2.3.4 Fungsi Metode Bermain Peran
Bermain peran bukan kegiatan yang tidak bermanfaat. Bermain peran memiliki banyak fungsi, sebagaimana disebutkan oleh Fledman dalam Gunarti, dkk
2010:10.10 mengungkapkan:
“ In the dramatic play area children have an opportunity to role play real life situations, release emotions, practice language, develop social skills, express
themselves creatively.” Fledman berpendapat bahwa di dalam area drama anak memiliki
kesempatan untuk bermain peran dalam situasi kehidupan yang sebenarnya, melepaskan
emosi, mempraktikkan
kemampuan berbahasa,
membangun keterampilan sosial dan mengekspresikan diri dengan kreatif.
Sejalan dengan pendapat Fledman, Gunarti, dkk 2010:10.11-10.12 secara eksplisit bila ditinjau dari tujuan pendidikan, melalui metode bermain peran
diharapkan anak dapat: 1 mengeksplorasi perasaan-perasaan; 2 memperoleh wawasan; 3 mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah
yang dihadapi; 4 mengembangkan kreativitas dengan membuat jalan cerita atas inisiatif anak; 5 melatih daya tangkap; 6 melatih daya konsentrasi; 7 melatih
membuat kesimpulan; 8 membantu perkembangan kognitif; 9 membantu perkembangan fantasi; 10 menciptakan suasana yang menyenangkan; 11
mencapai kemampuan komunikasi secara spontanberbicara lancar; 12 membangun pemikiran yang analitis dan kritis; 13 membangun sikap positif
dalam diri anak; 14 menumbuhkan aspek afektif melalui penghayatan isi cerita; 15 untuk membawa situasi yang sebenarnya ke dalam bentuk simulasi miniatur
kehidupan; 16 untuk membuat variasi yang menarik dalam kegiatan pengembangan.
Pendapat-pendapat mengenai fungsi metode bermain peran, dapat disimpulkan bahwa bermain peran bukan kegiatan bermain yang sia-sia karena
bermain peran memiliki fungsi untuk membantu anak mempraktekkan peran dalam kehidupan yang sebenarnya, melatih anak berbicara lancar, serta membantu
perkembangan kognitif anak melalui pengalaman bermain.
2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran