Populasi Penelitian POPULASI, SAMPEL, DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

35 menunjukkan bahwa norma subjektif mendukung subjek untuk melakukan perilaku menggunakan jasa fitness . Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor skala yang diperoleh oleh subjek menunjukkan bahwa norma subjektif kurang atau tidak mendukung subjek untuk melakukan perilaku menggunakan jasa fitness . 4. Perceived behavioral control adalah persepsi individu mengenai faktor yang mendukung atau menghalangi munculnya perilaku. Perceived behavioral control dapat diukur dengan menggunakan skala perceived behavioral control yang terdiri dari dua indikator yaitu control beliefs dan power of control beliefs. Dari hasil skala perceived behavioral control tersebut, dapat dilihat tingkat perceived behavioral control yang dimiliki subjek melalui hasil kali skor kedua aspek diatas. Jika semakin tinggi skor skala yang diperoleh, maka semakin kuat perceived behavioral control yang dimiliki subjek untuk menampilkan perilaku menggunakan jasa fitness. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor skala yang diperoleh, maka semakin lemah perceived behavioral control yang dimiliki subjek untuk menampilkan perilaku menggunakan jasa fitness.

3.3 POPULASI, SAMPEL, DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

3.3.1 Populasi Penelitian

Menurut Azwar 2010, populasi merupakan kelompok subjek yang akan dikenai penelitian. Populasi dalam penelitian meliputi kelompok subjek yang Universitas Sumatera Utara 36 harus memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang sama sehingga dapat dibedakan dengan kelompok subjek yang lain. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah para peminat olahraga yang belum pernah menggunakan jasa fitness di Kota Medan. 3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah bagian dari populasi, yang terdiri dari beberapa anggota populasi. Penggunaan sampel dalam penelitian didasari atas pertimbangan efisiensi sumber daya berupa waktu, tenaga, dan dana. Oleh karena itu, subjek penelitian hanya diambil dari sampel dalam populasi bukan populasi secara keseluruhan Azwar, 2010. Sampel tentunya harus merepresentasi populasi atau memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh populasinya. Agar mendapatkan sampel yang benar-benar merepresentasikan populasinya maka dibutuhkan teknik khusus yang disebut teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling. Non-probability sampling merupakan suatu cara pengambilan sampel yang tidak diketahui berapa besarnya peluang yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini. Alasan peneliti menggunakan teknik non- probability sampling dikarenakan tidak diketahui berapa banyak populasi yang tidak menggunakan jasa fitness. Metode sampling yang akan digunakan adalah purposive sampling. Metode ini merupakan salah satu teknik non-probability sampling dimana peneliti mengambil sampel yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan penelitian Azwar, 2010. Ketika hendak memberi skala kepada sampel, peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada sampel berupa Universitas Sumatera Utara 37 apakah sampel belum pernah menggunakan jasa fitness, sejauh mana pengetahuan sampel terhadap fitness center, serta bagaimana pandangan sampel terhadap kesehatan. Hal ini dilakukan untuk menguji apakah sampel memiliki kriteria yang harus dipenuhi. Adapun kriteria tersebut adalah: • Sadar akan gaya hidup dan fisik yang sehat • Belum pernah menggunakan jasa fitness • Memiliki informasi tentang fitness center Sebelum pembuatan skala, dilakukan teknik elisitasi salient belief dengan menggunakan sampel kecil sekitar 20 orang untuk mengetahui belief mereka terhadap jasa fitness. Kemudian, sampel besar diambil untuk mengisi skala data penelitian. Secara tradisional, statistik menganggap jumlah sampel lebih dari 60 orang sudah cukup banyak Azwar, 2010. Namun, supaya didapatkan data statistik yang lebih akurat maka peneliti memutuskan untuk mengambil sampel sebanyak 100 orang peminat olahraga di Kota Medan.

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA