distribusi chi-kuadrat diperoleh = 3,84. Dengan demikian
, yang berarti H diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa varians antar
kedua kelompok homogen. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 22.
4.1.4 Ketuntasan Belajar
Setiap siswa di SMP N 30 Semarang dikatakan tuntas dalam mata pelajaran matematika, jika memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan kriteria
ketuntasan minimum KKM mata pelajaran tersebut, yaitu 67. Sedangkan pembelajaran dikatakan tuntas secara klasikal, apabila perolehan nilai hasil belajar
setiap peserta didik yang lebih dari atau sama dengan 67 sekurang-kurangnya 75 dari jumlah peserta didik yang ada dalam satu kelas tersebut.
Berdasarkan analisis data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen I, diketahui bahwa banyaknya peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari atau
sama dengan 67 adalah 35 dari 36 peserta didik dalam satu kelas tersebut. Dengan demikian 97,2 peserta didik pada kelas eksperimen I memperoleh nilai
67. Ini berarti bahwa kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC tuntas pada materi pokok segiempat. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 23.
Berdasarkan analisis data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen II, diketahui bahwa banyaknya peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari atau
sama dengan 67 adalah 31 dari 36 peserta didik dalam satu kelas tersebut. Dengan demikian 77,78 peserta didik pada kelas eksperimen II memperoleh nilai
67. Ini berarti bahwa kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS tuntas pada materi pokok segiempat. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 24.
4.1.4 Uji Proporsi Uji Satu Pihak
Uji proporsi ini digunakan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran CIRC dan TPS terhadap hasil belajar. Uji proporsi yang digunakan
yaitu uji pihak kiri dengan Ho dan H
1
sebagai tandingannya. H
:
proporsi peserta didik yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC atau TPS dengan nilai
67 yaitu 74. H
a
:
proporsi peserta didik yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC atau TPS dengan nilai
67 yaitu 74. Berdasarkan perhitungan analisis data kelas eksperimen I, diperoleh z
hitung
= 3,1765 dan z
tabel
= 1,64. Karena z
hitung
z
tabel
maka H ditolak. Artinya, proporsi
peserta didik yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan nilai
67 yaitu 74. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa, model pembelajaran kooperatif tipe CIRC efektif terhadap hasil belajar. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada lampiran 25. Berdasarkan perhitungan analisis data kelas eksperimen II, diperoleh z
hitung
= 1,656 dan z
tabel
= 1,64. Karena z
hitung
z
tabel
maka H ditolak. Artinya, proporsi
peserta didik yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan nilai
67 yaitu 74. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa, model pembelajaran kooperatif tipe TPS efektif terhadap hasil belajar. Hasil perhitungan
dapat dilihat pada lampiran 26.
4.1.5 Uji Kesamaan Dua Proporsi Uji Satu Pihak