Pengembangan Kelembagaan Pembahasan .1 Kebijakan Publik

157 3 Pengembangan pemasaran produk hasil perikanan, dengan memperhatikan pasar lokal, regional dan internasional untuk meningkatkan nilai jual produk hasil perikanan. Kelemahan produk hasil tangkapan nelayan adalah pemasaran. Pada umumnya pemasaran produk hasil perikanan masih bersifat lokal. Akibatnya harga jual produk hasil penangkapan dijual relatif murah karena ketiadaan tempat lain untuk pemasaran. Pemerintah daerah dalam hal ini DKP dinas perikanan dan kelutan seharusnya dapat membantu pembukaan jaringan-jaringan pemasaran baru, baik untuk skala regional maupun internasional melalui kerjasama dengan Deperindag. Jika jaringan pemasaran sudah sangat kuat dan terstruktur dengan baik maka nilai jual hasil perikanan dapat dipasarkan pada pasar yang sedang mempunyai harga jual yang lebih tinggi. 4 Penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan keragaan perikanan tangkap. Penyediaan sarana dan prasarana hendaknya mendukung beberapa hal, antara lain: i Pengembangan teknologi tepat guna dan berhasil guna yang lebih mempunyai nilai feasibilitas lebih baik; ii Pencegahan illegal fishing dan illegal fisher; dan iii Pengembangan pemasaran, baik skala lokal, regional maupun skala internasional.

6.4.2.2 Pengembangan Kelembagaan

Uraian dari masing-masing arahan kebijakan pengembangan kelembagaan dalam rangka peningkatan keragaan pembangunan perikanan tangkap adalah sebagai berikut: 1 Pelembagaan program pemberdayaan untuk masyarakat pesisir secara nasional. Hal ini diarahkan pada pengembangan kelembagaan pemberdayaan masyarakat pesisir nelayan pada satu pintu, sehingga koordinasi, skim 158 kredit pemodalan, aturan main maupun mekanisme pengelolaan dana-dana pemberdayaan dikelola oleh lembaga ini. Kelembagaan yang dibentuk bisa didalam departemen atau instansi teknis yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Pengembangan kelembagaan menjadi satu pintu khususnya dalam pemberdayaan masyarakat pesisir dimaksudkan agar bisa mengatur, mengkoordinasikan, membuat mekanisme dan aturan main tertentu sehingga tidak menyulitkan pada saat pelaksanaanya di lapangan. Permasalahan yang sering terjadi selama ini, karena perbedaan dalam penyaluran dana maupun aturan-aturanya menyebabkan kesulitan dalam penentuan jenis bantuan yang diberikan 1 Terintegrasi dengan kebijakan PEMDA setempat. Program pemberdayaan masyarakat pesisir pada umumnya adalah program dari pemerintah pusat. Kondisi ini menyebabkan permasalahan daerah yang sebenarnya tidak diketahui dengan pasti. Pemerintah Daerah, yang mengetahui dengan pasti keadaan dan permasalahan daerahnya, hanya menerima bantuan program pemberdayaan yang diberikan oleh pemerintah pusat dalam bentuk program pemberdayaan yang sudah ditentukan. Disini terlihat, program yang akan dijalankan disesuaikan dengan kebutuhan program. Disisi lain, belum tentu program yang akan dijalankan sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan yang pasti dari pemerintah daerah mengenai program pemberdayaan yang akan dilakukan sesuai dengan permasalahan aktual yang ada biasanya belum tentu disetujui oleh pemerintah pusat. Sebaliknya, pemerintah pusat yang notabene tidak mengetahui daerah yang dikembangkannya terkesan memberikan bantuan dan harus dilaksanakan. Kelemahan dari sistem ini adalah seringnya membentuk kelembagaan- kelembagaan baru, baik di tingkat desa, kecamatan atau tingkat kabupaten yang diharapkan dapat membantu memperlancar program yang akan dilaksanakan. Padahal kelembagaan yang baru 159 di bentuk tersebut belum tentu akan berhasil mengingat pengalaman personel yang terlibat didalamnya juga umumnya masih baru. Dengan melihat kondisi di atas, sebaiknya program pemberdayaan diusulkan pemerintah daerah sesuai dengan permasalahan aktual yang sedang terjadi, sehingga program pemberdayaan yang akan dilakukan sesuai kebutuhan pengembangan. Selain itu, perlu dihindari kemungkinan pembentukan kelembagaan-kelembagaan baru. Program-program pemberdayaan yang akan dilakukan sebaiknya menggunakan kelembagaan yang sudah ada. 2 Kerjasama dengan dinas atau instansi terutama dengan industri dan perbankan. Kelemahan kelembagaan-kelembagaan ekonomi di masyarakat pesisir adalah tidak berhubungan dengan industri maupun perbankan. Lemahnya akses lembaga terhadap sektor industri maupun perbankan membuat kelembagaan yang dibentuk umumnya hanya bertahan selama proyek berjalan. Setelah itu, kelembagaan dengan sendirinya akan mati. Kerjasama dengan industri diarahkan pada penyediaan akses dan jaringan informasi pemasaran. Meskipun tidak langsung berhubungan dengan kelembagaan, namun kerjasama ini tentunya akan menyediakan jaringan pemasaran dan informasi yang dibutuhkan. Masyarakat selaku anggota lembaga akan merasa terbantu, sehingga akan cukup menghidupkan kelembagaan yang ada. Kerjasama dengan perbankan diarahkan untuk maksud kemudahan akses penyediaan modal yang dibutuhkan bagi anggota kelompok. Kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling menguntungkan antara perbankan selaku penyandang dana dan lembaga ekonomi masyarakat selaku pemanfaat. Bila kerjasama ini bisa dilakukan antar lembaga ekonomi masyarakat yang ada dengan perbankan, 160 maka ‘self financing mechanism’ yang berarti lembaga sudah mampu mengadakan pembiayaan sendiri sudah berjalan dan sudah tidak memerlukan bantuan program pemerintah karena sudah bisa beroperasi melalui pendanaan sendiri. 3 Pengembangan aksi kolektif untuk peningkatan awareness masyarakat pesisir terhadap peningkatan kesejahteraan bagi keluarganya. Pengembangan aksi kolektif tidak akan berjalan dengan sendirinya tanpa adanya kelembagaan yang kuat, yang secara bertahap mampu meningkatkan awareness masyarakat pesisir terhadap peningkatan kesejahteraan keluarganya. Aksi kolektif yang dimaksud adalah aksikegiatan yang membutuhkan peningkatan partisipasi yang tinggi dari setiap anggota masyarakat pada saat pelaksanaan suatu aksi atau kegiatan. Aksi kolektif masyarakat pada umumnya masih berlangsung sepanjang umur proyek. Setelah itu, tensinya semakin menurun seiring dengan berhentinya proyek. Oleh karena itu, kelembagaan yang ada dan sudah dibentuk bersama masyarakat hendaknya memilih orang-orang yang dapat membangkitkan partisipasi masyarakat secara aktif. Peran pendamping sangat dibutuhkan untuk mengidentifikasi orang-orang yang bisa menghidupkan lembaga. Peningkatan awareness masyarakat pesisir hanya bisa dicapai bila anggota-anggota lembaga yang terlibat didalamnya mendapatkan manfaat bagi diri atau keluarganya untuk peningkatan kesejahteraan keluarganya. Masyarakat, selaku aktor pelaksana hanya aktif bila mendapatkan manfaat dari kegiatan yang dilakukan. Bila tidak mendapatkan manfaat, besar kemungkinan anggota masyarakat tersebut tidak akan berpartisipasi secara aktif kalau tidak mengganggu berlangsungnya program 161 2 Pengembangan jaringan antar lembaga kemitraan dan kelembagaan lokal dalam pengembangan usaha produktif masyarakat. Usahabisnis perikanan yang sudah dilaksanakan masyarakat pada umumnya tidak mendapatkan pembinaan yang memadai dari kelembagaan yang ada. Usahabisnis perikanan yang ada tersebut beroperasi dengan teknik dan pengelolaan berdasarkan pengetahuan pemilik, sehingga pengembangan usaha tergantung pada kreatifitas pemilik usaha tersebut. Pengembangan jaringan antar lembaga kemitraan dan kelembagaan lokal diharapkan akan membantu pengembangan usaha produktif masyarakat.

6.4.2.3 Kemampuan berbisnis individu