4.3.2 Analisis Data Deskriptif
Data yang diteliti dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan membandingkan keterampilan berbicara anak sebelum diberikan perlakuan dengan
keterampilan berbicara sesudah diberikan perlakuan. Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono,
2010:207-208.
Tabel 4.5 Hasil Persentase Pretest Keterampilan Berbicara
Kategori Kelompok
Kontrol Kelompok
Eksperimen Selalu Muncul
Sering Muncul 30
13 Jarang Muncul
63 87
Tidak Pernah Muncul 7
Hasil pretest keterampilan berbicara pada tabel 4.5 dapat digambarkan dalam grafik berikut ini:
Grafik 4.1. Hasil Pretest Keterampilan Berbicara
Berdasarkan grafik 4.1 di atas dapat diketahui bahwa hasil pretest keterampilan berbicara kategori “Selalu Muncul” sebesar 0 pada kelompok kontrol dan 0 pada
kelompok eksperimen, “Sering Muncul” sebesar 30 pada kelompok kontrol dan 13 pada kelompok eks
perimen, “Jarang Muncul” sebesar 63 pada kelompok kontrol dan 87 pada kelompok eksperimen, “Tidak Pernah Muncul” sebesar 7 pada kelompok
kontrol dan 0 pada kelompok eksperimen. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pretest keterampilan berbicara
pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen pada kategori “Sering Muncul”. Sedangkan pada kategori “Jarang Muncul” dan “Tidak Pernah Muncul”, hasil
pretest kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Selalu Muncul
Sering Muncul
Jarang Muncul
Tidak Pernah
Muncul 30
63
7 13
87
Kontrol Eksperimen
Tabel 4.6 Hasil Persentase Posttest Keterampilan Berbicara
Hasil postest keterampilan berbicara pada tabel 4.6 dapat digambarkan dalam grafik berikut ini:
Grafik 4.2. Hasil Posttest Keterampilan Berbicara
Berdasarkan grafik 4.2 di atas dapat diketahui bahwa hasil posttest keterampilan berbicara kategori “Selalu Muncul” sebesar 0 pada kelompok kontrol dan 17 pada
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Selalu Muncul
Sering Muncul
Jarang Muncul
Tidak Pernah
Muncul 93
7 17
83
Kontrol Eksperimen
Kategori Kelompok
Kontrol Kelompok
Eksperimen Selalu Muncul
17 Sering Muncul
93 83
Jarang Muncul 7
Tidak Pernah Muncul
kel ompok eksperimen, “Sering Muncul” sebesar 93 pada kelompok kontrol dan 83
pada kelompok eksperimen, “Jarang Muncul” sebesar 7 pada kelompok kontrol dan 0 pada kelompok eksperimen, “Tidak Pernah Muncul” sebesar 0 pada kelompok kontrol
dan 0 pada kelompok eksperimen. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil posttest keterampilan berbicara
pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan pada kategori “Selalu Muncul” kelompok eksperimen memiliki jumlah
prosentase yang lebih tinggi yaitu sebesar 17. Untuk membandingkan hasil pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,
serta hasil posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat dari skor terendah, skor tertinggi, nilai mean, serta standar deviasi pada masing-masing kelompok
yang dibandingkan dengan skor hipotesis. Untuk menguji nilai skor terendah, skor tertinggi, nilai mean, serta standar deviasi, peneliti menggunakan bantuan program SPSS
18 dengan analisis deskriptif.
Tabel 4.7 Hasil Pretest Keterampilan Berbicara
Skor Empirik Kelompok Eksperimen
Skor Empirik Kelompok Kontrol
Skor Hipotesis
N Minimum
Maksimum Mean
Std. Deviation 30
91 137
108.67 10.842
30 60
135 111.67
17.691 30
49 196
196.00 .000
Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa dapat diketahui bahwa hasil pretest keterampilan berbicara kelompok eksperimen memiliki skor minimum 91; skor
maksimum 137; nilai rata-rata 108,67; dan standar deviasi 10,842 sebagai skor empirik. Hasil pretest keterampilan berbicara kelompok kontrol memiliki skor minimum 60; skor
maksimum 135; nilai rata-rata 111,67; dan standar deviasi 17,691 sebagai skor empirik, sedangkan pada skor hipotesis memiliki skor minimum 49; skor maksimum 196; nilai
rata-rata 196; serta standar deviasi 0,0. Berdasarkan uraian mengenai hasil pretest keterampilan berbicara, dapat
diketahui terdapat perbedaan hasil pretest keterampilan berbicara antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dimana kelompok eksperimen memiliki skor minimum
dan skor maksimum yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Namun nilai rata-rata dan standar deviasi pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen.
Tabel 4.8 Hasil Posttest Keterampilan Berbicara
Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa hasil posttest keterampilan berbicara kelompok eksperimen memiliki skor minimum 133; skor maksimum 167; nilai
rata-rata 149,57; dan standar deviasi 8,406 sebagai skor empirik. Hasil posttest keterampilan berbicara kelompok kontrol memiliki skor minimum 95; skor maksimum
158; nilai rata-rata 137,7; dan standar deviasi 12,804 sebagai skor empirik, sedangkan Skor Empirik
Kelompok Eksperimen Skor Empirik
Kelompok Kontrol Skor
Hipotesis N
Minimum Maksimum
Mean Std. Deviation
30 133
167 149.57
8.406 30
95 158
137.70 12.804
30 49
196 196.00
.000
pada skor hipotesis memiliki skor minimum 49; skor maksimum 196; nilai rata-rata 196; serta standar deviasi 0,0.
Berdasarkan uraian mengenai hasil posttest keterampilan berbicara, dapat diketahui terdapat perbedaan hasil posttest keterampilan berbicara antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dimana kelompok eksperimen memiliki skor minimum, skor maksimum, serta nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada kelompok
kontrol. Namun standar deviasi pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen.
4.3.3 Uji Hipotesis