aktivanya secara efisien. Sedangkan nilai rasio ROI terendah terjadi pada tahun 2006 dengan nilai rasio yang hanya mencapai 0,08, hal tersebut disebabkan karena
meskipun nilai SHU koperasi meningkat, namun nilai total aktiva yang digunakan lebih besar dari tahun sebelumnya. Hal tersebut berarti bahwa kemampuan
KOPTAN Mitra Sukamaju untuk menghasilkan laba dari aktiva yang digunakannya mengalami penurunan, dan koperasi tersebut kurang efisien dalam
menggunakan aktiva untuk menghasilkan laba dalam menjalankan kegiatan usahanya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Rasio ROE menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal sendiri. Pada tahun 2001-2002 nilai
rasio ROE KOPTAN Mitra Sukamaju meningkat dan mencapai nilai tertinggi yaitu pada tahun 2002 dengan nilai 0,43. Nilai tersebut berarti bahwa koperasi
mampu menghasilkan laba sebesar Rp 0,43 dari Rp 1,00 modal sendiri yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dengan demikian hal tersebut
juga menunjukkan penggunaan modal sendiri untuk menghasilkan laba semakin efisien. Sebaliknya, pada tahun 2003-2006 terjadi penurunan nilai rasio ROE
dengan nilai terendah sebesar 0,23 yang terjadi pada tahun 2005 dan 2006. Penurunan nilai tersebut menunjukkkan berkurangnya kemampuan KOPTAN
Mitra Sukamaju dalam menghasilkan laba dari modal sendiri yang digunakannya, atau kurang efisiennya penggunaan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi
koperasi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
d. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi KOPTAN Mitra Sukamaju mengelola aset atau sumberdaya yang dimiliki dalam
menjalankan kegiatan yang dilakukan koperasi. Rasio yang digunakan untuk menganalisis aktivitas koperasi ini diantaranya adalah perputaran piutang dan
periode pengumpulan piutang yang bermanfaat untuk mengevaluasi kebijakan penagihan piutang pada koperasi. Hasil analisis rasio aktivitas KOPTAN Mitra
Sukamaju ini dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Rasio Aktivitas KOPTAN Mitra Sukamaju Tahun 2001-2006
Nilai Rasio Rasio
2001 2002 2003 2004 2005 2006 Perputaran
Piutang 10 7 6 8 11
10 Periode
Pengumpulan Piutang 35 55 59 45 32 37
Sumber : Laporan Keuangan KOPTAN Mitra Sukamaju Tahun 2001-2006, diolah
Tabel 12 menunjukkan bahwa rasio perputaran piutang KOPTAN Mitra Sukamaju yang tertinggi terjadi pada tahun 2005, yaitu dalam satu tahun koperasi
tersebut dapat menagih piutangnya sebanyak 11 kali, dengan periode pengumpulan piutang selama 32 hari. Sedangkan nilai rasio perputaran piutang
terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu sebanyak enam kali. Periode pengumpulan piutang atau waktu yang diperlukan untuk menagih piutangnya adalah selama 59
hari, karena tingginya nilai piutang dagang pada koperasi. Pada tahun 2006, terjadi penurunan nilai rasio perputaran piutang dibanding
tahun sebelumnya. Penurunan nilai rasio perputaran piutang tersebut menunjukkan bahwa perlu adanya evaluasi terhadap kebijakan pinjaman dan
penagihan piutang pada KOPTAN Mitra Sukamaju. Evaluasi kebijakan tersebut
diperlukan, karena lamanya waktu yang diperlukan untuk menagih piutang telah mengganggu kegiatan usaha KOPTAN Mitra Sukamaju, khususnya dalam
melakukan pembayaran hutang kepada petani yang seharusnya dilakukan setiap 10 hari. Hal tersebut mengindikasikan bahwa KOPTAN Mitra Sukamaju harus
memperketat perjanjian pembayaran piutang dari pelanggan.
6.1.3 Usaha
Kinerja KOPTAN Mitra Sukamaju dilihat dari sisi usahanya, akan dinilai berdasarkan volume usaha yang berupa total produksi paprika, maupun produksi
paprika per anggota untuk setiap tahunnya selama enam tahun terakhir. Semakin besar volume usaha menunjukkkan semakin baik kinerja KOPTAN Mitra
Sukamaju, khususnya dalam mengelola kegiatan budidaya paprika yang dilakukan oleh anggotanya.
Tabel 13. Kinerja KOPTAN Mitra Sukamaju dari Sisi Usaha Tahun 2001-2006 Tahun
Indikator Kinerja 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Volume Usaha Kg 210.535 230.344
307.344 276.570
266.753 305.185 Produksianggota
Kg 2170,46
3071,25 4802,25
6431,86 5675,59 5651,57
Sumber : Laporan Keuangan KOPTAN Mitra Sukamaju Tahun 2001-2006, diolah
Volume usaha KOPTAN Mitra Sukamaju pada tahun 2001 merupakan produksi terendah selama enam tahun, yaitu hanya mencapai 210.535 kilogram.
Hal tersebut terjadi karena rendahnya jumlah produksi paprika per anggota, meskipun pada saat itu jumlah anggota KOPTAN Mitra Sukamaju mencapai
jumlah tertinggi. Selama tahun 2002-2004 terjadi peningkatan produksi per anggota, sehingga volume usaha koperasi juga mengalami peningkatan, kecuali