ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju, yakni sebesar 0,001 kali dibandingakan dengan petani dengan produktivitas tanaman yang lebih rendah. 7.2 Faktor-faktor yang Tidak Berpengaruh Terhadap Keputusan Petani untuk Menjadi Anggota KOPTAN Mitra Sukamaju Dari tujuh variabel yang dimasukkan ke dalam model, hanya terdapat dua variabel yang berpengaruh nyata atau signifikan pada α sebesar 10 persen. Lima variabel lainnya yang tidak signifikan, diantaranya adalah variabel umur petani, jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan, tingkat pendidikan petani, luas lahan yang digunakan untuk bertani paprika serta variabel pendapatan usahatani paprika yang diterima petani selama satu musim tanam. Kelima variabel tersebut cenderung tidak berpengaruh terhadap keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju. Tidak berpengaruhnya kelima variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Umur petani tahun Variabel umur sebelumnya diduga berpengaruh positif terhadap keputusan petani untuk menjadi anggota koperasi. Semakin tua umur petani, kemungkinan petani lebih menginginkan kepastian dalam usahanya dengan berkoperasi, dibandingkan menjadi petani mandiri, yang membutuhkan kemandirian petani dalam mengelola usahataninya. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, diketahui bahwa umur tidak berpengaruh secara nyata terhadap keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju. Hal tersebut terjadi karena bagi petani paprika, umur tidaklah menjadi pemicu maupun penghambat dalam keputusannya untuk menjadi anggota koperasi. Berapa pun usia petani, sangat memungkinkan petani tersebut untuk menjadi anggota ataupun tidak menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju, karena tidak adanya pembatasan usia dalam keanggotaan koperasi tersebut. 2. Jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan orang Diduga variabel ini akan berkorelasi positif dengan keputusan petani untuk menjadi anggota koperasi. Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan petani, maka kemungkinan petani tersebut membutuhkan pendapatan yang lebih tinggi untuk mencukupi keperluan keluarganya, yang mereka harapkan dapat diperoleh dengan berkoperasi. Dugaan tersebut berbeda dengan hasil analisis regresi logistik yang menyatakan bahwa variabel jumlah anggota keluarga tidaklah berpengaruh terhadap keputusan petani. Berapapun jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan petani, tidak mempengaruhi keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju. Hal tersebut terjadi karena, KOPTAN Mitra Sukamaju tidak selalu dapat memberikan manfaat dalam hal pendapatan bagi anggota, khususnya pada saat harga di luar koperasi lebih tinggi. Dengan demikian, bagi petani yang terpenting adalah bagaimana penilaian mereka mengenai keseluruhan manfaat yang dapat diberikan KOPTAN Mitra Sukamaju bukan hanya dalam hal pendapatan, dimana penilaian tersebut tidak dipengaruhi oleh banyaknya jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan petani. 3. Tingkat pendidikan petani 1=SD, 2=SMP, 3=SMA, 4=PT Diduga variabel ini akan berhubungan positif dengan keputusan petani untuk menjadi anggota koperasi. Semakin tinggi pendidikan petani memungkinkan petani tersebut lebih paham mengenai konsep usaha dalam bentuk koperasi dan menganggap bahwa dengan berkoperasi dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan memberikan berbagai manfaat dalam bentuk pelayanan untuk mendukung usahataninya. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik dengan menggunakan fungsi logit, diketahui bahwa tingkat pendidikan tidak mempengaruhi keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju. Petani dengan tingkat pendidikan yang tinggi ataupun rendah, akan membuat keputusan yang sama untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju, yaitu tergantung kepuasan terhadap kerjasama mereka dengan koperasi tersebut dan seberapa besar mereka dapat merasakan manfaat berkoperasi. Semakin mereka merasa puas, maka petani akan mempertahankan keanggotaanya, begitu pula sebaliknya. Demikianlah keputusan petani ini tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan mereka. 4. Pendapatan usahatani paprika per musim tanam juta rupiah Diduga variabel ini akan memiliki hubungan negatif dengan keputusan petani untuk menjadi anggota koperasi, karena manfaat yang ditawarkan koperasi khususnya yang berupa peningkatan pendapatan, mungkin merupakan alasan yang tepat sekaligus sebagai rangsangan yang menarik bagi petani yang berpendapatan rendah untuk bergabung dengan koperasi, sedangkan bagi petani yang berpendapatan tinggi, mungkin diperlukan manfaat atau alasan lainnya untuk bergabung menjadi anggota koperasi selain peningkatan pendapatan. Dugaan tersebut tidak sesuai dengan hasil analisis regresi logistik yang menyatakan bahwa pendapatan petani tidak berpengaruh nyata terjadap keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju. Hal ini disebabkan karena KOPTAN Mitra Sukamaju tidak dapat selalu memberikan manfaat dalam hal pendapatan kepada anggotanya, khususnya pada saat harga paprika di pasaran sedang meningkat, maka harga yang ditawarkan KOPTAN Mitra Sukamaju menjadi lebih rendah, sehingga terkadang pendapatan anggota pun menjadi lebih rendah dibanding dengan petani non anggota. Keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju lebih didasarkan pada penilaian petani terhadap pelaksanaan kerjasama dengan KOPTAN Mitra Sukamaju secara keseluruhan, apakah koperasi tersebut dapat memberikan manfaat lainnya, bukan hanya manfaat ekonomi, tetapi juga manfaat teknologi maupun sosial yang juga penting bagi petani untuk dapat mengembangkan usahataninya. 5. Luas lahan hektar Diduga variabel ini akan berpengaruh positif terhadap keputusan petani untuk menjadi anggota koperasi, karena diduga petani yang lahan paprikanya luas memerlukan pasar yang lebih jelas agar dapat menampung seluruh hasil produksinya. Dengan demikian, diduga petani yang lahannya lebih luas sangat memerlukan kerjasama dengan koperasi dalam memasarkan hasil produksinya dengan resiko yang lebih rendah. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik dengan menggunakan fungsi logit, diketahui bahwa luas lahan tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju. Hal ini disebabkan karena petani yang memiliki lahan yang luas maupun sempit, tetap akan menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju asalkan mereka menerima manfaat lainnya dari berkoperasi, tidak hanya dalam hal pemasaran. 7.3 Faktor-faktor Lain yang Berpengaruh Terhadap Keputusan Petani untuk Menjadi Anggota KOPTAN Mitra Sukamaju Meskipun berdasarkan analisa secara kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi logistik, diketahui hanya terdapat dua faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju atau tidak, namun masih terdapat beberapa hal yang turut mempengaruhi keputusan petani untuk mempertahankan keanggotaannya atau tidak. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian, diketahui bahwa faktor kekeluargaan yang sangat baik antara anggota dengan pengurus maupun antar sesama anggota KOPTAN Mitra Sukamaju, menjadi salah satu faktor yang diduga turut mempengaruhi petani untuk tetap menjadi anggota koperasi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, diduga juga terdapat beberapa hal yang mempengaruhi petani untuk tidak mempertahankan keanggotaanya pada KOPTAN Mitra Sukamaju. Beberapa hal tersebut diantaranya adalah karena adanya keinginan petani untuk menjadi petani mandiri yang tidak tergantung dan terikat pada koperasi lagi. Keinginan tersebut dipicu oleh semakin banyak bandar-bandar yang membeli paprika hasil produksi petani secara langsung dengan mendatangi kebun ataupun rumah petani, serta membeli dengan harga yang jauh lebih tinggi dari pada harga koperasi meskipun hanya saat harga di pasaran sedang naik. Selain itu, munculnya pesaing seperti beberapa orang petani besar yang menawarkan kerjasama dengan pola kemitraan, diduga turut mempengaruhi keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju.

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : 1. Kinerja KOPTAN Mitra Sukamaju dari sisi keanggotaannya, jika dilihat dari jumlah anggota maupun jumlah greenhouse anggota selama enam tahun terakhir memiliki penurunan, namun kesejahteraan anggota jika dilihat dari rata-rata SHU yang diterima setiap anggota semakin meningkat. KOPTAN Mitra Sukamaju juga belum mampu mencapai target dalam memberikan pelayanan yang memuaskan bagi anggotanya, khususnya dalam pengadaan input benih dan obat-obatan yang sangat diperlukan petani. Kinerja keuangan KOPTAN Mitra Sukamaju dilihat dari sisi likuiditasnya dan solvabilitasnya cenderung mengalami peningkatan dibanding tahun 2001. Rentabilitas atau kemampuan KOPTAN Mitra Sukamaju dalam menghasilkan laba justru mengalami penurunan. Dilihat dari rasio aktivitasnya, perputaran piutang KOPTAN Mitra Sukamaju pada tahun 2006 mengalami penurunan dibanding tahun 2005, dan periode pengumpulan piutangnya pun mengalami peningkatan, sehingga menyebabkan pembayaran kepada petani anggota mengalami keterlambatan. Kinerja KOPTAN Mitra Sukamaju dari sisi pemasaran, SDM dan usahanya cenderung mengalami peningkatan. Namun demikian peningkatan volume usaha pada KOPTAN Mitra Sukamaju belum mencapai target. 2. KOPTAN Mitra Sukamaju sebagai sebuah organisasi koperasi mampu memberikan manfaat kepada anggotanya, khususnya dalam hal pendapatan. Manfaat KOPTAN Mitra Sukamaju tersebut ditunjukkan oleh lebih tingginya nilai pendapatan usahatani atas biaya tunai maupun biaya total yang diterima anggota KOPTAN Mitra Sukamaju jika dibandingkan dengan petani non anggota. Selain itu, anggota KOPTAN Mitra Sukamaju juga mampu menghasilkan keuntungan yang lebih besar jika dibandingkan dengan petani non anggota, yang ditunjukkan oleh nilai RC atas biaya tunai maupun RC atas biaya total. 3. Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju, yaitu lamanya pengalaman bertani paprika dan produktivitas paprika per pohon yang dihasilkan petani. Faktor pengalaman berkorelasi positif dengan keputusan petani karena petani yang berpengalaman umumnya adalah perintis koperasi tersebut, sedangkan produktivitas berkorelasi negatif dengan keputusan petani untuk tetap menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju. Hal tersebut menunjukkan bahwa KOPTAN Mitra Sukamaju telah berhasil meningkatkan produktivitas paprika yang dihasilkan anggotanya. Peningkatan produksi tersebut telah membuka peluang bagi petani anggota untuk keluar dari KOPTAN Mitra Sukamaju dan menjadi petani mandiri. Selain itu, terdapat faktor lain yang diduga turut mempengaruhi keanggotaan KOPTAN Mitra Sukamaju seperti faktor internal koperasi yang ditunjukkan oleh kinerjanya, maupun faktor eksternal dengan banyaknya pesaing yang menawarkan kerjasama yang lebih menarik bagi petani.

8.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan masukan bagi KOPTAN Mitra Sukamaju, diantaranya adalah : 1. KOPTAN Mitra Sukamaju diharapkan dapat mempertahankan anggotanya, dengan meningkatkan pelayanan yang dirasa masih kurang bagi anggota, khususnya dalam pengadaan input berupa benih dan pestisida bagi anggotanya, yaitu dengan mengadakan kerjasama dengan pemasok input ataupun bermitra dengan perusahaan besar yang bergerak dalam bidang agribisnis paprika. Kerjasama maupun kemitraan tersebut dilakukan dengan melakukan perjanjian, dimana koperasi akan memasok paprika untuk mitranya dan mendapatkan pasokan input benih maupun obat-obatan dari mitranya. Sedangkan ketidakpuasan petani non anggota petani yang pernah menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju belum dikaji dalam penelitian ini, sehingga dapat dianalisis lebih lanjut pada penelitian selanjutnya. 2. Peningkatan produktivitas paprika per pohon yang dihasilkan petani dengan menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju, memerlukan perhatian dari koperasi tersebut agar koperasi berusaha mempertahankan anggotanya dengan terus memberikan dan meningkatkan pelayanan bagi anggota. Pelayanan tersebut dapat berupa pelayanan dalam hal teknologi, penyediaan input, jaminan pasar dan penetapan harga yang memuaskan bagi anggota. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z. 2000. Keragaan dan Rencana Pengembangan Organisasi dan Usaha Koperasi Unit Desa : Kasus KUD Sumber Alam, Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Darwin, dkk. 2000. Pengembangan Peran Koperasi dalam Distribusi Sembako. Puslitbang Ekonomi dan Pembagunan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta Firdaus, M. dan Agus, E.S. 2004. Perkoperasian Sejarah, Teori dan Praktek. Ghalia Indonesia. Bogor Ginting, I.R. 2003. Analisis Keragaan Koperasi Kredit dan Tingkat Partisipasi Anggota Studi Kasus Koperasi Kredit Sejahtera, Cibinong, Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Hafsah, M.J. 2000. Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta Hapsari, R.I. 2003. Peranan Koperasi dalam Pengembangan Agribisnis Beras Organik Studi Kasus pada Koperasi Pertanian Nusantara KOPERTA. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Krisnamurthi, B. 2002. Membangun Koperasi Berbasis Anggota dalam Rangka Pengembangan Ekonomi Rakyat. Jurnal Ekonomi Rakyat Artikel Th. I – No. 4 – Juni 2002. Kusumah, E. 1987. Analisis Sosial Ekonomi Tingkat Paprtisipasi Anggota Koperasi : Studi Kasus pada KUD “Pangan” di Kabupaten Karawang. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor Lingga, P. 1985. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Cetakan ke-2. PT Penebar Swadaya Anggota IKAPI dan General Print. Jakarta Munawir. 1995. Analisis Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta Palapa, M..K.P. 2006. Evaluasi Kinerja Koperasi pada Koperasi Puspa Anggrek di Kabupaten Tangerang. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Partomo, T.S. dan Soejoedono, A.R. 2004. Ekonomi Skala KecilMenengah dan Koperasi. Ghalia Indonesia. Bogor Pramudyani, S. 2002. Analisis Peran Koperasi Unit Desa dalam Peningkatan Pendapatan Anggota Peternak Sapi Perah Studi Kasus : KUD Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Prihmantoro, H. dan Yovita H.I. 2003. Paprika Hidroponik dan Non Hidroponik. Cetakan ke-5. Penebar Swadaya. Jakarta Probowati, D.D. 2002. Analisis Perkembangan Usaha Koperasi dan Manfaatnya Bagi Anggota Kasus KUD Mekar Jaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Ros, N.P. 2004. Analisis Pelaksanaan Kemitraan antara Koperasi Agribisnis Mitra Tani dengan Petani Sayuran di daerah Cipanas dan Sekitarnya. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Rusidi, H. dan Suratman, M. ed. 2002. Dua Puluh Pokok Pemikiran tentang Pembangunan Koperasi. Institut Manajemen Koperasi Indonesia. Bandung Sagimun. 1983. Koperasi Indonesia. Proyek Penulisan dan Penerbitan BukuMajalah Pengetahuan Umum dan Profesi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Siegel, J.G. dan Shim, J.K. 1993. Mengatur Keuangan. PT Elex Media Komputindo. Jakarta Soedjono, I. et.al. 2000. Membangun Koperasi Pertanian Berbasis Anggota. LSP2I. Jakarta Soekartawi et.al. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Perkembangan Petani Kecil. Universitas Indonesia. Jakarta Sundjaja, R.S. dan Barlian, I. 2003. Manajemen Keuangan. Edisi ke-5. Literata Lintas Media. Jakarta Supranto, J. 2004. Ekonometri. Buku Kedua. Ghalia Indonesia. Jakarta Susanti, I. 2002. Kajian Kinerja Koperasi di Bidang Agribisnis Studi Kasus Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Tambunan, T. 2002. Peranan Koperasi dan Usaha Kecil pada Industri Pedesaan di Propinsi Jawa Timur. Tesis. Program Pasca sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor Tampubulon, S.H. 2005. Analisis Persaingan Usaha Paprika Hidrponik Kasus PT Abdoellah Bastari Agricuture. Kec. Pacet, Kab. Cianjur, Jawa Barat. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Uyanto, S.S. 2006. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Edisi Ke-2. Graha Ilmu. Yogyakarta Lampiran 1. Volume dan Nilai Ekspor Paprika Indonesia ke Singapura Tahun 2004 – 2005 2004 2005 Bulan Volume kg Nilai Rp Volume kg Nilai Rp Januari 2.185 21.293.000 Februari 2.205 24.763.500 Maret 1.390 15.164.000 April 1.965 21.184.500 Mei 2.700 25.328.000 Juni 6.285 75.166.500 Juli 2.050 19.470.000 1.500 17.516.500 Agustus 3.105 29.761.000 4.175 48.231.500 September 1.869 18.625.000 3.405 38.771.000 Oktober 2.165 21.807.500 6.670 82.150.000 November 3.920 34.645.000 7.420 90.637.750 Desember 3.235 28.997.500 10.485 44.438.500 Total 16.344 153.306.000 50.385 505.274.750 Sumber : Asosiasi Pengusaha Paprika 2005 dalam Kartikasari 2006 Keterangan : Tidak ada data