konsep sederhana mengenai realitas sosial dan realitas fisik; dan f belajar tentang benar-salah.
Berdasarkan kedua pendapat mengenai tugas-tugas perkembangan, maka dapat disimpulkan bahwa anak usia kanak-kanak memiliki tugas perkembangan
diantaranya belajar berbicaraberbahasa dengan menguasai kata-kata baru untuk memahami orang lain, belajar bersosialisasi, serta belajar mengendalikan diri.
2.5 Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian terdahulu menyebutkan bahwa: a. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Halida dalam Jurnal Cakrawala
Kependidikan . Vol. 9 , No. 1 2011 mengenai metode bermain peran dalam mengoptimalkan kemampuan berbicara anak usia dini menyebutkan bahwa
bermain peran makro merupakan metode yang tepat dalam menjembatani anak untuk lebih leluasa dalam berbicara. Hal ini disebabkan dalam melakonkan tokoh
dari sebuah cerita, anak dituntut untuk melakukan percakapan dengan lawan mainnya.
b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siska dalam Jurnal ISSN 1412-565X . No. 2 2011 mengenai penerapan metode bermain peran Role Playing dalam
meningkatkan keterampilan sosial dan keterampilan berbicara anak usia dini membuktikan bahwa penerapan metode bermain peran makro cukup berhasil
dilaksanakan karena bagi guru dan anak metode ini belum pernah digunakan dan sangat menarik. Dalam bermain peran makro ini, anak dapat terlibat aktif untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berbicara anak melalui tokoh yang dipilih untuk diperankan.
c. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andresen dalam Journal Culture Psychology. Vol. 11, No. 4 384-414 2005 mengenai role play and language
development in the preschool years mengungkapkan bahwa bermain peran makro sebagai bentuk tindakan pada ZPD, termasuk perkembangan bahasa dimana
bahasa memegang peranan penting sebagai sarana pembentukan daya khayal anak.
d. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bergen dalam Journal of Early Childhood Research and Practice. Vol. 4, No. 1 2002 mengenai the role of pretend play in
childrens cognitive development menunjukkan hubungan yang jelas antara keterampilan sosial dan kompetensi bahasa dengan tingginya kualitas daya khayal
anak. Sehingga bermain peran makro dimana anak bermain dengan teman sebaya dapat membantu perkembangan bahasa anak.
e. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anderson, dkk dalam Journal of Family and
Human Development. Vol. 4, No. 10 2010 mengenai The Importance of Play in
Early Childhood Development bahwa bermain peran makro dapat memperluas daya imajinasi anak dimana anak menggunakan kosakata baru untuk
mengekspresikan cerita yang dimainkan. Anak dapat meningkatkan keterampilan berbicara dengan meniru anak yang lain maupun orang dewasa sebagai modelnya.
f. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Li dalam Australasian Journal of Early Childhood. Vol. 37, No. 1 2012 mengenai how do immigrant parents support
preschooler’s bilingual heritage language development in a role-play context
menunjukkan bahwa perkembangan bahasa anak dapat dikembangkan melalui pendekatan bermain peran di rumah dimana daya khayal anak secara individual
dapat terlihat melalui bermain peran mikro. g. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanapiah dan Suwadi dalam Jurnal TEQIP.
No. 1 2010 mengenai peningkatan keterampilan berbicara dengan teknik bermain peran bagi siswa kelas V SDN 2 Ngali menunjukkan bahwa penggunaan
teknik bermain peran makro dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SDN 2 Ngali, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima.
h. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hewes dalam Journal Of Early Childhood Learning Knowledge Centre mengenai
Let The Children Play: Nature’s Answer to Early Learning mengungkapkan bahwa bermain peran makro dapat
meningkatkan kemampuan bahasa anak yaitu kemampuan anak dalam berkomunikasi dengan temannya.
i. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Somantri dalam Tesis PENDAS 2010 mengenai pengaruh pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran
Role Playing makro terhadap keterampilan sosial dan berbicara anak usia dini mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan signifikan dalam peningkatan
keterampilan berbicara anak pada kelas kontrol dan kelas ekeperimen. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran sesuai
dengan dunia anak yang menekankan pada eksplorasi permainan dan eksplorasi gerak tubuh serta bahasa anak.
j. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shim dalam Disertasi 2007 mengenai Low- Income Children’s Pretend Play: The Contributory Influences of Individual and
Contextual Factors mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kuantitas bermain peran adalah rendahnya keterlibatan teman sebaya,
kemampuan bahasa anak, serta media yang digunakan. k. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pane dalam UNIMED-Master-130074
2013 mengenai pengaruh metode bermain peran dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara anak usia dini di kelompok bermain kota Medan
menunjukkan bahwa kemampuan berbicara anak yang mengikuti pembelajaran bermain peran makro lebih tinggi daripada anak yang mengikuti pembelajaran
bermain peran mikro.
2.6 Kerangka Berpikir