2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan Sugiyono,
2009:96. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto 2010:110 hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat dibuat rumusan hipotesis komparatif,
yaitu: 1 Ho: Tidak ada perbedaan tingkat keterampilan berbicara antara kelompok anak yang
diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro dan kelompok anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran mikro.
2 Ha: Terdapat perbedaan tingkat keterampilan berbicara antara kelompok anak yang diberi
perlakuan dengan metode bermain peran makro dan kelompok anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran mikro.
51
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Arikunto, 2010:161. Obyek penelitian yang dimaksud di sini adalah TK Negeri Pembina
Kecamatan Pekalongan Barat, dan TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Utara. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah:
3.1.1 Variabel Bebas X
Variabel bebas atau independent variabel adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen variabel terikat atau variabel yang
mempengaruhi Sugiyono, 2010:61. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode bermain peran makro X1 dan metode bermain peran
mikro X2.
3.1.2 Variabel Terikat Y
Variabel terikat atau dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono 2010:61. Yang menjadi variabel terikat
dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara anak Y.
3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel penelitian adalah batasan atau spesifikasi dari variabel- variabel penelitian yang secara konkret berhubungan dengan realitas yang akan diukur dan
merupakan manifestasi dari hal-hal yang akan diamati peneliti berdasarkan sifat yang didefinisikan dan diamati sehingga terbuka untuk diuji kembali oleh orang atau peneliti lain.
Adapun batasan atau definisi operasional variabel yang diteliti adalah:
3.2.1 Keterampilan Berbicara Anak
Makna secara harafiah keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi untuk
mengekspresikan serta menyampaikan pikiran dan perasaan Tarigan dalam Suhartono, 2005:20. Keterampilan berbicara adalah kemampuan individu untuk mampu mengatasi
segala permasalahan
dalam mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi
untuk mengekspresikan serta menyampaikan pikiran dan perasaan.
Unsur-unsur kebahasaan yang dapat menunjang keterampilan berbicara diungkapkan oleh Djiwandono 1996 dalam Halida 2011 yaitu unsur kebahasaan,
unsur nonkebahasaan, dan unsur isi. Unsur kebahasaan meliputi: 1 Pengucapan lafal yang jelas; 2 Penerapan intonasi yang wajar; 3 Pilihan kata; dan 4 Penerapan
struktursusunan kalimat yang jelas. Unsur nonkebahasaan meliputi: 1 Keberanian; 2 Kelancaran; dan 3
EkspresiGerak-gerik Tubuh. Unsur isi dalam pembicaraan merupakan bagian yang lebih penting. Tanpa isi yang diidentifikasi secara jelas, pesan yang ingin disampaikan
melalui kegiatan berbicara tidak akan tersampaikan secara jelas pula, dalam aspek isi dari berbicara terdiri dari kerincian dan kejelasan dalam menyampaikan isi dari
pembicaraan.
3.2.2 Metode Bermain Peran
Metode bermain peran adalah permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya khayal imajinasi dan
penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan Depdikbud, 1998 dalam Winda Gunarti, dkk, 2008:10.10.
Metode Bermain peran dilihat dari jenisnya terdiri dari dua jenis yang berbeda.
Hal ini sejalan dengan pendapat oleh Erikson 1963 dalam Magfiroh 2011 bahwa
metode bermain peran terdiri dari:
3 Metode Bermain Peran Mikro
Anak memainkan peran melalui tokoh yang diwakili oleh benda-benda berukuran
kecil, contoh kandang dengan binatang-binatangan dan orang-orangan kecil. 4 Metode Bermain Peran Makro
Anak bermain menjadi tokoh menggunakan alat berukuran besar yang digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran, contoh memakai baju dan
menggunakan kotak kardus yang dibuat menjadi mobil-mobilan.
Perbedaan konsep antara bermain peran makro dan mikro akan mengakibatkan tingkat keterampilan berbicara yang berbeda pada anak.
3.3 Subjek Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian Arikunto, 2010:173, sedangkan menurut Sugiyono 2010:117 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa TK Negeri Pembina Kota Pekalongan. TK Negeri Pembina merupakan TK inti yang menjadi TK percontohan di kota Pekalongan.
Dengan demikian ketersediaan media pembelajaran sudah mencukupi. Selain hal di atas, TK Negeri Pembina terbuka dengan saran dari pihak luar sekolah dalam rangka
perbaikan pembelajaran.
TK Negeri Pembina Pekalongan terdiri dari TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Barat yang berada di jalan Merapi No.2, Bendan, Pekalongan Serta TK
Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Utara yang berada di jalan Apollo 75 A, Kandang Panjang, Pekalongan. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 240 siswa.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti Arikunto, 2010:174. Sedangkan menurut Sugiyono 2010:118 sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas B1 TK Negeri Pembina Kota Pekalongan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2010:124.
Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan usia dan ketersediaan media. Dilihat dari segi usia, sampel dalam penelitian ini adalah anak yang
berusia 5-6 tahun, sedangkan dari segi ketersediaan media sampel dalam penelitian ini adalah kelas yang memiliki media bermain drama yang mencukupi. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, maka diperoleh Kelas B1 TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Barat dengan 30 peserta didik sebagai kelompok eksperimen yang diberi
perlakuan dengan penerapan metode bermain peran makro, dan kelas B1 TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Utara dengan 30 peserta didik sebagai kelompok
kontrol yang diberi perlakuan dengan penerapan metode bermain peran mikro. Jumlah responden sampel dalam penelitian ini adalah 60 anak.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data Sugiyono, 2010: 308. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan apabila responden tidak terlalu besar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi terstruktur atau observasi
yang telah dirancang secara sistematis. Observasi ini dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung serta dilakukan dengan menggunakan pedoman
observasi disusun dalam bentuk skala yang dibuat dalam panduan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya Sugiyono, 2010: 205.
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut
apabila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert dimana jawaban setiap item
instrumen memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Instrumen penelitian
dibuat dalam bentuk cheklist. Jawaban dibuat skor tertinggi 4 untuk kategori “Selalu muncul”,
skor 3 “Sering muncul”, skor 2 “Jarang muncul”, dan skor terendah 1 untuk kategori “Tidak Pernah muncul
”. Instrumen penelitan untuk mengukur keterampilan berbicara anak disusun berdasarkan
indikator pada teori Hurlock 1978 mengenai tugas utama dalam belajar berbicara, tingkat pencapaian perkembangan anak usia 5-
≤6 tahun yang terdapat dalam Permen 58 tahun 2009 dan kurikulum berbasis kompetensi pendidikan anak usia dini 2002 serta perkembangan
bahasa anak yang diungkapkan oleh para ahli seperti Yus 2011, dan Djiwandono 1996 dalam Halida 2011.
Adapun kisi-kisi instrumen penelitian untuk mengukur keterampilan berbicara anak usia 5-6 tahun dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian untuk Mengukur Keterampilan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun
No. Variabel
Aspek Perkembangan yang
dinilai Indikator
Fav Unfav
1.
Keterampilan berbicara
anak usia 5-6 tahun.
Aspek kebahasaan: a Pengucapan
b Pengembangan Kosakata
a Menyebutkan nama, jenis kelamin.
b Mengucapkan suku kata. c Berkomunikasi
secara lisan,
dan memiliki
perbendaharaan kata. a Menggunakan kata ganti.
b Menggunakan kata sifat.
c Menggunakan kata benda. d Menggunakan
konsep waktu.
e Penggunaan kata
penghubung. f Penggunaan
kata kerja
dasar yang
tidak membutuhkan objek.
1, 2 4
5, 6 8
10, 11, 12
15 17
19 22
3 7
9 13, 14
16, 18 20
21
c Pembentukan Kalimat
d Isi Bicara Aspek Non-
kebahasaan:
a Keberanian
b Kelancaran
c Ekspresi atau gerak-gerik
tubuh a Panjang kalimat terdiri dari
6-8 kata perkalimat. b Menyusun
kalimat sederhana dalam struktur
lengkap pokok kalimat- predikat-keterangan.
c Menyusun kalimat Tanya. d Melanjutkan sebagian
ceritadongeng yang telah diperdengarkan.
a Berpusat pada diri sendiri Egosentrik.
b Berpusat pada orang lain Sosialisasi.
a Mengajukan pertanyaan sesuai dengan topik.
b Anak berani mengungkapkan
keinginannya, penolakannnya, maupun
pendapatnya
c Keberanian untuk berpihak terhadap gagasan yang
diyakini kebenarannya.
a Berbicara lancar dengan kalimat sederhana.
b Memberikan informasi tentang suatu hal.
a Mengekspresikan diri melalui dramatisasi.
b Bercerita menggunakan kalimat yang terdiri dari 3-
6 kata dengan ekspresi. 23
25 27, 28
30 31, 32
33 35
38 39
41, 42 44, 45
47 49
24 26
29 34
36 37
40 43
46 48
3.5 Pelaksanaan Penelitian