3.2.2 Metode Bermain Peran
Metode bermain peran adalah permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya khayal imajinasi dan
penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan Depdikbud, 1998 dalam Winda Gunarti, dkk, 2008:10.10.
Metode Bermain peran dilihat dari jenisnya terdiri dari dua jenis yang berbeda.
Hal ini sejalan dengan pendapat oleh Erikson 1963 dalam Magfiroh 2011 bahwa
metode bermain peran terdiri dari:
3 Metode Bermain Peran Mikro
Anak memainkan peran melalui tokoh yang diwakili oleh benda-benda berukuran
kecil, contoh kandang dengan binatang-binatangan dan orang-orangan kecil. 4 Metode Bermain Peran Makro
Anak bermain menjadi tokoh menggunakan alat berukuran besar yang digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran, contoh memakai baju dan
menggunakan kotak kardus yang dibuat menjadi mobil-mobilan.
Perbedaan konsep antara bermain peran makro dan mikro akan mengakibatkan tingkat keterampilan berbicara yang berbeda pada anak.
3.3 Subjek Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian Arikunto, 2010:173, sedangkan menurut Sugiyono 2010:117 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa TK Negeri Pembina Kota Pekalongan. TK Negeri Pembina merupakan TK inti yang menjadi TK percontohan di kota Pekalongan.
Dengan demikian ketersediaan media pembelajaran sudah mencukupi. Selain hal di atas, TK Negeri Pembina terbuka dengan saran dari pihak luar sekolah dalam rangka
perbaikan pembelajaran.
TK Negeri Pembina Pekalongan terdiri dari TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Barat yang berada di jalan Merapi No.2, Bendan, Pekalongan Serta TK
Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Utara yang berada di jalan Apollo 75 A, Kandang Panjang, Pekalongan. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 240 siswa.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti Arikunto, 2010:174. Sedangkan menurut Sugiyono 2010:118 sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas B1 TK Negeri Pembina Kota Pekalongan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2010:124.
Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan usia dan ketersediaan media. Dilihat dari segi usia, sampel dalam penelitian ini adalah anak yang
berusia 5-6 tahun, sedangkan dari segi ketersediaan media sampel dalam penelitian ini adalah kelas yang memiliki media bermain drama yang mencukupi. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, maka diperoleh Kelas B1 TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Barat dengan 30 peserta didik sebagai kelompok eksperimen yang diberi
perlakuan dengan penerapan metode bermain peran makro, dan kelas B1 TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Utara dengan 30 peserta didik sebagai kelompok
kontrol yang diberi perlakuan dengan penerapan metode bermain peran mikro. Jumlah responden sampel dalam penelitian ini adalah 60 anak.
3.4 Metode Pengumpulan Data