Peran Sikap terhadap Intensi Penggunaan Jasa Fitness

68 menggunakan jasa fitness. Nilai r sekitar 0.378 menunjukkan bahwa perceived behavioral control memiliki peran yang lemah terhadap intensi menggunakan jasa fitness namun tetap berperan secara signifikan. Dengan demikian, apabila ketiga faktor tersebut digabungkan akan berrsama-sama mempengaruhi intensi seseorang untuk menggunakan jasa fitness. Dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui intensi menggunakan jasa fitness dapat dilihat dengan megetahui bagaimana sikap mereka terhadap fitness center, peran significant other yang ada disekitar calon konsumen apakah mendukung atau tidak mendukung dirinya untuk menggunakan jasa fitness, serta faktor-faktor yang ada disekitar calon konsumen seperti pengetahuan atau pengalamannya terhadap fitness center yang dapat mendukung atau melemahkan keinginannya untuk menggunakan jasa fitness.

4.4.2 Peran Sikap terhadap Intensi Penggunaan Jasa Fitness

Pada penelitian ini, didapatkan hasil bahwa sikap berperan positif secara signifikan terhadap intensi menggunakan jasa fitness yang ditunjukkan oleh nilai p = 0.000 0.05 sehingga hipotesis alternatif diterima. Berdasarkan koefisien variabel, sikap memiliki nilai r sebesar 0.393 sehingga r 2 = 0.154 yang berarti sikap berperan sebesar 15,4 terhadap intensi menggunakan jasa fitness. Dengan demikian, semakin baik atau positif sikap seseorang terhadap jasa fitness maka semakin besar intensi orang tersebut untuk menggunakan jasa fitness. Ketika seseorang memiliki sikap yang positif bahwa dengan menggunakan jasa fitness Universitas Sumatera Utara 69 memiliki manfaat yang baik, maka intensi orang tersebut untuk menggunakan jasa fitness akan bertambah kuat. Sikap merupakan respon positif atau negatif terhadap suatu objek sikap yang dapat mempengaruhi besar kecilnya intensi seseorang untuk melakukan perilaku Ajzen, 2005. Sikap didasarkan pada keyakinan individu terhadap konsekuensi yang dihasilkan oleh suatu perilaku. Kemudian individu juga akan mengevaluasi konsekuensi tersebut, apakah perilaku yang akan dilakukan berakibat positif atau berakibat negatif. Evaluasi positif maupun negatif terhadap suatu perilaku akan mempengaruhi intensi seseorang untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tersebut. Dalam penelitian ini, subjek memiliki keyakinan positif akan konsekuensi yang dihasilkan apabila menggunakan jasa fitness, yang ditunjukkan dari hasil skor skala sikap dimana sikap subjek terlihat dari netral menuju ke positif. Dengan adanya keyakinan yang positif tersebut, subjek mengevaluasi bahwa dengan menggunakan jasa fitness akan membuat tubuh lebih sehat dan teratur dalam berolahraga sehingga intensi subjek untuk menggunakan jasa fitness semakin kuat. Variabel sikap juga memiliki sumbangan atau peran terbesar terhadap intensi menggunakan jasa fitness. Peran terbesar itu dikarenakan subjek memiliki belief bahwa dengan menggunakan jasa fitness mereka akan merasa lebih sehat, mendapatkan bentuk tubuh yang lebih proporsional, dan dapat menambah sosialisasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam skala sikap di penelitian ini, skor terbesar berada pada kepercayaan subjek bahwa menggunakan jasa fitness Universitas Sumatera Utara 70 merupakan hal yang positif bagi kesehatan. Oleh karena itu, evaluasi subjek terhadap kepercayaan tersebut juga positif. Dalam penelitian ini, skala sikap lebih diarahkan kepada pengetahuan subjek mengenai manfaat menggunakan jasa fitness. Pengetahuan subjek tersebut didapatkan dari hasil elisitasi salient belief yang dilakukan sebelum merancang alat ukur dimana informasi mengenai fitness center didapatkan dari teman dan majalah lifestyle sehingga terbentuklah kesan-kesan tentang fitness center. Semakin banyak pengetahuan subjek terhadap manfaat menggunakan jasa fitness, maka semakin baik subjek mengevaluasi atau menilai keberadaan fitness center. Sehingga dengan adanya evaluasi yang baik akan menghasilkan sikap positif terhadap perilaku menggunakan jasa fitness yang akhirnya akan berimbas pada intensi subjek yang semakin kuat untuk menggunakan jasa fitness.

4.4.3. Peran Norma Subjektif terhadap Intensi Menggunakan Jasa Fitness