Dinamika Norma Subjektif terhadap Intensi

25 semakin besar minat pengunjung untuk berkunjung ke TMII. Penelitian lain dilakukan oleh Arimoerti 2000 bahwa sikap secara positif mempengaruhi intensi seseorang untuk menggunakan jasa psikologi. Jadi, semakin positif sikap seseorang terhadap pelayanan psikologi maka semakin tinggi intensi orang tersebut untuk melakukan konsultasi pada jasa psikologi . Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmah 2011 juga menunjukkan bahwa sikap secara signifikan memberi pengaruh atau sumbangan terhadap intensi membeli buku referensi kuliah illegal. Berdasarkan penelitian diatas dan didukung oleh penelitian Ajzen 2005 dalam Theory of Planned Behavior, maka dapat dilihat bahwa sikap memiliki peran dalam mempengaruhi intensi seseorang untuk menampilkan suatu perilaku, dimana dalam penelitian ini perilaku menggunakan jasa fitness. Semakin positif sikap seseorang terhadap fitness center maka semakin tinggi intensi orang tersebut untuk menggunakan jasa fitness. Sebaliknya, semakin negatif sikap seseorang terhadap fitness center maka semakin rendah pula intensi orang tersebut untuk menggunakan jasa fitness.

2.6.2. Dinamika Norma Subjektif terhadap Intensi

Norma subjektif merupakan persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk menampilkan atau tidak menampilkan suatu perilaku. Norma subjektif yang berasal dari significant others atau orang-orang terdekat seperti orang tua, pasangan, saudara, serta teman dekat yang akan mempengaruhi intensi individu dalam menampilkan atau tidak menampilkan perilaku. Norma subjektif dapat Universitas Sumatera Utara 26 dikatakan sebagai dorongan sosial yang menentukan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku Ajzen, 2005. Ajzen 2005 mengemukakan bahwa norma subjektif ditentukan oleh adanya keyakinan normatif normative belief berupa keyakinan akan harapan- harapan orang yang berada di sekitar individu untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku. Selain keyakinan normatif, norma subjektif juga ditentukan oleh keinginan untuk mengikuti motivation to comply yang berupa dorongan sosial yang memotivasi individu untuk menampilkan perilaku sesuai dengan kepercayaannya terhadap harapan orang-orang di sekitarnya. Jika individu percaya bahwa significant others mengharapkan ia harus melakukan suatu perilaku dan ia termotivasi untuk mewujudkan harapan significant other tersebut, maka individu akan memiliki intensi yang tinggi untuk menampilkan perilaku. Sebaliknya jika individu percaya bahwa significant others tidak menyukai atau melarang individu melakukan suatu perilaku dan ia terdorong untuk menjauhi perilaku tersebut, maka intensi individu akan berkurang dalam menampilkan perilaku. Penelitian yang dilakukan oleh Fausiah, Muis, dan Atjo 2013 menemukan bahwa norma subjektif memiliki pengaruh yang searah terhadap intensi karyawan untuk berperilaku K3, yang berarti semakin tinggi pengaruhh rujukan sosial di lingkungan kerja unit PLTD PT. PLN Persero Sektor Tello maka diharapkan pula semakin tinggin intensi karyawan untuk berperilaku K3. Penelitian lain dilakukan oleh Priaji 2011 bahwa norma subjektif secara positif mempengaruhi intensi menabung di bank syariah secara signifikan. Jadi, semakin Universitas Sumatera Utara 27 tinggi rujukan sosial yang diberikan pada individu untuk menabung di bank syariah maka semakin besar intensinya untuk melakukan hal tersebut. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Rochmawati 2012 menemukan bahwa norma subjektif berpengaruh terhadap intensi untuk menggunakan kartu kredit pada PNS di lingkungan Universitas Brawijaya. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa nasehat atau saran dari significant other menjadi salah satu pertimbangan individu untuk melakukan suatu perilaku. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dapat dilihat bahwa norma subjektif memiliki peran dalam mempengaruhi intensi seseorang untuk menampilkan perilaku, dimana dalam penelitian ini perilaku menggunakan jasa fitness. Ketika norma subjektif yang ada di sekitar individu mendukung untuk menggunakan jasa fitness maka semakin tinggi intensi seseorang menampilkan perilaku menggunakan jasa fitness. Sebaliknya, jika norma subjektif tidak mendukung seseorang untuk menggunakan jasa fitness maka semakin rendah pula intensi orang tersebut dalam menampilkan perilaku menggunakan jasa fitness. 2.6.3. Dinamika Perceived Behavior Control terhadap Intensi Perceived behavior control merupakan keyakinan individu tentang ada atau tidaknya faktor yang mendukung atau menghalangi tampilnya perilaku. Keyakinan ini bisa saja didasari oleh pengalaman masa lalu ataupun informasi sekunder tentang perilaku seperti informasi yang didapatkan dengan mengobservasi pengalaman kenalan, teman, keluarga, dan lain-lain yang nantinya dapat meningkatkan atau mengurangi intensi berperilaku. Perceived behavior Universitas Sumatera Utara 28 control ditentukan oleh keyakinan seseorang mengenai faktor pendukung atau penghambat untuk melakukan suatu perilaku control beliefs. semakin banyak faktor yang memfasilitasi untuk menampilkan perilaku seperti kesempatan ataupun sumberdaya, maka semakin besar intensi individu untuk menampilkan perilaku Ajzen, 2005. Perceived behavior control juga ditentukan oleh derajat seberapa besar faktor-faktor kontrol tersebut mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan perilaku tersebut atau tidak power of control belief. Bila individu merasa mudah untuk menampilkan perilaku maka semakin besarlah intensinya, sebaliknya jika individu merasa perilaku tersebut sulit untuk ditampilkan maka semakin kecil intensi individu untuk menampilkan perilaku tersebut Ajzen, 2005. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh perceived behavior control terhadap intensi. Penelitian yang dilakukan oleh Mashithoh 2009 menemukan bahwa perceived behavior control mempengaruhi intensi atau minat seseorang untuk mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mas’ud 2012 menunjukkan bahwa perceived behavioral control yang dimiliki nasabah bank berpengaruh signifikan dan positif terhadap keinginan menggunakan ATM. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik kontrol prilaku yang dipersepsikan nasabah bank terhadap produk layanan bank, maka keinginan untuk menggunakan ATM BCA semakin meningkat. Sementara, penelitian yang dilakukan oleh Huda, Rini, Mardoni, dan Universitas Sumatera Utara 29 Putra 2012 menunjukkan bahwa intensi untuk membayar zakat dipengaruhi perceived behavior control secara signifikan. Kesimpulan yang didapat dari Theory of Planned Behavior oleh Ajzen 2005 dan hasil dari penelitan-penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa perceived behavior control berperan dalam mempengaruhi intensi seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Semakin tinggi perceived behavior control yang dimiliki seseorang terhadap perilaku penggunaan jasa fitness, maka semakin tinggi intensinya untuk menggunakan jasa fitness, dan sebaliknya, jika semakin rendah perceived behavior control seseorang, maka intensinya untuk menggunakan jasa fitness semakin rendah.

2.6.4. Dinamika Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavior Control