Setiap manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena perbedaan itulah manusia dapat
saling asah, asih dan asuh saling mencerdaskan. Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan interaksi yang saling asah, asih, dan asuh sehingga terciptalah
masyarakat belajar learning community. Oleh karena itu, pembelajaran menjadi aktif, menarik dan menyenangkan. Dalam suatu pembelajaran tentunya ada
langkah-langkah dalam pelaksanaannya. Langkah pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut.
a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
b. Menyajikan informasi.
c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
d. Membimbing kelompok belajar dan bekerja.
e. Evaluasi.
f. Memberikan penghargaan.
Suyatno 2009: 52 Pembelajaran kooperatif memberikan banyak manfaat, antara lain
meningkatkan motivasi peserta didik, menumbuhkan rasa sosialisme yang tinggi, menciptakan sikap saling bekerjasama dan saling tolong menolong, serta
menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi.
2.1.8 Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Cooperative Integrated Reading
and Composition
Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC, termasuk dalam salah satu model pembelajaran cooperative learning yang merupakan
pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis. CIRC merupakan program komprehensif membaca dan menulis pada sekolah dasar. Namun, CIRC telah
berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran matematika.
Dalam model pembelajaran CIRC, peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 orang. Dalam
kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, sukubangsa, atau tingkat kecerdasan.
Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaan kooperatif tipe CIRC Cooperative Integrated Reading and Composition adalah sebagai berikut:
a membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-5 orang; b membagikan LKPD sesuai dengan bahan ajar;
c memberi kesempatan peserta didik untuk bekerjasama membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan terhadap LKPD kemudian
menuliskan hasil kolaboratifnya; d presentasi kelompok;
e refleksi. Adapun kelebihan dalam pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah
peserta didik dapat memberikan tanggapan secara bebas dalam proses belajar mengajar, peserta didik dilatih untuk dapat saling bekerjasama dan menghargai
pendapat orang lain.
2.1.9 Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Think-Pair-Share
Pembelajaran Think-Pair-Share
merupakan model
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural PS. Pendekatan ini memberi penekanan
pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik.
Strategi TPS tumbuh dari penelitian pembelajaran kooperatif yang merupakan cara efektif untuk mengubah pola diskursus didalam kelas. Model
pembelajaran TPS ini menantang bahwa seluruh resitasi dan diskusi perlu dilakukan didalam setting seluruh kelompok. Strategi dalam pembelajaran TPS
yaitu peserta didik secara eksplisit diberi waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satusama lain. Adanya kegiatan “berpikir-
berpasangan-berbagi” dalam model Think-Pair-Share memberikan keuntungan. Peserta didik secara individu dapat mengembangkan pemikirannya masing-
masing karena adanya waktu berpikir think-time, sehingga kualitas jawaban peserta didik juga meningkat. Keunggulan lain dari pembelajaran ini adalah
optimalisasi partisipasi peserta didik, lebih banyak memberikan kesempatan untuk berkontribusi pada masing-masing anggota kelompok, lebih cepat dalam
pembentukan kelompok, serta peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara yang satu dengan yang lain.
Underwood dalam Rahim 2010: 82 berpendapat bahwa jumlah latihan melalui kerja berpasangan dan kelompok yang didapat setiap peserta didik akan
meningkat tajam. Bahkan para guru seharusnya menggunakan kerja berpasangan sebagai bagian yang selalu ada di dalam kelasnya. Peserta didik yang masih kecil
cenderung berpasangan dengan teman khususnya dan sering ini memuaskan, kerja berpasangan dapat dilakukan dengan memasangkan peserta didik yang sudah bisa
dengan peserta didik yang belum bisa jika dapat dilakukan tanpa terlalu kentara. Tahapan utama dalam pembelajaran Think-Pair-Share menurut Ibrahim
2000: 26-27 adalah sebagai berikut: Tahap 1. Think berpikir
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara
mandiri untuk beberapa saat. Tahap 2.Pair
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap petama. Interaksi pada tahap ini diharapkan
dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4-5
menit untuk berpasangan. Tahap3.Share
Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Keterampilan berbagi dengan
seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi
pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.
Adapun sintaks dari pembelajaran TPS adalah sebagai berikut: a menyampaikan pertanyaan kepada peserta didik;
b memberi kesempatan peserta didik berpikir secara individual Think; c memberi kesempatan peserta didik untuk mendiskusikan hasil pemikirannya
masing-masing dengan pasangannya Pairs; d membimbing peserta didik berbagi jawaban dengan teman sekelas;
e refleksi.
2.1.10 Materi Pokok Segiempat