Rasio Penerimaan Atas Biaya

Estimation. Metode kemungkinan maksimum ini digunakan untuk memaksimalkan LF guna mendapatkan nilai parameter β i sedemikian rupa, sehingga probabilitas untuk mendapatkan nilai Y maksimum. Nilai dugaan β i dapat diperoleh dengan membuat turunan pertama fungsi logaritma dari likelihood function, terhadap setiap nilai parameter β i yang akan kita ketahui, kemudian menyamakannya dengan nol Supranto, 2004. Uji Kesesuaian Model Logistik Setelah melakukan pendugaan parameter model, selanjutnya adalah melakukan pengujian kesesuaian model yang dibentuk. Ketepatan model akan diuji dengan menggunakan statistik chi-square χ 2 . Statistik χ 2 dihitung melalui : ∑ − = taksiran taksiran pengama 2 2 tan χ 6.5 Chi-square goodness of fit test ini digunakan untuk menguji hipotesis : H : Memasukan variabel independen ke dalam model tidak akan menambah kemampuan prediksi model regresi logistik H 1 : Memasukan variabel independen ke dalam model akan menambah kemampuan prediksi model regresi logistik Sedangkan untuk menguji apakah masing-masing koefisien regresi logistik signifikan, digunakan statistik uji Wald. Rumus umum statistik uji Wald adalah : 2 . ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = E S Wald β 6.6 Berdasarkan hipotesis : H : β i = 0 parameter tidak layak berada dalam model H 1 : β i ≠ 0 parameter model layak berada dalam model Kaidah pengambilan keputusan daerah penolakan untuk kedua uji tersebut adalah tolak hipotesis nol apabila p-value kurang dari α Uyanto,2006. Interpretasi Koefisien Setiap koefisien dalam model regresi logistik β i ini mengukur perubahan dalam perkiraan logit. Jika variabel bebas tertentu X j naik 1 unit, sedangkan variabel bebas lainnya tetap, maka secara rata-rata perkiraan logit akan naik atau turun sebesar nilai koefisien tersebut. Interpretasi hasil regresi logistik dapat dilakukan dengan melihat nilai rasio oddsnya. Jika suatu peubah penjelas mempunyai tanda koefisien positif, maka nilai rasio oddsnya akan lebih besar dari satu, atau sebaliknya sebaliknya. Interpretasi terhadap nilai odds ini diperoleh dengan mengambil antilog dari berbagai koefisien. Interpretasi dari nilai odds rasio ini adalah kecenderungan atau peluang Y=1 pada kondisi x=1 sebesar exp β i kali dibandingkan dengan x=0.

BAB V GAMBARAN UMUM KOPERASI

5.1 Sejarah KOPTAN Mitra Sukamaju

Koperasi Petani KOPTAN Mitra Sukamaju adalah sebuah koperasi yang bergerak di bidang agribisnis, dan merupakan pelopor dalam usahatani paprika hidroponik di Desa Pasir Langu. Koperasi ini berlokasi di Jalan Pasir Langu No. 51, Desa Pasir Langu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung. Penduduk Desa Pasir Langu sebagian besar memiliki mata pencaharian utama sebagai petani, yaitu sebanyak 2.563 orang atau sebesar 46,85 persen. Komoditas pertanian yang saat ini banyak diusahakan di Desa Pasir Langu selain waluh adalah paprika, yang kini telah dibudidayakan pada lahan seluas 15 hektar, dengan produksi yang mencapai 6,3 tonhektar. KOPTAN Mitra Sukamaju ini awalnya merupakan sebuah kelompok tani, yang didirikan pada tahun 1994 dengan nama Kelompok Tani Sukamaju. Kelompok Tani Sukamaju ini didirikan oleh 11 orang perintis, yang memiliki ketertarikan terhadap komoditas paprika. Para perintis termotivasi untuk mengusahakan paprika hidroponik ini, karena adanya potensi usaha paprika yang cukup cerah. Pada awalnya, 11 orang perintis Kelompok Tani Sukamaju melakukan percobaan untuk membudidayakan 800 pohon paprika dalam sebuah greenhouse, yaitu pada lahan seluas 200 m 2 dengan menggunakan modal patungan. Percobaan tersebut dilakukan oleh para perintis dengan berbekal pengetahuan yang diperoleh secara otodidak, yaitu dari membaca buku mengenai budidaya paprika hidroponik, serta dari hasil kunjungan dan pengamatan mereka ke PT Saung Mirwan dan Balitsa. Setelah satu tahun melakukan percobaan, para perintis berhasil memperluas areal penanaman menjadi 600 m 2 dengan menanam 1.800 pohon. Pada tahun 1995, Kelompok Tani Sukamaju berganti nama menjadi Kelompok Tani Mitra Sukamaju dan mulai mengadakan kerjasama dengan PT Saung Mirwan dalam memasarkan paprika hasil produksi mereka. Setelah pasar yang ada dirasakan cukup stabil, maka pada tahun 1997 budidaya paprika hidroponik ini dilakukan secara mandiri oleh masing-masing perintis. Pada perkembangan selanjutnya, tanggal 13 April 1999, Kelompok Tani Mitra Sukamaju ini menjadi sebuah usaha yang berbentuk koperasi dengan nama Koperasi Petani Mitra Sukamaju dengan nomor badan hukum 180BH518- KOPIV1999. Perubahan bentuk usaha dari kelompok tani menjadi usaha yang berbadan hukum koperasi ini dilatarbelakangi oleh beberapa alasan, diantaranya adalah untuk mempermudah pencarian dana dalam rangka pengembangan usaha serta untuk memperbaiki sistem manajemen agar lebih teratur.

5.2 Tujuan KOPTAN Mitra Sukamaju

KOPTAN Mitra Sukamaju merupakan suatu badan usaha berbentuk koperasi yang berwatak sosial dan didirikan dengan tujuan tertentu. Sama halnya dengan koperasi pada umumnya, KOPTAN Mitra Sukamaju pun memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya, dan masyarakat pada umumnya. KOPTAN Mitra Sukamaju ini memiliki tujuan khusus untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan memberikan berbagai pelayanan. Hal tersebut dilakukan dengan menyediakan sarana produksi dengan harga yang relatif murah, serta memberikan berbagai penyuluhan agar pendapatan dan kesejahteraan anggota meningkat melalui usaha paprika hidroponik. Selain itu, KOPTAN Mitra Sukamaju juga berusaha untuk melindungi petani dari harga yang terlalu rendah serta memberikan kepastian pasar bagi para petani paprika. Lebih umum lagi, KOPTAN Mitra Sukamaju memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Pasir Langu. Hal tersebut dilakukan dengan menyerap tenaga kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran, sehingga kesejahteraan masyarakat Desa Pasir Langu dapat meningkat.

5.3 Kegiatan Bisnis KOPTAN Mitra Sukamaju

KOPTAN Mitra Sukamaju adalah pelopor dalam pengembangan usahatani paprika hidroponik di Desa Pasir Langu. Kegiatan utama yang dilakukan koperasi ini meliputi kegiatan pengadaan input, proses produksi dan pemasaran.

5.3.1 Kegiatan Pengadaan Input

Kegiatan pengadaan input pada KOPTAN Mitra Sukamaju, dilakukan untuk mempermudah anggota dalam memperoleh sarana produksi dengan harga yang relatif murah. Awalnya, koperasi ini menyediakan input produksi berupa benih, pupuknutrisi dan obat-obatan. Namun saat ini, KOPTAN Mitra Sukamaju hanya menyediakan input yang berupa pupuknutrisi yang diproduksi sendiri oleh koperasi tersebut. Koperasi menjual pupuknutrisi tersebut baik kepada petani anggota maupun non anggota. Pupuk tersebut dijual dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan harga pupuk yang dijual toko sarana pertanian di daerah tersebut. Harga jual pupuk untuk setiap jenis yang dijual KOPTAN Mitra Sukamaju dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jenis dan Harga Jual Pupuk Hasil Produksi KOPTAN Mitra Sukamaju Tahun 2007 Harga Jual Rp Jenis Pupuk Petani Anggota Petani Non Anggota Pupuk Biasa 195.000 200.000 Pupuk Tenso 220.000 225.000 Pada Tabel 7, diketahui bahwa KOPTAN Mitra Sukamaju menetapkan harga yang berbeda untuk pupuk yang dijual kepada petani anggota dan non anggota. Pupuk tersebut dijual kepada anggota dengan harga yang lebih murah dan pembayarannya dapat dicicil. Sedangkan untuk petani non anggota, pupuk tersebut dijual dengan harga yang lebih mahal dengan sistem pembayaran tunai. Hal tersebut dilakukan koperasi untuk membantu anggota dengan mengurangi biaya dalam memproduksi paprika, sehingga pendapatan anggota dapat meningkat.

5.3.2 Kegiatan Produksi

KOPTAN Mitra Sukamaju sebagai koperasi yang menghimpun petani paprika, melakukan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi paprika yang dilakukan oleh anggotanya. Kegiatan yang berhubungan dengan produksi atau budidaya paprika hidroponik yang dilakukan koperasi ini meliputi kegiatan penyuluhan dan konsultasi. Dalam kegiatan penyuluhan, KOPTAN Mitra Sukamaju memberikan berbagai informasi yang berhubungan teknik budidaya paprika secara hidropnik kepada anggotanya. Kegiatan penyuluhan yang sering dilakukan oleh koperasi ini adalah mengenai pemeliharaan paprika dan penanganan terhadap serangan HPT, agar produksi petani meningkat baik baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Selain memberikan penyuluhan, KOPTAN Mitra Sukamaju juga memberikan pelayanan yang berupa konsultasi teknis bagi para anggota, khususnya mengenai permasalahan dalam usahatani paprika hidroponik. Kegiatan penyuluhan dan konsultasi ini, dilakukan KOPTAN Mitra Sukamaju melalui kerjasama dengan beberapa pihak. Penyuluhan dalam hal pemeliharaan paprika dan penanganan serangan HPT, KOPTAN Mitra Sukamaju bekerja sama dengan produsen obat-obatan, Balitsa, PT Joro dan PT Saung Mirwan.

5.3.3 Kegiatan Pemasaran

Kegiatan pemasaran yang dilakukan KOPTAN Mitra Sukamaju bertujuan untuk memberikan kepastian pasar bagi hasil produksi petani, serta untuk melindungi petani dari harga paprika yang berfluktuasi. Kegiatan pemasaran yang dilakukan KOPTAN Mitra Sukamaju meliputi pengumpulan hasil panen dari petani, proses sortasi dan grading, pengemasan, penetapan harga standar sampai dengan menjual paprika tersebut ke beberapa pelanggan. Harga jual yang ditetapkan KOPTAN Mitra Sukamaju merupakan harga standar. Harga standar tersebut ditetapkan oleh koperasi berdasarkan kesepakatan dan perjanjian dengan pembeli. Hal ini dilakukan guna melindungi anggota dari harga yang terlalu rendah, yaitu pada saat harga paprika di pasaran sedang turun. Hal tersebut merupakan salah satu upaya KOPTAN Mitra Sukamaju untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Kegiatan pemasaran pada KOPTAN Mitra Sukamaju ini tidak terlepas dari adanya saluran pemasaran. KOPTAN Mitra Sukamaju menampung paprika yang diproduksi petani anggota untuk dipasarkan ke konsumen lokal maupun internasional melalui bandar, supplier maupun eksportir. Paprika tersebut dipasarkan ke beberapa daerah seperti Bandung, Jakarta, Surabaya dan Taiwan. Hingga saat ini kerjasama koperasi dalam kegiatan pemasaran tersebut dilakukan tanpa adanya perjanjian atau kontrak tertulis, tetapi hanya berdasarkan kepercayaan.

5.4 Struktur Organisasi

Koperasi sebagai suatu organisasi, harus memiliki alat kelengkapan atau perangkat organisasi untuk menjalankan kegiatan usahanya. Struktur dalam organisasi koperasi secara umum terdiri dari alat kelengkapan organisasi yang terdiri dari Rapat Anggota Tahunan, Pengurus dan Pengawas. Sama halnya dengan koperasi pada umumnya, KOPTAN Mitra Sukamaju juga memiliki strukrur organisasi yang terdiri dari Rapat Anggota Tahunan RAT sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. RAT umumnya dilaksanakan sekali dalam setahun. Namun RAT tahun 2006 mengalami penundaan dan baru dapat dilaksanakan pada akhir tahun 2007, karena adanya masalah keuangan pada koperasi, khususnya mengenai belum tersedianya dana untuk pembagian SHU anggota akibat banyaknya piutang macet. Pengurus KOPTAN Mitra Sukamaju terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara, yang bertugas untuk mengelola usaha koperasi. Pengurus KOPTAN Mitra Sukamaju merupakan anggota yang berpengalaman dan dianggap mampu untuk menjalankan dan mengelola usaha koperasi. Selain pengurus, dalam