Perumusan Masalah Keragaan pembangunan perikanan tangkap suatu analisis program pemberdayaan nelayan kecil

4 Salah satu program pemberdayaan nelayan kecil yang saat ini masih berjalan adalah program Pemberdayaan Ekonomin Masyarakat Pesisir PEMP yang diinisiasi oleh Departemen Kelautan dan Perikanan DKP sejak tahun 2000. Program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengembangan kultur kewirausahaan, Lembaga Keuangan Mikro LKM, partisipasi masyarakat, dan usaha ekonomi produktif ini dalam pelaksanaannya dibagi ke dalam tiga tahapan proses, yaitu 1 periode inisiasi, yakni introduksi kebijakan dan penggalangan partisipasi, serta perintisan kelembagaan sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat sasaran, 2 periode institusionalisasi, yakni proses lanjutan dari periode inisiasi berupa penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat, baik secara organisasi maupun tatalaksana, dan 3 periode diversifikasi, yaitu tahap pengembangan dan diversifikasi usaha ekonomi produktif.

1.2 Perumusan Masalah

Keragaan pembangunan perikanan tangkap, terutama pembangunan perikanan tangkap skala kecil seperti diungkapkan sebelumnya disebabkan oleh banyak variabel yang mempengaruhinya. Seperti disebutkan Fatchudin 2006, bahwa keragaan tesebut diantaranya disebabkan oleh: 1 Sebagian besar nelayan masih merupakan nelayan tradisional dengan karakteristik sosial budaya yang belum kondusif untuk suatu kemajuan; 2 Struktur armada penangkapan yang masih didominasi oleh skala kecil dengan kemampuan IPTEK yang rendah; 3Tingkat pemanfaatan stok ikan antara satu kawasan dengan kawasan lainnya masih timpang; 4 Masih banyaknya illegal, unreported, unregulated IUU fishing yang terjadi karena lemahnya sistem monitoring dan pengawasan, serta kurangnya law enforcement di perairan laut Indonesia; 5 Infrastruktur perikanan untuk usaha penangkapan ikan belum memadai; 6 Masalah kerusakan ekosistem dan lingkungan laut akibat penambangan dan aktivitas manusia lainnya; 7 Rendahnya kemampuan pasca panen maupun pengolahan hasil perikanan; 8 Lemahnya market inteligence, yang meliputi penguasaan informasi pesaing, segmen pasar, selera konsumen, dan akses pasar; 9 Lemahnya management information system yang berbasis teknologi informasi dalam penyediaan data 5 yang akurat dan tepat waktu; 10 Belum berkembangnya bioteknologi kelautan dan perikanan; 11 Kualitas infrastruktur dan kapasitas kelembagaan di bidang kelautan dan perikanan belum optimal; 12 Lemahnya Public Policy kebijakan publik dan peraturan-peraturan di bidang perikanan yang terintegrasi dengan pemangku kepentingan stakeholders perikanan yang lain, serta lemahnya akses permodalan. Variabel-variabel yang dianggap menyebabkan rendahnya keragaan pembangunan perikanan tangkap tersebut, merupakan acuan bagi kita bahwa program-program pemberdayaan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan nelayan kecil harus dapat mengakomodasi variabel-variabel tersebut berdasarkan skala prioritas. Berkaitan dengan program pemberdayaan yang sedang berjalan yaitu program PEMP, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan nelayan kecil melalui pengembangan kultur kewirausahaan, LKM, partisipasi masyarakat, dan usaha ekonomi produktif, maka penelitian ini bertujuan menkaji faktor-faktorr yang diasumsikan mpengaruhi keragaan perikanan tangkap skala kecil, yaitu kebijakan publik program PEMP sebagai kebijakan publik, perekayasaan kelembagaan program PEMP sebagai bentuk perekayasaan kelembagaan pemberdayaan, dan kemampuan bisnis individu nelayan program PEMP sebagai pengembangan kemampuan berbisnis individu nelayan kecil. Hal ini perlu dilakukan karena dari ketiga faktor tersebut sampai saat ini belum diketahui secara pasti sejauhmana mempengaruhi keragaan pembangunan perikanan tangkap skala kecil. Adapun indikator keragaan pembangunan perikanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah kapal ikan unit, jumlah nelayan RTP dan RTBP, jumlah produksi perikanan laut ton, jumlah tenaga kerja perikanan, dan sumbangan sektor perikanan terhadap pendapatan asli daerah PAD. Pengukuran keragaan pemberdayaanprestasi tersebut dilakukan oleh para stakeholders yang dalam hal ini adalah nelayan kecil, sehingga persepsi mereka terhadap keragaan perikanan tangkap skala kecil dalam penelitian ini dapat dipakai sebagai ukuran keragaan. 6 Dari permasalahan-permasalahan yang dikemukakan tersebut, maka timbul pertanyaan penelitian research question sebagai berikut: 1 Apakah faktor kebijakan publik mempengaruhi keragaan pembangunan perikanan tangkap skala kecil, dan variabel apa yang paling berpengaruh? 2 Apakah faktor rekayasa kelembagaan mempengaruhi keragaan pembangunan perikanan tangkap skala kecil, dan variabel apa yang paling berpengaruh? 3 Apakah faktor kemampuan berbisnis individu Fishery Entrepreneurship mempengaruhi keragaan pembangunan perikanan tangkap skala kecil, dan variabel apa yang paling berpengaruh 4 Apakah antara ketiga faktor pada butir 1, 2, dan 3 saling berhubungan, dan bagaimana kekuatan hubungan tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian