Kerangka Pemikiran Konseptual KERANGKA PEMIKIRAN

produksinya. Dengan demikian, diduga petani yang lahannya lebih luas sangat memerlukan kerjasama dengan koperasi dalam memasarkan hasil produksinya dengan resiko yang lebih rendah. 4. Faktor biaya, diduga juga akan mempengaruhi keputusan petani secara positif. Semakin besar biaya yang harus dikeluarkan petani, maka diduga petani akan memerlukan kerjasama dengan koperasi yang dapat memberikan pelayanan pengadaan input dengan harga yang lebih murah karena adanya skala ekonomis pada usaha koperasi, agar uhataninya menjadi lebih efisien. 5. Faktor harga jual, diduga akan mempengaruhi keputusan petani secara negatif. Hal tersebut diduga karena jika harga jual paprika yang diterima petani rendah, maka petani memerlukan koperasi untuk mendapatkan harga jual yang lebih tinggi dengan adanya skala ekonomis dan tingginya posisi tawar pada koperasi, sehingga petani cenderung untuk menjadi anggota koperasi. 6. Faktor modal, diduga akan mempengaruhi keputusan petani secara negatif. Hal tersebut diduga karena petani yang memiliki keterbatasan modal atau modal yang kecil, akan memerlukan kerjasama dengan koperasi sebagai lembaga yang dapat memberikan manfaat dan pelayanan bantuan modal simpan pinjam. Selain faktor usaha petani, terdapat faktor rumah tangga petani yang juga diduga dapat mempengaruhi keputusan petani untuk menjadi anggota koperasi. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah faktor umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga serta pengalaman bertani. 1. Faktor umur petani diduga berpengaruh positif terhadap keputusan petani untuk menjadi anggota koperasi. Semakin tua umur petani, kemungkinan petani lebih menginginkan kepastian dalam usahanya dengan berkoperasi, dibandingkan menjadi petani mandiri yang membutuhkan kemandirian petani dalam mengelola usahataninya. 2. Faktor lamanya pengalaman bertani paprika, diduga akan berkorelasi negatif dengan keputusan petani untuk menjadi anggota. Semakin lama pengalaman petani dalam bertani paprika, memungkinkan petani sudah memiliki jaminan pasar yang pasti dan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai usahatani paprika. Dengan demikian petani yang berpengalaman tidak terlalu membutuhkan koperasi untuk mendukung kegiatan usahataninya. 3. Faktor jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan diduga akan berkorelasi positif dengan keputusan petani untuk menjadi anggota koperasi. Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan petani, maka kemungkinan petani tersebut membutuhkan pendapatan yang lebih tinggi untuk mencukupi keperluan keluarganya, yang mereka harapkan dapat diperoleh dengan berkoperasi. 4. Faktor tingkat pendidikan petani, diduga akan berhubungan positif dengan keputusan petani untuk menjadi anggota koperasi. Semakin tinggi pendidikan petani memungkinkan petani tersebut lebih paham mengenai konsep usaha dalam bentuk koperasi dan menganggap bahwa dengan berkoperasi dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan memberikan berbagai manfaat dalam bentuk pelayanan untuk mendukung usahataninya. Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran konseptual ini dapat dilihat pada Gambar 1. Faktor Usaha Petani 1 Produktivitas 2 Biaya 3 Harga 4 Pendapatan 5 Modal 6 Luas Lahan KEANGGOTAAN KOPTAN Mitra Sukamaju Faktor Rumah Tangga Petani 1 Umur 2 Jumlah anggota keluarga 3 Pendidikan 4 Pengalaman Manfaat KOPTAN Mitra Sukamaju Kinerja KOPTAN Mitra Sukamaju ƒ Keanggotaan ƒ Keuangan ƒ Usaha ƒ Pemasaran ƒ Sumberdaya manusia Gambar 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keanggotaan KOPTAN Mitra Sukamaju

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Koperasi Petani KOPTAN Mitra Sukamaju yang terletak di Desa Pasir Langu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja purposive berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya bahwa Desa Pasir Langu merupakan salah satu sentra produksi paprika di Indonesia. Selain itu, KOPTAN Mitra Sukamaju merupakan koperasi yang bergerak dibidang usahatani paprika hidroponik yang berada di Desa Pasir Langu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Oktober 2007.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, yang dijelaskan sebagai berikut : a. Data Primer Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data yang diperoleh dari petani dan pengurus koperasi, yaitu mengenai karakteristik petani umur, pendidikan, pengalaman dan jumlah anggota keluarga dan usahatani paprika produktivitas, biaya, harga, modal, luas lahan, dan pendapatan. Selain itu data primer yang juga dibutuhkan dalam penelitian ini adalah pendapat petani maupun pengurus mengenai, pelayanan dan manfaat koperasi. b. Data Sekunder Data sekunder yang berupa daftar anggota, struktur organisasi, serta laporan keuangan koperasi Neraca dan Laporan RugiLaba yang diperoleh dari KOPTAN Mitra Sukamaju. Selain itu diperlukan juga data dari instansi lainnya yang berkaitan dengan penelitian baik dari Kantor Desa Pasir Langu, maupun Departemen Koperasi.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan observasi. Selain itu, dilakukan wawancara dengan pengurus, karyawan dan manajer koperasi dengan menggunakan panduan wawancara interview guide serta wawancara dengan petani paprika anggota dan non anggota koperasi dengan menggunakan daftar pertanyaan yang lebih rinci dan lengkap schedule. Responden dalam penelitian ini terdiri dari pengurus koperasi dan petani paprika. Khusus untuk petani paprika yang menjadi responden dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut : Tabel 3. Klasifikasi Petani Responden No. Responden Penelitian Jumlah orang 1. Anggota KOPTAN Mitra Sukamaju 20 2. Non Anggota KOPTAN Mitra Sukamaju : 10 Total 30 Petani yang dijadikan responden dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu petani yang menjadi anggota koperasi dan petani non anggota. Petani anggota yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 orang, dari 54 anggota yang tercatat dalam keanggotaan KOPTAN Mitra Sukamaju. Pemilihan sempel tersebut ditentukan berdasarkan pertimbangan pribadi atau judgement sample. Dimana responden yang dipilih adalah hanya petani yang menjadi kepala keluarga dalam keanggotaan KOPTAN Mitra Sukamaju. Pemilihan tersebut dilakukan karena 54 anggota yang terdaftar dalam keanggotaan KOPTAN Mitra Sukamaju tersebut sebenarnya adalah jumlah greenhouse yang dimiliki oleh 20 orang petani yang menjadi kepala keluarga. Selain itu, petani non anggota yang dijadikan responden dalam penelitian ini terdiri dari 10 orang petani paprika yang pernah menjadi anggota KOPTAN Mitra Sukamaju. Sempel tersebut dipilih berdasarkan teknik snowball sampling, yaitu berdasarkan informasi yang diperoleh dari KOPTAN Mitra Sukamaju sebagai kelompok responden yang relevan untuk menunjuk calon responden lainnya, yaitu petani paprika yang pernah menjadi anggota koperasi tersebut.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dikumpulkan dan diolah untuk dilakukan analisa lebih lanjut baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisa kualitatif deskriptif dilakukan untuk melihat dan memberikkan gambaran mengenai kinerja KOPTAN Mitra Sukamaju. Sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui manfaat ekonomi koperasi yang diterima anggota khususnya dalam hal pendapatan. Selain itu, analisis kualitatif juga digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk menjadi anggota koperasi dengan menggunakan model Logit. Kinerja dan manfaat KOPTAN Mitra Sukamaju ini tidak diuji dalam kaitannya dengan keanggotaan koperasi, karena data keanggotaan jumlah anggota berupa data time series sedangkan data mengenai kinerja kepuasan anggota terhadap pelayanan dan manfaat koperasi berupa data cross section, sehingga sulit untuk diuji. Oleh karena itu, baik manfaat ataupun kinerja dalam hal ini hanya dideskripsikan, guna mendukung hasil analisis atau pengujian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keanggotaan KOPTAN Mitra Sukamaju.

4.4.1 Analisis Kinerja Koperasi

Penilaian kinerja KOPTAN Mitra Sukamaju dilakukan dengan menilai trend kinerja koperasi selama enam tahun terakhir, mulai dari tahun 2001 pada saat keanggotaan KOPTAN Mitra Sukamaju mencapai jumlah tertinggi sampai dengan tahun 2006. Kinerja KOPTAN Mitra Sukamaju akan dinilai dari sisi keanggotaan yang meliputi perkembangan jumlah anggota dan jumlah greenhouse anggota dan SHU per anggota. Dari sisi keuangan, yang akan dinilai adalah kesehatan keuangan koperasi melalui analisis rasio keuangan. Selain itu, dari sisi usaha, sumberdaya manusia dan pemasaran koperasi yang akan dinilai adalah pertumbuhan produksi, penjualan dan tingkat pendidikan karyawan serta pengurus koperasi. Indikator-indikator kinerja KOPTAN Mitra Sukamaju yang akan dinilai dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Model Penilaian Kinerja KOPTAN Mitra Sukamaju Tahun 2001-2006 Berdasarkan Beberapa Indikator Indikator Kinerja 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah anggota Jumlah greenhouse anggota SHU per anggota Rasio Keuangan: 1. Likuiditas 2. Solvabilitas 3. Rentabilitas 4. Aktivitas Volume usaha koperasi Produksi paprikaanggota Penjualan paprika Harga rata-rata Jumlah karyawan dan pengurus koperasi yang pendidikannya mencapai PT Selain itu, penilaian kinerja koperasi ini juga dilakukan dengan membandingkan antara hasil indikator kinerja yang dianggap penting oleh koperasi dengan standard yang telah ditetapkan koperasi. Indikator kinerja yang penting bagi koperasi diantaranya adalah kepuasan anggota terhadap pelayanan koperasi, jumlah anggota dan perkembangan volume usaha. Secara lengkap penilaian kinerja ini dapat dilihat pada Tabel 5.