Validitas Butir Soal Tingkat Kesukaran Daya Pembeda

∑ σ : jumlah varians skor tiap-tiap item σ : varians total n : banyaknya butir soal Arikunto 2007:109. Rumus Varians: = ∑ − ∑ Keterangan: ∑ = jumlah skor total ∑ = jumlah kuadrat skor soal n = banyak butir Perhitungan reliabilitas akan sempurna jika hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Jika r 11 t tabel maka soal tersebut reliabel. Berdasarkan hasil uji coba pada kelas VII-C diperoleh r 11 = 0,556 dan r tabel = 0,334. Diperoleh r hitung r tabel , sehingga dapat disimpulkan bahwa semua butir soal yang diujicobakan reliabel.

3.5.2 Analisis Butir Soal

Analisis butir soal yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis validitas butir soal, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

3.5.2.1 Validitas Butir Soal

Pengujian validitas butir soal dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus product moment yaitu,    2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy            Keterangan: : koefisien korelasi product moment N : banyaknya peserta X : skor butir Y : skor total Arikunto 2007:72. Kriteria pengujian validitas dikonsultasikan dengan harga product moment pada tabel dengan taraf signifikan 5, jika r xy r tabel maka item soal tersebut dikatakan valid. Harga r tabel dengan taraf signifikansi 5 , diperoleh r tabel = 0, 334. Dari 8 soal yang diujicobakan, ada satu butir soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 3 dan tujuh butir soal yang valid yaitu butir soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, dan 8.

3.5.2.2 Tingkat Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Teknik perhitungannya adalah dengan menghitung berapa persen testi yang gagal menjawab benar atau ada dibawah batas lulus passing grade untuk tiap-tiap item Arifin 1991: 135. Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaran adalah sebagai berikut: TK = × 100 Keterangan: TK = Tingkat kesukaran Untuk menginterpretasikan nilai tingkat kesukaran item pada penelitian ini digunakan tolok ukur sebagai berikut. 1 Jika jumlah testi yang gagal mencapai 27, termasuk mudah. 2 Jika jumlah testi yang gagal antara 28 sampai dengan 72, termasuk sedang. 3 Jika jumlah testi yang gagal 72 keatas, termasuk sukar Arifin 1991: 135. Materi segiempat telah diujicobakan kepada 36 peserta didik kelas VII-C SMP N 30 Semarang. Banyak soal yang diujicobakan adalah 8 item dengan bentuk soal uraian. Berdasarkan hasil uji coba diperoleh satu soal dengan kriteria mudah yaitu soal nomor 2, tiga soal dengan kriteria sedang yaitu soal nomor 1, 4, dan 7, serta empat soal dengan kriteria sukar yaitu nomor 3, 5, 6, dan 8.

3.5.2.3 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang tidak pandai berkemampuan rendah. Semakin tinggi daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan peserta didik yang pandai dan yang kurang pandai. Teknik yang digunakan adalah dengan menghitung perbedaan dua buah rata-rata mean yaitu antara rata-rata dari kelompok atas dengan rata-rata dari kelompok bawah untuk tiap-tiap item. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.                 1 2 2 2 1 i i n n x x ML MH t , Keterangan: MH = rata-rata dari kelompok atas, ML = rata-rata dari kelompok bawah,  2 1 x = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas,  2 2 x = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah, n i = 27 x n, dengan n adalah jumlah peserta tes Arifin 1991:141. Hasil perhitungan t dikonsultasikan dengan t tabel , dengan dk=n 1 – 1+n i – 1 dan taraf signifikansi 5, jika t hitung  t tabel maka daya beda soal tersebut signifikan. Dengan taraf signifikansi 5 dan dk = n 1 – 1 + n i – 1 diperoleh nilai = 1,734. Ada satu butir soal dengan nilai yaitu butir soal nomor 3. Dengan demikian, ada tujuh butir soal dengan daya pembeda yang signifikan yaitu butir soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, dan 8. Berdasarkan analisis instrumen tes uji coba, butir soal yang digunakan dalam penelitian ini ada tujuh butir, yaitu butir soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, dan 8. Tiap butir soal tersebut memenuhi setiap indikator dalam kisi-kisi tes hasil belajar. Butir-butir soal tersebut sudah memenuhi kriteria valid, reliabel, dan mempunyai daya pembeda yang signifikan. Satu butir soal diantaranya memiliki tingkat kesukaran kriteria mudah yaitu butir soal nomor 2, tiga butir soal dengan tingkat kesukaran kriteria sedang yaitu butir soal nomor 1, 4 dan 7 serta tiga butir soal dengan tingkat kesukaran kriteria sulit yaitu butir soal nomor 5, 6 dan 8. Perhitungan analisis butir soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10.

3.5.3 Analisis Instrumen Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika di Sekolah Menengah Pertama

0 12 193

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) terhadap kemampuan menyesaikan soal cerita matematika (studi eksperimen di SMPN 238 Jakarta)

0 5 88

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN ATI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

1 30 257

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN BANTUAN LKS MATERI POKOK LUAS SEGIEMPAT PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER II MTs TARBIYATUL MUBTADIIN

1 31 149

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Think Pair Share (TPS) Berbasis Investigasi Berbantuan CD Pembelajaran pada Pencapaian Hasil Belajar Materi Pokok Bidang Datar Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri

0 3 91

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Berbasis Penemuan Terbimbing Berbantuan CD Pembelajaran Dan Alat Peraga pada Pencapaian Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Lingkaran Siswa Kelas VII

0 6 215

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI POKOK SEGIEMPAT KELAS VII.

0 0 1

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs Negeri Petarukan pada Materi Pokok Segiempat melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

0 0 1

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

0 1 7

Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Berbantuan Alat Peraga terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Segiempat Oleh: Amalia Fitri Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Abstract - Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Berban

0 0 11