dan Singapura. Volume dan nilai ekspor paprika Indonesia ke Singapura dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.2 Kerangka Pemikiran Konseptual
Bagi koperasi yang merupakan perkumpulan orang, anggota merupakan sumber potensi utama. Sama halnya dengan koperasi pada umumnya, keberadaan
anggota juga sangat penting artinya bagi KOPTAN Mitra Sukamaju yang merupakan pelopor usahatani paprika hidroponik di Desa Pasir Langu.
Pada dasarnya pelayanan yang lancar dan bermutu merupakan motif utama koperasi, dan dari situlah tingkat hubungan koperasi dengan anggotanya dapat
diketahui untuk menciptakan kepuasan bagi anggotanya. Bila anggota sudah merasa puas dengan pelayanan koperasi, maka anggota akan tetap
mempertahankan keanggotaannya, atau bagi anggota akan timbul perasaan tidak ingin keluarpindah ke koperasi lainnya Soedjono, 2000. Oleh karena
keberhasilan suatu koperasi tercermin dari efisiennya kegiatan usaha yang dijalankan, maka penilaian terhadap kinerja koperasi dilakukan untuk mengetahui
bagaimana perkembangan koperasi baik dari segi organisasi, usaha maupun keuangannya dari waktu ke waktu. Koperasi yang efisien atau memiliki kinerja
yang baik dapat memberikan manfaat bagi anggotanya dalam bentuk pelayanan yang memuaskan.
Keanggotaan pada suatu koperasi termasuk KOPTAN Mitra Sukamaju juga ditentukan oleh keputusan petani paprika untuk masuk, keluar atau pun tetap
mempertahankan keanggotaannya pada koperasi tersebut. Terdapat berbagai faktor yang diduga dapat mempengaruhi keputusan petani untuk masuk menjadi
anggota koperasi. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keputusan petani
untuk menjadi anggota koperasi terdiri dari faktor usaha maupun faktor rumah tangga petani itu sendiri.
Penentuan faktor-faktor tersebut didasarkan atas teori mengenai keanggotaan koperasi, pemikiran serta berdasarkan referensi dari penelitian
sebelumnya. Faktor usaha yang dapat mempengaruhi keputusan petani diantaranya adalah faktor produktivitas, biaya, harga, pendapatan, modal dan luas
lahan yang digunakan untuk usahatani paprika. 1.
Faktor produktivitas paprika yang dihasilkan selama satu musim tanam, diduga akan mempengaruhi keputusan petani utnuk menjadi anggota koperasi
secara negatif. Petani yang produktivitas paprikanya rendah akan memerlukan koperasi untuk memperoleh pengetahuan mengenai budidaya paprika atau
mengaharapkan manfaat teknologi dari koperasi untuk dapat meningkatkan produktivitasnya.
2. Faktor pendapatan usahatani paprika per musim tanam, diduga akan memiliki
hubungan negatif dengan keputusan petani untuk menjadi anggota koperasi. Hal tersebut disebabkan karena manfaat yang ditawarkan koperasi khususnya
yang berupa peningkatan pendapatan, mungkin merupakan alasan yang tepat sekaligus sebagai rangsangan yang menarik bagi petani yang berpendapatan
rendah untuk bergabung dengan koperasi, sedangkan bagi petani yang berpendapatan tinggi, mungkin diperlukan manfaat atau alasan lainnya untuk
bergabung menjadi anggota koperasi selain peningkatan pendapatan. 3.
Faktor luas lahan diduga akan berpengaruh positif terhadap keputusan petani untuk menjadi anggota koperasi, karena diduga petani yang lahan paprikanya
luas memerlukan pasar yang lebih jelas agar dapat menampung seluruh hasil
produksinya. Dengan demikian, diduga petani yang lahannya lebih luas sangat memerlukan kerjasama dengan koperasi dalam memasarkan hasil produksinya
dengan resiko yang lebih rendah. 4.
Faktor biaya, diduga juga akan mempengaruhi keputusan petani secara positif. Semakin besar biaya yang harus dikeluarkan petani, maka diduga petani akan
memerlukan kerjasama dengan koperasi yang dapat memberikan pelayanan pengadaan input dengan harga yang lebih murah karena adanya skala
ekonomis pada usaha koperasi, agar uhataninya menjadi lebih efisien. 5.
Faktor harga jual, diduga akan mempengaruhi keputusan petani secara negatif. Hal tersebut diduga karena jika harga jual paprika yang diterima petani rendah,
maka petani memerlukan koperasi untuk mendapatkan harga jual yang lebih tinggi dengan adanya skala ekonomis dan tingginya posisi tawar pada
koperasi, sehingga petani cenderung untuk menjadi anggota koperasi. 6.
Faktor modal, diduga akan mempengaruhi keputusan petani secara negatif. Hal tersebut diduga karena petani yang memiliki keterbatasan modal atau
modal yang kecil, akan memerlukan kerjasama dengan koperasi sebagai lembaga yang dapat memberikan manfaat dan pelayanan bantuan modal
simpan pinjam. Selain faktor usaha petani, terdapat faktor rumah tangga petani yang juga
diduga dapat mempengaruhi keputusan petani untuk menjadi anggota koperasi. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah faktor umur, pendidikan, jumlah
anggota keluarga serta pengalaman bertani. 1.
Faktor umur petani diduga berpengaruh positif terhadap keputusan petani untuk menjadi anggota koperasi. Semakin tua umur petani, kemungkinan