Manfaat KOPTAN Mitra Sukamaju

BAB VII ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEANGGOTAAN KOPTAN MITRA SUKAMAJU Dalam sebuah organisasi yang berbentuk koperasi, keberadaan anggota sangatlah penting, karena anggota memiliki peran ganda, yaitu sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi. Bagi KOPTAN Mitra Sukamaju, partisipasi anggota sangat diperlukan bagi perkembangan usaha koperasi. Demikian pula dengan KOPTAN Mitra Sukamaju, yang memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dengan memberikan manfaat bagi anggotanya. Keanggotaan dalam sebuah koperasi termasuk KOPTAN Mitra Sukamaju, dapat dipengaruhi oleh faktor internal organisasi koperasi dalam menjalankan kegiatan usahanya, maupun dari sisi eksternal yaitu dari sisi petani yang terlibat dalam keanggotaan koperasi tersebut. Berkurangnya jumlah anggota KOPTAN Mitra Sukamaju karena banyaknya anggota yang memilih untuk menjadi petani mandiri, menyiratkan pertanyaan, faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keputusan anggota KOPTAN Mitra Sukamaju untuk tetap melanjutkan keanggotaannya atau tidak. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan anggota KOPTAN Mitra Sukamaju tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis regresi logistik, dengan memasukkan tujuh variabel yang diduga mempengaruhi keanggotaan koperasi tersebut. 7.1 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Keputusan Petani untuk Menjadi Anggota KOPTAN Mitra Sukamaju Analisis regresi logistik untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan petani ini, dilakukan dengan menggunakan data reponden yang terdiri dari petani yang pernah dan masih menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju Lampiran 5. Sedangkan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keanggotaan KOPTAN Mitra Sukamaju dengan menggunakan analisis regresi logistik biner pada software SPSS, tertera pada Lampiran 6. Berikut ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju atau tidak. Tabel 19. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani untuk Menjadi Anggota KOPTAN Mitra Sukamaju α = 10 Variabel Koefisien P-Value Odds Ratio Umur -0,026 0,647 0,975 Pengalaman 0,528 0,043 1,696 Keluarga -0,078 0,923 0,925 Pendidikan 1,031 0,174 2,804 Produktivitas -6,597 0,043 0,001 Luas Lahan -8,420 0,197 0,000 Pendapatan 0,080 0,336 1,083 Constant 13,724 0,059 912222,28 Keterangan : Signifikan pada α = 10 Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa dari tujuh variabel yang dimasukkan ke dalam model terdapat, hanya terdapat dua variabel yang berpengaruh nyata terhadap keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju, yaitu variabel pengalaman dan produktivitas. Kedua variabel tersebut berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 90 persen α=10 persen. Penggunaan α sebesar 10 persen, mengingat peluang atau resiko kesalahan maksimal sebesar 10 persen dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju tersebut dirasakan masih dapat ditolelir. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengaruh kedua faktor tersebut terhadap keputusan petani untuk melanjutkan keanggotaannya atau tidak.

7.1.1 Faktor Pengalaman Bertani Paprika Tahun

Hasil analisis regresi logistik pada Tabel 19, menunjukkan berdasarkan uji signifikansi masing-masing koefisien variabel Uji Wald, diketahui bahwa variabel pengalaman signifikan pada α sebesar 10 persen, yaitu memiliki nilai p- value sebesar 0,043 yang lebih kecil dari α=10 persen. Variabel pengalaman memiliki nilai koefisien sebesar 0,528, yang berarti bahwa jika variabel lainnya tetap, maka jika pengalaman bertambah 1 unit, secara rata-rata perkiraan logit akan naik sekitar 0,528 unit. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan atau korelasi yang positif antara lamanya pengalaman bertani paprika dengan keputusan petani untuk tetap manjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju. Semakin lama pengalaman petani dalam bertani paprika, maka petani tersebut akan cenderung mengambil keputusan untuk tetap menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju. Hal ini bertolak belakang dengan dugaan sebelumnya dari peneliti, yang menduga bahwa pengalaman akan berkorelasi negatif dengan keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju. Hubungan atau korelasi yang positif antara pengalaman dengan keputusan petani untuk tetap menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju, dikarenakan dengan semakin lamanya pengalaman bertani paprika, petani semakin paham bahwa dalam menjalankan usahatani paprika, terdapat resiko fluktuasi harga, selain itu diperlukan adanya kepastianjaminan pasar bagi hasil produksi petani. KOPTAN Mitra Sukamaju sebagai sebuah koperasi berusaha memberikan pelayanan yang berupa penetapan harga standar guna melindungi angggota dari fluktuasi harga, serta menampuang dan memasarkan semua hasil produksi anggotanya. Dengan demikian, keberadaan KOPTAN Mitra Sukamaju menjadi sangat penting dan berperan bagi petani paprika, khususnya anggota. Oleh karena itu, petani cenderung memutuskan untuk menjadi anggota dan mempertahankan keanggotaannya pada KOPTAN Mitra Sukamaju, karena koperasi tersebut dapat memberikan manfaat yang diperlukan anggotanya, khususnya dalam hal harga dan kepastian pasar. Selain itu, petani yang hingga saat ini masih mempertahankan keanggotaanya pada KOPTAN Mitra Sukamaju umumnya adalah para perintis beserta keluarganya, yang berperan khususnya dalam pendirian KOPTAN Mitra Sukamaju, sehingga mereka lebih untuk mempertahankan keanggotaanya. Nilai rasio odds yang merupakan exp βi untuk variabel pengalaman ini adalah sebesar 1,696. Nilai tersebut menunjukkan bahwa petani dengan pengalaman bertani paprika yang lebih lama, memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju, yaitu sebesar 1,696 kali dibanding petani yang pengalamannya belum lama.

7.1.2 Faktor Produktivitas Paprika yang Dihasilkan Petani Selama Satu Musim Tanam Kgpohon

Pada Tabel 19 terlihat bahwa produktivitas merupakan variabel yang berpengaruh nyata terhadap keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju atau tidak, yaitu signifikan pada α sebesar 10 persen. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai p-value sebesar 0,043 yang lebih kecil dari α=10 persen. Variabel produktivitas ini memiliki nilai koefisien yang bernilai negatif, yaitu sebesar -6,597. Nilai tersebut berarti bahwa jika variabel yang lain tetap, maka jika produktivitas yang dihasilkan petani naik 1 unit, secara rata-rata perkiraan logit akan turun sebesar 6,597. Hal tersebut juga menunjukkan adanya hubungan yang negatif antara produktivitas paprika yang dihasilkan petani dengan keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju. Semakin tinggi produktivitas paprika yang dihasilkan petani, maka petani cenderung untuk tidak menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju lagi. Hasil tersebut sesuai dengan dugaan peneliti, yang menyatakan bahwa variabel produktivitas akan berkorelasi negatif dengan keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju. Dugaan tersebut terbukti, karena semakin tinggi produktivitas paprika yang dihasikan, kemungkinan petani tersebut sudah memiliki pengetahuan yang baik mengenai budidaya paprika dan sudah cukup menguasai teknologi budidaya paprika hidroponik, sehingga petani merasa tidak perlu lagi untuk bergabung dengan KOPTAN Mitra Sukamaju. Nilai rasio odds untuk variabel produktivitas adalah sebesar 0,001. Nilai tersebut menunjukkan bahwa petani yang mampu memproduksi paprika dengan produktivitas yang lebih tinggi akan memiliki kecenderungan yang lebih kecil untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju, yakni sebesar 0,001 kali dibandingakan dengan petani dengan produktivitas tanaman yang lebih rendah. 7.2 Faktor-faktor yang Tidak Berpengaruh Terhadap Keputusan Petani untuk Menjadi Anggota KOPTAN Mitra Sukamaju Dari tujuh variabel yang dimasukkan ke dalam model, hanya terdapat dua variabel yang berpengaruh nyata atau signifikan pada α sebesar 10 persen. Lima variabel lainnya yang tidak signifikan, diantaranya adalah variabel umur petani, jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan, tingkat pendidikan petani, luas lahan yang digunakan untuk bertani paprika serta variabel pendapatan usahatani paprika yang diterima petani selama satu musim tanam. Kelima variabel tersebut cenderung tidak berpengaruh terhadap keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju. Tidak berpengaruhnya kelima variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Umur petani tahun Variabel umur sebelumnya diduga berpengaruh positif terhadap keputusan petani untuk menjadi anggota koperasi. Semakin tua umur petani, kemungkinan petani lebih menginginkan kepastian dalam usahanya dengan berkoperasi, dibandingkan menjadi petani mandiri, yang membutuhkan kemandirian petani dalam mengelola usahataninya. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, diketahui bahwa umur tidak berpengaruh secara nyata terhadap keputusan petani untuk menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju. Hal tersebut terjadi karena bagi petani paprika, umur tidaklah menjadi pemicu maupun penghambat dalam keputusannya untuk menjadi anggota koperasi. Berapa pun usia petani, sangat memungkinkan petani tersebut