Tahap Strategi PQ4R

Budayakan Membaca dipadankan dengan kata create ‘mencipta’, creatioe ‘kreasi’, dan creative ‘kreatif’. Kata create berarti menyebabkan ada, menghasilkan, menimbulkan, menghadirkan, atau menggambarkan, untuk pertama kali dan memberi karakter pada satu peran atau bagian dalam sebuah karya fiksi. Kata kreasi berarti produk asli orisinal, temuan manusia, atau imajinasi. Kata kreatif berarti memiliki daya cipta atau kemampuan menghasilkan sesuatu yang asli. Dari makna ketiga padanan kreativitas ini, yang paling menonjol adalah orisinalitas. Artinya, produk, proses, dan orangnya mampu menciptakan sesuatu yang belum diciptakan orang lain. Informasi ini sejalan dengan empat jenis defenisi tentang kreativitas sebagai Four P’s of Creativity yang dikemukakan oleh Rhodes dalam Munandar 2004: 20, yaitu “Persoe, Process, Press, Product”. Keempat “P” itu saling berkaitan. Pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan Press dari lingkungan, menghasilkan produk kreatif. Adapun Munandar 2004: 44 berpandangan kreativitas merupakan kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan fleksibilitas, dan orisinalitas dalam bepikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Dalam hal ini, kelancaran flueecy dalam berpikir adalah kemampuan memberikan gagasan pada objek tertentu dengan cepat dan tepat. Keluwesan fleksibilitas adalah kemampuan memberikan gagasan yang beragam, bebas dari perseverasi. Orisinalitas adalah kemampuan memberikan gagasan yang unik dan langka untuk populasi tertentu, kemampuan melihat hubungan-hubungan baru, atau kombinasi baru dari bermacam unsur. Kemudian elaborasi adalah kemampuan mengembangkan, merinci, dan memperkaya atau memperluas suatu gagasan. Guilford dalam Rakhmad, 2005: 75 menyatakan, “Orang kreatif ditandai dengan pola berpikir divergen, yakni mencoba menghasilkan sejumlah kemungkinan jawaban. Berpikir divergen dapat diukur dengan flueecy, flexibility, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Budayakan Membaca dan origieality. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah kesanggupan mengelaborasi suatu gagasan secara divergen berdasarkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas. Kemampuan berpikir kreatif ini berpengaruh positif terhadap kemampuan membaca pemahaman seseorang. Hal ini terbukti dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Barus 2010: 101, yaitu kemampuan membaca pemahaman seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi lebih tinggi daripada kemampuan membaca pemahaman seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman seseorang, peningkatan kemampuan berpikir kreatif dipandang perlu. Barus 2010: 6 memaparkan tiga upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif yang dapat dijabarkan sebagai berikut. Pertama, sehubungan dengan upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, seseorang dapat dimotivasi untuk selalu mencari sesuatu yang baru dalam bacaan atau berusaha untuk seunik mungkin dalam mengembangkan gagasan yang dinyatakan dalam bacaan. Kedua, seseorang dapat melatih dirinya sendiri sehingga dapat menghasilkan pemahaman yang komprehensif sekaligus kemampuan untuk mengembangkan gagasan- gagasan orisinal meskipun itu berkaitan dengan satu bacaan bahasa Indonesia, yaitu 1 kelancaran dalam menemukan gagasan, 2 kelenturan dalam struktur kalimat, 3 orisinalitas dalam menemukan tema yang khas, orisinalitas dalam gagasan yang ditangkap, dan 4 elaborasi, yang mampu membuat suatu bacaan tampak lebih kaya dengan gagasan, misalnya dengan menghubungkan gagasan dalam bacaan dengan gagasan yang tidak biasa. Ketiga, diperlukan dukungan dari lingkungan yang meliputi fleksibilitas dalam memberi kesempatan, bimbingan, dan dukungan untuk membangun kepercayaan diri dalam melakukan kegiatan kreatif.

Dokumen yang terkait

Analisis Kesalahan Pelafalan Bahasa Mandarin pada Mahasiswa Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara.

13 131 87

Studi Komparasi Pemikiran Hasan al-Banna dan Ahmad Dahlan tentang Konsep Pendidikan Islam

6 28 106

Kamampuan mahasiswa tarjamah dalam menerjemahkan nama diri : studi kasus mahasiswa tarjamah semester VI angkatan tahun 2005-2006

0 9 119

Media pembelajaran wakuwaku Kanji Kuizu sebagai media alternatif untuk memepelajari Kanji bagi mahasiswa Tingkat I Tahun Akademik 2013/2014 Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia

3 13 75

Analisis kesalahan mahasiswa dalam menulis dan membaca Kanji :(studi kasus terhadap mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun Akademik 2013/2014)

0 11 63

Media pembelajaran wakuwaku Kanji Kuizu sebagai media alternatif untuk memepelajari Kanji bagi mahasiswa Tingkat I Tahun Akademik 2013/2014 Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia

0 12 75

SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

0 0 17

SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

0 0 104

Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

1 1 109

Strategi Kepala Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dalam Menginternalisasikan Nilai-nilai Religius Mahasiswa

0 0 24