LatarBBelakangBMasalah Pengembangan modul pembelajaran membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

1 BABBIB PENDAHULUANB

1.1 LatarBBelakangBMasalah

Kegiatan berbahasa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya bersama manusia lain untuk berkomunikasi. Media komunikasi yang digunakan dalam berbahasa adalah bahasa. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi sosial di masyarakat tidak akan lepas dari masyarakat itu sendiri sebagai para penuturnya. Dalam menuturkan bahasa, setiap manusia memiliki tujuan tertentu. Misalnya, untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan, baik yang sebenarnya maupun yang hanya bersifat imajinasi Halliday dalam Chaer dan Agustina, 2004: 17. Bahasa berkaitan dengan keterampilan, semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya Tarigan, 2008: 1. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen utama, antara lain keterampilan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak dan membaca merupakan keterampilan yang bersifat reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan dan mendapatkan perhatian khusus dalam ranah pendidikan. Adapun fokus pada penelitian ini ada pada keterampilan membaca. Membaca adalah jendela dunia, dengan membaca semua informasi dapat ditangkap dan dicerna dengan cepat dan mudah. Menurut Tampubolon 1987: 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI membaca merupakan salah satu kemampuan yang harus dibina dan dikembangkan. Atas dasar itu, sebaiknya kemampuan membaca harus dibina dan ditingkatkan sehingga dapat menjadi sebuah budaya yang dimiliki oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Membaca memiliki peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia, terlebih saat ini di mana perkembangan Ipteks menuntut orang untuk selalu cepat tanggap dalam menghadapi informasi apapun yang diperolehnya. Orang harus semakin pandai dalam mengartikan dan memaknai berbagai informasi, jika ia ingin lebih berkembang dan maju. Kegiatan yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk memaknai informasi tersebut adalah membaca. Bahkan ketika Nabi Muhammad SAW, akan diangkat menjadi seorang Rasul, perintah pertama yang beliau terima adalah membaca. Dalam kitab-Nya Allah SWT berfirman yang artinya, “Bacalah dengan nama Tuhanmu” T.Q.S Al-Alaq: 1. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya kegiatan membaca. Dalam dunia pendidikan, membaca merupakan kegiatan yang tidak dapat terlepas dan terpisahkan darinya. Roger Farr dalam Iswara, 1997: 3 mengatakan bahwa membaca adalah jantung pendidikan. Lebih dalam lagi, membaca dapat diibaratkan sebagai urat nadinya pendidikan. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya kegiatan membaca. Senada dengan pendapat tersebut, Nurgiyantoro 2001: 247 menyebutkan bahwa, aktivitas dan tugas membaca merupakan suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi dalam dunia pendidikan. Siswa memperoleh sebagian besar ilmu melalui aktivitas membaca. Kemampuan dan kemauan membaca sangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memengaruhi keberhasilan studi seseorang, terlebih mahasiswa. Mahasiswa harus memiliki kemampuan membaca yang baik karena hampir sebagian besar aktivitas belajarnya berupa kegiatan membaca, sehingga ia dapat lebih banyak memperoleh informasi melalui hasil bacaannya. Kemampuan membaca yang dimaksud adalah kemampuan dalam memahami isi suatu bacaan. Pemahaman membaca merupakan hal yang penting, karena dengannya seseorang akan lebih mudah dalam memperoleh informasi dari berbagai macam sumber tertulis. Bagi mahasiswa, pemahaman terhadap suatu bacaan merupakan kunci sukses dalam meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupan, terkhusus di bangku perkuliahan, namun dalam kenyataan di lapangan kondisi kemampuan membaca pemahaman para mahasiswa masih cenderung rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment PISA di Indonesia dengan sampel penelitian 7.355 siswa, menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa Indonesia sangat memprihatinkan. Sekitar 37,6 dari siswa hanya bisa membaca tanpa bisa menangkap maknanya, dan sebanyak 24,8 hanya bisa mengaitkan teks yang dibaca dengan satu informasi pengetahuan saja Hidayah, 2011: 33. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa rendahnya kemampuan membaca pemahaman mahasiswa dewasa saat ini ditunjukkan dengan referensi tugas perkuliahan yang minim dan cenderung tidak relevan. Selain dari itu, minat mahasiswa ke perpustakaan juga tergolong rendah. Mahasiswa memanfaatkan perpustakaan apabila menjelang ujian atau ketika mendapatkan tugas dari dosen saja ejournal.uny.ac.id diakses pada tanggal 8 September 2015. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil observasi proses perkuliahan pada tanggal 14 April 2016 di ruang 404 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, juga menunjukkan kurangnya kemampuan mahasiswa dalam memahami isi suatu bacaan. Hal ini dapat diketahui dari sikap pasif para mahasiswa ketika mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Mahasiswa cenderung diam apabila diberikan kesempatan bertanya oleh dosen. Selain itu, ketika dosen memberi pertanyaan terkait materi perkuliahan yang sedang dibahas, para mahasiswa cenderung diam dan takut untuk menjawab pertanyaan tersebut. Perilaku tersebut dapat didasari atas 2 alasan, yaitu: 1 bahwa mahasiswa tidak memahami struktur kalimat dan makna kata dalam kalimat pada bahan pembelajaran, sehingga susah memahami isi keseluruhan bacaan serta takut untuk aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan dan, 2 rendahnya minat baca yang dimiliki mahasiswa, sehingga malas memperhatikan materi yang sedang dipelajari dan sibuk dengan handphone mereka sendiri. Kebiasaan menghafal materi dan bukan memahaminya juga menjadi fenomena yang banyak terjadi di kalangan mahasiswa dewasa saat ini. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa mahasiswa semester VI PBSI Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, menunjukkan bahwa budaya menghafal seakan menjadi kebiasaan yang selalu dilakukan ketika akan ujian. Fenomena ini terlihat ketika masa ujian telah datang, baik ujian tengah semester maupun ujian akhir semester. Mahasiswa cenderung membaca buku untuk menghafalkan segala materi yang ada ketimbang memahami setiap materi yang dibaca, sehingga hasilnya ketika ujian telah berakhir, ikut berakhir pula semua PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hafalan akan materi pembelajaran tersebut. Mahasiswa berparadigma bahwa nilai menjadi ujung tombak dimana paham tidak lagi menjadi skala prioritas. Berbagai permasalahan yang telah dikemukakan di atas dapat dikarenakan berbagai faktor internal dan eksternal pembaca. Namun, yang menjadi faktor utamanya adalah faktor internal yang berkaitan dengan motivasi, minat dan sikap dalam pribadi mahasiswa itu sendiri. Belum tumbuhnya kesadaran akan pentingnya aktivitas membaca menjadi pemicu rendahnya minat baca. Pendidik dalam hal ini seorang dosen merupakan salah satu tokoh penting dari kemampuan membaca pemahaman yang dimilki mahasiswa. Dalam pembelajaran di kelas, pendidik harus mampu memfasilitasi kegiatan belajar yang dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa. Dengan begitu, pendidik diharapkan mampu menularkan kebiasaan membaca hingga dapat menjadi pendorong berseminya sebuah budaya baca dikalangan mahasiswa melalui kemampuan membaca pemahaman yang dimilkinya. Menurut Hasan dalam N.S Sutarno, 2003: 20, pendorong bagi bangkitnya minat baca ialah kemampuan membaca, dan pendorong bagi berseminya budaya baca adalah kebiasaan membaca, sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik jenis, jumlah, maupun mutunya. Berdasarkan pendapat tersebut, seorang pendidik diharapkan dapat bersikap aktif dan kreatif dalam mengembangkan suatu bahan ajar guna diterapkan sebagai strategi alternatif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa. Penggunaan bahan ajar yang menarik dan beragam dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran membaca sangat penting bagi mahasiswa untuk memperoleh informasi dalam suatu bacaan. Selain itu, ketepatan pemilihan bahan ajar akan berdampak pada keberhasilan belajar mahasiswa serta tercapainya tujuan pembelajaran. Mengingat pentingnya kemampuan membaca pemahaman dan penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran, perlu adanya suatu pengembangan bahan ajar pembelajaran membaca pemahaman. Dimana dalam hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan peneliti terhadap mahasiswa semester VI kelas G dan H PBSI Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, diketahui pula bahwa mahasiswa merasa materi tentang membaca pemahaman sangat terbatas dalam buku-buku yang mereka miliki maupun jumpai. Dengan adanya buku teks yang khusus mengulas tentang materi membaca pemahaman, niscaya mahasiswa akan dapat memiliki pengetahuan dan pengalaman belajar lebih dalam berkaitan dengan aspek-aspek membaca pemahaman. Kemudian, dari pengetahuan tersebut mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam diri sehingga mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahamannya. Dengan memperhatikan permasalahan yang terjadi, peneliti tertarik mengadakan penelitian guna mengembangkan bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul ”Pengembangan Modul Pembelajaran Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan lahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Tahun Akademik 20152016”.

1.2 RumusanBMasalahB

Dokumen yang terkait

Analisis Kesalahan Pelafalan Bahasa Mandarin pada Mahasiswa Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara.

13 131 87

Studi Komparasi Pemikiran Hasan al-Banna dan Ahmad Dahlan tentang Konsep Pendidikan Islam

6 28 106

Kamampuan mahasiswa tarjamah dalam menerjemahkan nama diri : studi kasus mahasiswa tarjamah semester VI angkatan tahun 2005-2006

0 9 119

Media pembelajaran wakuwaku Kanji Kuizu sebagai media alternatif untuk memepelajari Kanji bagi mahasiswa Tingkat I Tahun Akademik 2013/2014 Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia

3 13 75

Analisis kesalahan mahasiswa dalam menulis dan membaca Kanji :(studi kasus terhadap mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun Akademik 2013/2014)

0 11 63

Media pembelajaran wakuwaku Kanji Kuizu sebagai media alternatif untuk memepelajari Kanji bagi mahasiswa Tingkat I Tahun Akademik 2013/2014 Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia

0 12 75

SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

0 0 17

SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

0 0 104

Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

1 1 109

Strategi Kepala Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dalam Menginternalisasikan Nilai-nilai Religius Mahasiswa

0 0 24