadapi kriteria majemuk. Untuk penilaian pada seluruh kriteria secara terpadu dilakukan standarisasi
nilai dengan metode fungsi nilai Kuntoro dan Listiarini, 1983 diacu dalam Haluan dan Nurani, 1988. Rumus fungsi nilai sebagai berikut:
V X =
1
X X
X X
− −
V A =
∑
− n
i i
i
X V
1
, i = 1,2,3 Keterngan :
V X = Fungsi nilai dari variabel X X
= Nilai variabel X X
1
= Nilai tertinggi pada kriteria X X
= Nilai terendah pada kriteria X V A = Fungsi nilai alternatif A
V X = Fungsi dari alternatif pada kriteria ke-i
3.4.2 Model surplus produksi dan bio-ekonomi Gordon-Schaefer 1