Hirarki kebijakan publik Kebijakan Publik

40 2 Kebijakan publik adalah sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata, dan upaya merespon masalah atau kebutuhan kongkrit yang berkembang di masyarakat. 3 Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan. Kebijakan publik biasanya bukan sebuah keputusan tunggal, melainkan terdiri dari beberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu demi kepentingan orang banyak. 4 Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kebijakan publik pada umumnya merupakan tindakan kolektif untuk memecahkan masalah social. Namun kebijakan publik bisa juga dirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa masalah social akan dapat dipecahkan oleh kerangka kebijakan yang sudah ada dan karenanya memerlukan tindakan tertentu. 5 Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang actor. Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau justifikasi terhadap langkah- langkah atau rencana tindakan yang telah dirumuskan, bukan sebuah maksud atau janji yang belum dirumuskan. Keputusan yang telah dirumuskan dalam kebijakan publik bisa dibuat oleh sebuah badan pemerintah, maupun oleh beberapa perwakilan lembaga pemerintah. Di Negara-negara barat, kebijakan publik sebagian besar menjadi tanggungjawab pemerintah, hal ini disebabkan sebagian besar dana untuk kebijakan tersebut dihimpun dari masyarakat publik melalui pajak. Namun saat ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam ketatanegaraan dan kebijakan publik dari government pemerintah ke governance tatakelola, sehingga kebijakan publik dipandang tidak lagi sebagai dominasi pemerintah. Makna publik juga bergeser dari “penguasa orang banyak” yang diidentikkan dengan pemerintah, ke “bagi kepentingan orang banyak” yang identik dengan istilah stakeholder atau pemangku kepentingan.

2.3.1 Hirarki kebijakan publik

Menurut Arifin dan Rahbini 2001, model hirarki kebijakan publik timbul dan berkembang dari suatu proposisi bahwa perubahan aransemen kelembagaan 41 sangat berhubungan dengan hakikat, model dan analisis kebijakan publik. Walaupun terdapat beberapa model kebijakan publik seperti model linier, melingkar dan sebagainya, model hirarki kebijakan sering dijadikan referensi dalam analisis ekonomi kelembagaan dan ekonomi politik secara umum. Model hirarki perumusan kebijakan mengenal tiga tingkatan, yaitu: 1 Tingkatan politis kebijakan; 2 Tingkatan organisasi institusi, aturan main; dan 3 Tingkatan implementasi untuk evaluasi, feed-back. Pada tingkat politis, terdapat lembaga tinggi negara dan atau lembaga legislatif seperti DPR; sedangkan pada tingkat organisasi ditempati oleh lembaga- lembaga departemen dan non-departemen. Individu perorangan, petani, rumah tangga, dan perusahaan berada pada tingkat operasional atau implementasi kebijakan publik Gambar 3. 42 Gambar 3 Model hirarki kebijakan publik Arifin dan Rahbini, 2001. Tingkat politis dengan tingkat organisasi terikat oleh suatu aransemen kelembagaan, yang menjabarkan aturan main mengenai bagaimana organisasi- organisasi bekerja dan beroperasi. Aransemen kelembagaan berikutnya terlihat menghubungkan antara tingkat organisasi dengan tingkat operasional, yang jelas juga dipengaruhi oleh aransemen kelembagaan antara tingkat politis dengan tingkat operasional, yang jelas juga dipengaruhi oleh aransemen kelembagaan antara tingkat politis dan tingkat organisasi. Masukan dari bawah feedback merupakan kunci suatu perumusan kebijakan publik. Jika tata krama dan hukum adat masih dominan dalam hal aturan main tata krama kemasyarkatan, inovasi dan perubahan kelembagaan dapat juga dilakukan melalui jalur yang semestinya. Perumusan kebijakan tanpa mengikutsertakan evaluasi assessment dan umpan balik dari bawah hanya akan menimbulkan suatu sistem kekuasaan yang otoriter dan totaliter, sesuatu yang tidak diinginkan oleh sistem perekonomian. Jika telah terlanjur menjadi Tingkat Politis Lembaga Tinggi Negara: DPR dan sebagainya Tingkat Organisasi Lembaga DepartemenNon Departemen Aransemen Kelembagaan Aransemen Kelembagaan Tingkat Operasional Individu: Petani, Perusahaan, dan sebagainya Bentuk dan Pola Interaksi Hasil Akhir Outcome Evaluasi Assessment Tingkat Politis Lembaga Tinggi Negara: DPR dan sebagainya Tingkat Organisasi Lembaga DepartemenNon Departemen Aransemen Kelembagaan Aransemen Kelembagaan Tingkat Operasional Individu: Petani, Perusahaan, dan sebagainya Bentuk dan Pola Interaksi Hasil Akhir Outcome Evaluasi Assessment 43 kebijakan, kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan publik oleh pejabat pemerintah juga harus ada dan harus jelas mekanisme politiknya. Alasannyapun jelas karena sumber-sumber ekonomi, kekuatan hukum dan politik yang terlibat adalah domain publik yang harus diawasi. 2.3.2 Kebijakan publik dalam pembangunan perikanan 2.3.2.1 Gerdutaskin