anak yang mengikuti pembelajaran bermain peran makro lebih tinggi daripada anak yang mengikuti pembelajaran bermain peran mikro.
Berdasarkan uraian mengenai hasil penelitian yang relevan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat keterampilan berbicara ditinjau dari metode bermain peran pada
anak usia 5-6 tahun dimana tingkat keterampilan berbicara dengan metode bermain peran makro memiliki lebih tinggi daripada tingkat keterampilan berbicara dengan metode bermain
peran mikro. Peningkatan keterampilan berbicara pada anak usia 5-6 tahun melalui metode
bermain peran makro yang terjadi diantaranya dalam hal peningkatan kosakata, penggunaan kata ganti, serta ekspresi anak. Sedangkan metode bermain peran mikro kurang dapat
memperluas kosakata anak. Metode bermain peran mikro ini lebih dapat meningkatkan kemampuan daya khayal anak.
4.5 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan, ada beberapa hal yang membuat peneliti tidak bisa menghasilkan penelitian yang sempurna. Berikut beberapa
keterbatasan dalam penelitian: 1.
Dalam pelaksanaan metode bermain peran makro dalam penelitian ini, anak sangat tertarik terhadap peran yang mereka inginkan. Hal tersebut menyebabkan
anak merebutkan peran yang mereka inginkan. Hal ini menyebabkan peneliti mengalami kebingungan dalam membagi peran karena dalam bermain peran, anak
tidak dapat dipaksakan pada peran tertentu. Pemilihan peran harus berdasarkan keinginan anak sehingga dalam bermain anak dapat menghayati peran yang
dimainkan. 2. Kelompok kontrol memiliki ruang kelas yang terbatas. Hal ini menyebabkan
pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan pada ruang aula yang digunakan bersama dengan kelas B2 yang hanya dibatasi dengan pembatas ruang yang terbuat
dari triplek. Kondisi tersebut menyebabkan pelaksanaan metode bermain peran mikro terganggu dengan adanya anak pada kelas B2 yang ikut bermain.
3. Kurangnya waktu pelaksanaan eksperimen pada sekolah TK Negeri Pembina
Kecamatan Pekalongan Utara. Hal ini disebabkan pada akhir semester, TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Utara memiliki banyak acara sehingga hanya
mengijinkan peneliti memberikan perlakuan selama 6 hari. Berbeda dengan TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Barat yang mendapatkan perlakuan selama 10 hari.
Perbedaan dalam prosedur penelitian tersebut mengakibatkan tingkat keterampilan berbicara yang berbeda.
96
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rataan tingkat
keterampilan berbicara antara kelompok anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro dan kelompok anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran mikro.
Dilihat dari selisih nilai rata-rata keterampilan berbicara hasil Pretest dan Posttest, kelompok
anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro memiliki selisih nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada selisih
nilai rata-rata keterampilan berbicara pada
kelompok anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran mikro.
Berdasarkan uraian mengenai selisih nilai rata-rata keterampilan berbicara hasil Pretest dan Posttest, dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan berbicara anak dengan metode
bermain peran makro lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keterampilan berbicara anak dengan metode bermain peran mikro pada anak usia 5-6 tahun.