Setiap orang maupun perusahaan yang terlibat dalam keanggotaan koperasi memiliki hak dan kewajiban yang diatur dalam Pasal 20 UU No. 25 Tahun 1992.
Setiap anggota koperasi memiliki kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi untuk menghindari adanya kecenderungan anggota hanya akan mementingkan
pribadinya sendiri. Bahkan Krisnamurthi 2002, menyatakan bahwa anggota dan masyarakat akan semakin merasakan peran dan manfaat koperasi jika terdapat
kesadaran dan kejelasan dalam hal keanggotan koperasi. Hal tersebut mengacu pada pemahaman anggota dan masyarakat terhadap perbedaan hak dan kewajiban
serta manfaat yang dapat diperoleh dengan menjadi anggota atau tidak menjadi anggota, sehingga akan terdapat insentif untuk menjadi anggota koperasi. Oleh
karena itu, insentif tersebut akan menumbuhkan kesadaran dan loyalitas anggota kepada organisasinya, yang akhirnya akan menjadi basis kekuatan koperasi itu
sendiri.
3.1.4 Bisnis Paprika di Indonesia
Paprika merupakan tanaman yang berasal dari Amerika tropis dan bukan tanaman asli Indonesia. Menurut Prihmantoro dan Indriani 2003, faktor
lingkungan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan agar tanaman paprika yang dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik dan memberikan hasil
yang maksimal baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Faktor lingkungan yang menjadi syarat tumbuh paprika diantaranya adalah iklim, tanah
atau media serta ketinggian tempat. Paprika dapat dibudidayakan secara hidroponik di dalam greenhouse
dengan menggunakan media tanam selain tanah salah satunya berupa arang sekam, maupun secara konvensional dengan menggunakan tanah sebagai
medianya. Budidaya secara hidroponik ini memungkinkan tanaman dapat berproduksi dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik Lingga, 1985.
Namun demikian, budidaya paprika secara hidroponik ini membutuhkan modal yang relatif besar karena kebutuhan sarana-sarana fisik seperti greenhouse, sarana
irigasi, nutrisi dan sarana-sarana produksi lainnya. Paprika juga merupakan salah satu komoditas sayuran asing yang potensial
untuk dikembangkan di Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan oleh tingginya permintaan terhadap paprika. Permintaan dari hotel berbintang rata-rata sekitar 15
kg paprika per hari sedangkan swalayan membutuhkan sekitar lima kilogram per harinya, dan tingginya permintaan tersebut belum dapat dipenuhi seluruhnya oleh
petani Prihmantoro dan Indriani, 2003. Banyaknya orang asing yang menetap, bermunculannya hotel, restoran dan usaha catering yang menyediakan menu
masakan asing dan swalayan yang menyediakan berbagai sayuran impor serta semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi menyebabkan permintaan
terhadap paprika semakin meningkat. Meningkatnya permintaan terhadap paprika merupakan peluang besar bagi pengembangan usaha paprika di Indonesia.
Paprika merupakan salah satu komoditas sayuran yang bernilai jual tinggi dan telah menembus pasar internasional. Salah satu negara yang menjadi tujuan
ekspor paprika Indonesia adalah negara Taiwan. Namun sejak sekitar tahun 2003–2004, ekspor paprika Indonesia ke Taiwan terhenti. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya isu lalat buah pada produk paprika Indonesia. Meskipun demikian Taiwan bukalah satu-satunya negara tujuan ekspor paprika Indonesia.
Negara lain yang juga menjadi tujuan ekspor paprika Indonesia adalah Hongkong
dan Singapura. Volume dan nilai ekspor paprika Indonesia ke Singapura dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.2 Kerangka Pemikiran Konseptual
Bagi koperasi yang merupakan perkumpulan orang, anggota merupakan sumber potensi utama. Sama halnya dengan koperasi pada umumnya, keberadaan
anggota juga sangat penting artinya bagi KOPTAN Mitra Sukamaju yang merupakan pelopor usahatani paprika hidroponik di Desa Pasir Langu.
Pada dasarnya pelayanan yang lancar dan bermutu merupakan motif utama koperasi, dan dari situlah tingkat hubungan koperasi dengan anggotanya dapat
diketahui untuk menciptakan kepuasan bagi anggotanya. Bila anggota sudah merasa puas dengan pelayanan koperasi, maka anggota akan tetap
mempertahankan keanggotaannya, atau bagi anggota akan timbul perasaan tidak ingin keluarpindah ke koperasi lainnya Soedjono, 2000. Oleh karena
keberhasilan suatu koperasi tercermin dari efisiennya kegiatan usaha yang dijalankan, maka penilaian terhadap kinerja koperasi dilakukan untuk mengetahui
bagaimana perkembangan koperasi baik dari segi organisasi, usaha maupun keuangannya dari waktu ke waktu. Koperasi yang efisien atau memiliki kinerja
yang baik dapat memberikan manfaat bagi anggotanya dalam bentuk pelayanan yang memuaskan.
Keanggotaan pada suatu koperasi termasuk KOPTAN Mitra Sukamaju juga ditentukan oleh keputusan petani paprika untuk masuk, keluar atau pun tetap
mempertahankan keanggotaannya pada koperasi tersebut. Terdapat berbagai faktor yang diduga dapat mempengaruhi keputusan petani untuk masuk menjadi
anggota koperasi. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keputusan petani