Hasil Pembelajaran TGT Berbantuan
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 34 halaman 343 dan lampiran 35 halaman 344.
Berdasarkan banyaknya siswa yang tuntas individual, dapat dihitung ketuntasan klasikal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil
perhitungan diperoleh persentase ketuntasan klasikal untuk kelas eksperimen yaitu 90,625 sedangkan persentase ketuntasan klasikal pada kelas kontrol yaitu
77,419. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, mengindikasikan bahwa ketuntasan klasikal siswa, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol telah
memenuhi ketuntasan klasikal yaitu proporsi siswa yang memenuhi KKM sekurang-kurangnya 75. Namun setelah dilakukan uji statistik dengan
menggunakan uji proporsi satu pihak, pada kelas eksperimen diperoleh hasil , artinya proporsi siswa yang mendapat nilai
untuk tes kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan pembelajaran TGT
berbantuan game edukasi, lebih dari 74,5. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh hasil
, artinya proporsi siswa yang mendapat nilai untuk tes kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif kurang dari 74,5. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan
pembelajaran TGT berbantuan game edukasi telah mencapai ketuntasan belajar pada materi pokok keliling dan luas segiempat. Hasil perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 36 halaman 345 dan lampiran 37 halaman 346. Untuk menguji kebenaran hipotesis ke 2 pada penelitian, dilakukan uji
perbedaan rata-rata dan uji perbedaan dua proporsi. Berdasarkan uji perbedaan
rata-rata uji pihak kanan diperoleh , artinya rata-rata hasil tes
kemampuan pemecahan masalah siswa yang menggunakan pembelajaran TGT berbantuan game edukasi lebih baik dari rata-rata hasil tes kemampuan
pemecahan masalah siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Berdasarkan uji perbedaan dua proporsi diperoleh
, artinya proporsi siswa yang mendapat nilai
dengan pembelajaran TGT berbantuan game edukasi lebih besar dari proporsi siswa yang mendapat nilai
dengan pembelajaran kooperatif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan
pemecahan masalah siswa dengan menggunakan pembelajaran TGT berbantuan game edukasi lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah siswa dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 38 halaman 347 dan lampiran 39 halaman 349.