Pengertian Keterampilan Berbicara Keterampilan Berbicara

10

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Keterampilan Berbicara

2.1.1 Pengertian Keterampilan Berbicara

Perkembangan bahasa merupakan aspek perkembangan yang penting untuk dikuasai. Bahasa terdiri dari bahasa lisan dan bahasa tertulis. Bahasa lisan merupakan unsur penting dalam interaksi atau sosialisasi Dardjowidjojo, 2003:17. Menurut Djiwandono 2008 dalam Halida 2011 berbicara adalah mengungkapkan pikiran secara lisan. Sejalan dengan pendapat Djiwandono, Tarigan dalam Suhartono 2005:20 mengatakan bahwa berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi- bunyi artikulasi untuk mengekspresikan serta menyampaikan pikiran dan perasaan. Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan pada orang lain. Keterampilan ini juga didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara, sehingga dapat menghilangkan rasa malu, berat lidah, dan rendah diri Iskandarwassid, 2008. Tujuan berbicara adalah untuk memberitahukan, melaporkan, menghibur, membujuk, dan meyakinkan seseorang yang terdiri dari saspek kebahasaan dan nonkebahasaan Dhieni, 2007:3.6 dalam Halida 2011. Menurut teori belajar Rachmat 1986: 282 dalam Siska 2011, anak-anak memperoleh pengetahuan bahasa melalui tiga proses: asosiasi, imitasi dan peneguhan. Asosiasi berarti melazimkan suatu bunyi dengan obyek tertentu. Imitasi berarti menirukan pengucapan dan struktur kalimat yang didengarnya. Peneguhan dimaksudkan sebagai ungkapan kegembiraan yang dinyatakan ketika anak mengucapkan kata-kata dengan benar. Berdasarkan uraian mengenai keterampilan berbicara, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan dalam aspek bahasa yang sangat penting sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan lawan bicara. Keterampilan berbicara ini perlu distimulus melalui kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kosakata yang dimiliki anak.

2.1.2 Aspek-aspek Keterampilan Berbicara