Tingkat kemiskinan Kondisi Umum Perikanan Tangkap Indonesia

24

2.1.4 Tingkat kemiskinan

Fauzi 2005 mendeifinisikan kemiskinan sebagai suatu keadaan dimana seseorang atau masyarakat tidak mampu mencapai kecukupan dalam hal kebutuhan dasar manusia, khususnya menyangkut kebutuhan fisik yakni pangan dan bukan pangan pakaian, perumahan dan jasa. Secara anatomis, pada dasarnya kemiskinan dapat diklasifikasikan dalam 2 katagori yaitu kemiskinan alamiah dan kemiskinan struktural. Kemiskinan alamiah dapat timbul karena faktor alam yang tidak mendukung, misalnya sumberdaya yang langka atau tidak bisa lagi menjadi daya dukung kebutuhan manusia. Kemiskinan struktural terjadi karena struktur sosial yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Birokrasi yang berbelit-belit dan sistem mekanisme pasar yang tidak sehat misalnya merupakan beberapa sebab kemiskinan struktural. Menurut Rasdani 1993, kemiskinan struktural disebabkan oleh kurang modal, kurang pendidikan, tidak punya keahlian yang lebih produktif, tidak punya pendukung yang kuat dalam masyarakat dan tidak punya semangat untuk memperbaiki nasibnya. Selain itu, tidak punya kemampuan dari dalam untuk mengembangkan diri, posisinya lemah dan pasrah sehingga tercipta kebudayaan kemiskinan culture of poverty. Kusnadi 2002 menyatakan bahwa kemiskinan dan tekanan sosial ekonomi yang dihadapi nelayan berakar pada faktor kompleks yang saling terkait. Faktor tersebut diklasifikasikan ke dalam faktor alami dan faktor non-alami. Faktor alamiah berkaitan dengan fluktuasi musim penangkapan dan struktur alamiah sumberdaya ekonomi desa. Faktor non-alamiah, berkaitan dengan keterbatasan daya jangkau teknologi penangkapan, ketimpangan dalam sistem bagi hasil dan tidak adanya jaminan sosial yang pasti, lemahnya penguasaan jaring pemasaran dan modernisasi perikanan yang telah berlangsung sejak seperempat abad terakhir ini. Kusnadi 2002 mengklasifikasikan tingkat kemiskinan berdasarkan nilai konsumsi total 9 bahan pokok dalam setahun yang dinilai dengan harga setempat. Kebutuhan hidup minimum yang dipergunakan sebagai tolok ukur adalah 100 kg beras, 15 kg ikan asin, 6 kg gula pasir, 6 kg inyak goreng, 9 kg garam, 60 liter 25 minyak tanah, 20 batang sabun, 4 meter tekstil kasar dan 2 meter batik kasar. Besarnya standar kebutuhan hidup minimum per kapita per tahun dijadikan sebagai garis batas kemiskinan. Tingkat kemiskinan tersebut dibagi dalam beberapa katagori sebagai berikut: 1 Tidak miskin, apabila pendapatan per kapita per tahun lebih besar dari 200 dari nilai total 9 bahan pokok dalam setahun. 2 Hampir miskin, apabila pendapatan per kapita per tahun antara 125-200 dari nilai total 9 bahan pokok dalam setahun. 3 Miskin, apabila pendapatan per kapita per tahun antara 75-125 dari nilai total 9 bahan pokok dalam setahun. 4 Miskin sekali, apabila pendapatan per kapita per tahun lebih kecil dari 75 dari nilai total 9 bahan pokok dalam setahun.

2.1.5 ”The tragedy of the commons” akar penyebab kemiskinan nelayan