Defenisi Intensi Faktor-Faktor Intensi

13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. INTENSI

2.1.1. Defenisi Intensi

Chaplin 1999 menyatakan bahwa intensi merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara Kartono dan Gulo 1987 mendefinisikan intensi sebagai tujuan untuk berbuat suatu hal. Warshaw dan Davis 1985 mendefinisikan intensi sebagai kecenderungan individu untuk merancang suatu perencanaan secara sadar untuk menampilkan atau tidak menampilkan maksud tertentu. Jadi, intensi dapat dipahami sebagai rencana individu untuk menampilkan suatu perilaku tertentu. Semua perilaku manusia didasarkan pada intensi karena intensi merupakan indikasi seberapa keras usaha seseorang untuk menampilkan suatu perilaku. Kerasnya usaha seseorang untuk melakukan suatu perilaku merupakan prediktor paling kuat bagi munculnya perilaku tersebut. Intensi dijelaskan dalam theory of planned behavior yang merupakan pengembangan dari theory of reasoned action. Menurut Ajzen 1991 yang menjadi faktor utama dalam theory of planned behavior ini adalah intensi seseorang untuk memunculkan suatu perilaku. Intensi diasumsikan untuk menggambarkan faktor yang memotivasi dan mempengaruhi perilaku, seperti mengindikasikan seberapa keras individu akan mencoba menampilkan perilaku serta seberapa besar usaha yang direncanakan untuk menampilkan perilaku. Intensi merupakan prediktor terbaik dari munculnya Universitas Sumatera Utara 14 suatu perilaku sehingga apabila kita ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang maka cara terbaik untuk memprediksinya adalah dengan mengetahui intensi orang tersebut.

2.1.2. Faktor-Faktor Intensi

Ajzen 2005 mengemukakan intensi merupakan fungsi dari tiga faktor yaitu faktor personal, faktor sosial, dan faktor kontrol kendali. Faktor personal merupakan sikap individu terhadap perilaku berupa evaluasi positif atau negatif terhadap perilaku yang akan ditampilkan. Faktor sosial diistilahkan dengan kata norma subjektif yang meliputi persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku. Yang terakhir merupakan faktor kendali yang disebut perceived behavioral control yang merupakan perasaan individu akan mudah atau sulitnya menampilkan perilaku tertentu. Hubungan antara intensi dan ketiga faktor yang mempengaruhinya dapat dilihat dalam gambar berikut ini. Umumnya, seseorang menunjukkan intensi terhadap suatu perilaku jika mereka telah mengevaluasinya secara positif, mengalami tekanan sosial untuk Universitas Sumatera Utara 15 melakukannya, dan ketika mereka percaya bahwa mereka memiliki kesempatan dan mampu untuk melakukannya. Sehingga dengan menguatnya intensi seseorang terhadap perilaku tersebut, maka kemungkinan individu untuk menampilkan perilaku juga semakin besar Ajzen, 2005.

2.1.3. Aspek-Aspek Intensi