Kesimpulan Pendahuluan Keragaan pembangunan perikanan tangkap suatu analisis program pemberdayaan nelayan kecil

130 kebijakan publik, maka kedua unsur penting tersebut perlu dikemas dalam suatu kelembagaan yang memadai yaitu yang bersifat menaungi dan mengakomodasi semua kepentingan stakeholders . Walaupun seperti digambarkan bahwa tingkat pengaruh yang paling tinggi adalah kemampuan berbisnis individu, kemudian kebijakan publik, dan rekayasa kelembagaan, namun pada pelaksanaanya harus dilakukan secara bersama-sama. Hal ini digambarkan bahwa disamping semua berbeda nyata, ketiganya juga berhubungan. Berkaitan dengan tingkat ketergantungan daerah terhadap sektor perikanan, ternyata hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara dua daerah kajian. Kabupaten Indramayu yang memiliki ketergantungan terhadap perikanan lebih tinggi dibandingkan kabupaten Cirebon, ternyata keragaan perikanan tangkapnya juga dipengaruhi oleh variabel perekayasaan kelembagaan, sama seperti kondisi perikanan tangkap di Cirebon. Lemahnya akses permodalan pada masyarakat perikanan diduga merupakan faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan perikanan. Perekayasaan kelembagaan merupakan energi baru atas kemandegan sistem yang ada. Adanya sokongan pendanaan ke dalam kelembagaan baru tersebut, akan mempercepat proses pemberdayaan masyarakat sehingga kesadaran untuk berproduksi dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik.

5.4 Kesimpulan

1 Sekitar 53-58 responden, baik di Cirebon maupun Indramayu memberikan penilaian baik 4 dan 5 skala Likert terhadap keragaan pembangunan perikanan tangkap PEMP. 2 Sekitar 30-35 responden baik di Cirebon maupun Indramayu memberikan penilaian baik 4 skala Likert terhadap kebijakan publik. 3 Sekitar 40-50 responden baik di Cirebon maupun Indramayu memberikan penilaian baik 4-5 skala Likert terhadap perekayasaan kelembagaan. 131 4 Baik di Indramayu maupun di Cirebon, variabel Koperasi LEPP-M3 memberikan pengaruh yang paling besar terhadap variabel perkayasaaan kelembagaan dibandingkan dengan indikator lainnya. 5 Reponden yang mempunyai pengalaman, pengetahuan dan keberanian bisnis yang baik 4-5 skala Likert, di Cirebon sekitar 40-50, dan Indramayu sekitar 42-62 6 Faktor kebijakan publik, rekayasa kelembagaan, dan kemampuan berbisnis individu baik di Cirebon maupun Indramayu secara signifikan mempengaruhi keragaan pembangunan perikanan tangkap. 7 Terdapat korelasi antar faktor yang mempengaruhi keragaan pembangunan perikanan tangkap. Hal ini mengindikasikan perlunya kebijakan yang bersifat komprehensif. 132 6 PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERIKANAN DALAM PENINGKATAN KERAGAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN TANGKAP

6.1 Pendahuluan

Setelah memahami, pengaruh dan hubungan kebijakan publik, perekayasaan kelembagaan, kemampuan berbisnis individu, terhadan keragaan pembangunan perikanan tangkap skala kecil seperti telah dibahas pada Bab 5, pada Bab ini akan dibahas kebijakan pembangunan perikanan tangkap yang berorientasi kepada potensi yang ada, dan mampu mengantisipasi permasalahan- permasalahan pembangunan perikanan secara konfrehenship dalam bentuk langkah-langkah strategis, baik ditinjau dari sisi teknis perikanan maupun ditinjau dari sisi sosial, ekonomi dan budaya. Strategi pengembangan kebijakan perikanan didasari oleh empat dimensi pembangunan berkelanjutan, yaitu aspek teknis-ekologis, sosial-ekonomi-budaya, sosial politik, dan hukum serta kelembagaan. 6.2 Tujuan Menyusun alternatif-alternatif strategi pengembangan kebijakan pembangunan perikanan tangkap skala kecil yang meliputi pengembangan kebijakan publik, kelembagaan, dan kemampuan berbisnis individu entrepreneurship berdasarkan perpaduan faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman.

6.3 Metodologi