benda semi konkret dan 3 tahap simbolik dimana pembelajaran menggunakan bentuk simbol-simbol abstrak Slameto, 2003:11-12.
Menurut Bruner, sebagaimana dikutip oleh Slameto 2003:12, dalam belajar, guru perlu memperhatikan 4 hal berikut ini.
1 Mengusahakan agar setiap siswa berpartisipasi aktif, minatnya perlu ditingkatkan, kemudian perlu dibimbing untuk mencapai tujuan tertentu.
2 Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan dan juga perlu disajikan secara sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa.
3 Menganalisis sequence. Guru membimbing siswa melalui urutan pertanyaan dari suatu masalah, sehingga siswa memperoleh pengertian dan dapat men-
trasfer apa yang sedang dipelajari. 4 Memberi penguatan reinforcement dan umpan balik feed back
2.1.4. Teori Konstruktivisme
Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivis constructivist theories of learning. Menurut teori
konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa.
Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini dengan memberikan kesempatan siswa
untuk menemukan atau menetapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk
belajar Nur, 2005:13.
Intisari teori konstruktivis adalah bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. Teori ini
memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip
tersebut apabila sudah dianggap tidak bisa digunakan lagi. Belajar yang bersifat konstruktif ini sering digunakan untuk menggambarkan jenis belajar yang terjadi
selama penemuan ilmiah, invention, diplomasi, dan pemecahan masalah kreatif di dalam kehidupan sehari-hari Rifa’i Anni, 2009:137.
Konstruktivisme terbagi dalam dua bagian, yaitu konstruktivisme psikologis dan konstruktivisme sosiologis. Konstruktivisme psikologis bertolak
dari perkembangan psikologis anak dalam membangun pengetahuannya, sedangkan konstruktivisme sosiologis bertolak dari pandangan bahwa masyarakat
yang membangun pengetahuan. Konstruktivisme psikologis berkembang dalam dua arah yaitu yang lebih personal, individual, dan subyektif seperti Piaget dan
pengikut-pengikutnya dan yang lebih sosial seperti Vygotsky socioculturalism. Piaget menekankan aktivitas individual dalam pembentukan pengetahuan,
sedangkan Vygotsky menekankan pentingnya masyarakat Asikin, 2011:17. Menurut Karpov Bransford ide-ide konstruktivis modern banyak
berlandaskan pada teori Vygotsky yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran
berbasis kegiatan, dan penemuan Nur Wikandari, 2000:22. Vygotsky meneliti pembentukan dan perkembangan pengetahuan anak secara psikologis. Namun