1 74,667
Aktif 2
89,333 Sangat aktif
3 94,667
Sangat aktif Rata-rata
86,222 Sangat aktif
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa aktivitas siswa dalam setiap pertemuan selalu meningkat. Pada pertemuan kedua persentase keaktifan siswa
meningkat sebesar 14,667 sedangkan pada pertemuan ketiga persentase siswa meningkat sebesar 5,333. Hasil pengamatan aktivitas siswa selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 11 halaman 286. Sedangkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada kelas kontrol dengan
menggunkan pembelajaran kooperatif, selama tiga kali pertemuan diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Kelas Kontrol Pertemuan ke-
Persentase Kriteria
1 74,667
Aktif 2
80 Sangat aktif
3 89,333
Sangat aktif Rata-rata
81,333 Sangat aktif
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa selama tiga kali pertemuan, aktivitas siswa selalu meningkat dalam setiap pertemuannya. Pada pertemuan kedua
persentase keaktifan siswa naik sebesar 5,333 dan pada pertemuan ketiga aktivitas siswa naik sebesar 9,333. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada kelas
kontrol selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 292.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terdiri atas dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui keefektifan penerapan pembelajaran TGT berbantuan game edukasi
dibandingkan penerapan pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan
pemecahan masalah siswa pada materi segiempat kelas VII SMP N 1 Klirong. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Mei sampai dengan 30 Mei
2013 dengan siswa kelas VII-3 sebagai siswa kelas kontrol dan siswa kelas VII-4 sebagai siswa kelas eksperimen.
Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan untuk menentukan siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol
yang akan digunakan dalam penelitian. Sebagai rujukan untuk pengetahuan awal diambil data nilai ulangan akhir semester 1 siswa kelas VII mata pelajaran
matematika. Data ini dipilih karena siswa belum mendapat perlakuan ketika memperoleh nilai tersebut. Analisis data awal yang dilakukan meliputi uji
normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata. Berdasarkan hasil analisis data awal diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa yang terpilih sebagai
sampel dalam penelitian ini yakni siswa kelas VII-3 sebagai siswa kelas eksperimen dan siswa kelas VII-4 sebagai siswa kelas kontrol. Dari hasil analisis
data awal diperoleh bahwa kedua kelompok sampel tersebut memiliki varians yang sama serta memiliki rata-rata data awal yang sama. Hal ini berarti kedua
kelompok sampel berasal dari kondisi yang sama yaitu sebaran nilai siswa yang sama.
Selanjutnya, pada kedua kelompok sampel tersebut masing-masing diberi perlakuan yang berbeda. Untuk siswa kelas eksperimen dilakukan pembelajaran
TGT berbantuan game edukasi, sedangkan untuk siswa kelas kontrol dilakukan pembelajaran kooperatif. Materi yang diberikan pada kedua kelompok sampel
sama, yaitu materi pokok keliling dan luas segiempat yang meliputi keliling dan luas layang-layang dan trapesium.
Setelah siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol diberi perlakuan yang berbeda, kemudian dilakukan tes kemampuan pemecahan masalah pada
siswa kedua kelas tersebut dengan materi dan soal yang sama untuk mendapatkan data hasil tes kemampuan pemecahan masalah sebagai data akhir. Berdasarkan
hasil analisis data tes kemampuan pemecahan masalah diperoleh adanya perbedaan hasil tes kemampuan pemecahan masalah pada siswa kelas eksperimen
dan siswa kelas kontrol.
4.2.1 Hasil Pembelajaran TGT Berbantuan
Game Edukasi
Berdasarkan hasil penelitian, banyaknya siswa yang tuntas secara individual pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Ketuntasan
ini didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditentukan oleh SMP N 1 Klirong yaitu sekurang-kurangnya 72 dan ketuntasan klasikal yaitu
proporsi siswa yang dapat mencapai KKM sekurang-kurangnya 75. Pada kelas eksperimen, dengan banyak siswa 32 orang, siswa yang dinyatakan tuntas
sebanyak 29 orang. Sedangkan pada kelas kontrol, dengan banyak siswa 31 orang, siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 24 orang. Berdasarkan hasil analisis data
tes kemampuan pemecahan masalah pada siswa kelas eksperimen, diperoleh , artinya rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa kelas
eksperimen lebih dari 72. Sedangkan hasil analisis data tes kemampuan pemecahan masalah pada kelas kontrol diperoleh
, artinya rata- rata kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen lebih dari 72. Hasil
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 34 halaman 343 dan lampiran 35 halaman 344.
Berdasarkan banyaknya siswa yang tuntas individual, dapat dihitung ketuntasan klasikal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil
perhitungan diperoleh persentase ketuntasan klasikal untuk kelas eksperimen yaitu 90,625 sedangkan persentase ketuntasan klasikal pada kelas kontrol yaitu
77,419. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, mengindikasikan bahwa ketuntasan klasikal siswa, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol telah
memenuhi ketuntasan klasikal yaitu proporsi siswa yang memenuhi KKM sekurang-kurangnya 75. Namun setelah dilakukan uji statistik dengan
menggunakan uji proporsi satu pihak, pada kelas eksperimen diperoleh hasil , artinya proporsi siswa yang mendapat nilai
untuk tes kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan pembelajaran TGT
berbantuan game edukasi, lebih dari 74,5. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh hasil
, artinya proporsi siswa yang mendapat nilai untuk tes kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif kurang dari 74,5. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan
pembelajaran TGT berbantuan game edukasi telah mencapai ketuntasan belajar pada materi pokok keliling dan luas segiempat. Hasil perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 36 halaman 345 dan lampiran 37 halaman 346. Untuk menguji kebenaran hipotesis ke 2 pada penelitian, dilakukan uji
perbedaan rata-rata dan uji perbedaan dua proporsi. Berdasarkan uji perbedaan