Hasil Belajar Landasan Teori

2.1.2 Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah cara, proses menjadikan orang belajar KBBI 1991:195. Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Filosofi antara pengajaran dan pembelajaran matematika sesungguhnya berbeda, maka “pengajaran” matematika harus berubah paradigmanya yaitu: 1 dari teacher centered menjadi student centered, 2 dari teachhing centered menjadi learning centered, 3 dari content based menjadi competency based, 4 dari product of learning menjadi process of learning, dan 5 dari summative evaluation menjadi formative evaluation. Suherman, dkk 2003: 300. Berlandaskan kepada prinsip pembelajaran matematika yang tidak sekedar learning to know, melainkan juga learning to do, learning to be hingga learning to live together, maka pembelajaran matematika seyogyanya berdasarkan pada pemikiran bahwa peserta didik harus belajar dan mesti dilakukan secara komprehensif dan terpadu.

2.1.3 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan- perubahan dalam bidang pengetahuan, dalam bidang keterampilan, dalam bidang nilai dan sikap. Adanya perubahan itu tampak dalam hasil belajar yang dihasilkan oleh peserta didik terhadap pertanyaan atau persoalan tugas yang diberikan oleh guru. Hasil ini berbeda-beda sifatnya, tergantung didalamnya peserta didik memberikan prestasi misalnya dalam bidang pemahaman atau pengetahuan yang merupakan unsur kognitif. Benyamin S. Bloom Gay,1985: 72-76; Gagne dan Berliner, 1985; 457-460, mengusulkan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik Anni 2007: 7. Dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika sebagaimana dikutip dalam Jihad 2008: 149 dibagi menjadi tiga aspek, yaitu pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, dan pemecahan masalah. Adapun penjelasan dari masing-masing aspek adalah sebagai berikut. a Pemahaman konsep, merupakan kompetensi yang ditunjukkan pesrta didik dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur secara luwes, akurat, efisien, dan tepat. Indikator yang menunjukkan pemahaman konsep adalah sebagai berikut. 1 Menyatakan ulang sebuah konsep. 2 Mengklasifikasi objek-objek meurut sifat-sifat tertentu. 3 Memberi contoh dan non contoh dari konsep. 4 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. 5 Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep. 6 Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. 7 Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Jihad 2008: 149 b Penalaran dan komunikasi, merupakan kompetensi yang ditunjukkan peserta didik dalam melakukan penalaran dan mengkomunikasikan gagasan matematika. Indikator yang menunjukkan penalaran dan komunikasi adalah sebagai berikut. 1 Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram. 2 Mengajukan dugaan. 3 Melakukan manipulasi matematika. 4 Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi. 5 Menarik kesimpulan dari pernyataan. 6 Memeriksa kesahihan suatu argumen. 7 Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi. Jihad 2008: 149 c Pemecahan masalah, merupaka kompetensi pedagogik yang ditunjukkan peserta didik dalam memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan, dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah. Indikator yang menunjukkan pemecahan masalah adalah sebagai berikut. 1 Menunjukkan pemahaman masalah. 2 Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah. 3 Menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk. 4 Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat. 5 Mengembangkan strategi pemecahan masalah. 6 Membuat dan menafsirkan model mtematika dari suatu masalah. 7 Menyelesaikan masalah yang tidak rutin. Jihad 2008: 150

2.1.4 Ketuntasan Belajar

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika di Sekolah Menengah Pertama

0 12 193

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) terhadap kemampuan menyesaikan soal cerita matematika (studi eksperimen di SMPN 238 Jakarta)

0 5 88

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN ATI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

1 30 257

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN BANTUAN LKS MATERI POKOK LUAS SEGIEMPAT PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER II MTs TARBIYATUL MUBTADIIN

1 31 149

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Think Pair Share (TPS) Berbasis Investigasi Berbantuan CD Pembelajaran pada Pencapaian Hasil Belajar Materi Pokok Bidang Datar Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri

0 3 91

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Berbasis Penemuan Terbimbing Berbantuan CD Pembelajaran Dan Alat Peraga pada Pencapaian Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Lingkaran Siswa Kelas VII

0 6 215

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI POKOK SEGIEMPAT KELAS VII.

0 0 1

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs Negeri Petarukan pada Materi Pokok Segiempat melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

0 0 1

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

0 1 7

Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Berbantuan Alat Peraga terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Segiempat Oleh: Amalia Fitri Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Abstract - Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Berban

0 0 11