Enterobacteriaceae, termasuk strain penghasil penisilinase. Sebaiknya agen ini disimpan untuk mengatasi infeksi nosokomial yang melibatkan pseudomonas.
Tabel XI. Golongan dan jenis obat antiinfeksi yang digunakan pada kasus pediatri di bangsal anak Rumah Sakit Bethesda yang menerima resep racikan dalam periode Juli 2007
No. Golongan Antiinfeksi
Jenis Obat Jumlah
Persentase Antibakteri
1. Beta Laktam
a. Penisilin b. Sefalosporin gen 2
c. Sefalosporin gen 3
d. Kombinasi
Amoksisilin trihidrat Amoksisilin asam klavulanat
Sefaklor Sefotaksim
Seftriakson Seftazidim
Sefiksim Sulperazon
®
1 4
2
33
4 3
1 1
1,0 4,0
2,0 33,3
4,0 3,0
1,0 1,0
2. Makrolid
Spiramisin 1
1,0 3.
Aminoglikosida Amikasin
Gentamisin Streptomisin
8 1
1 8,1
1,0 1,0
4. Derivat Sulfonamid
Kotrimoksazol 9
9,1 5.
Polimiksin Kolistin
2 2,0
Antifungal 6.
Imidazol Ketokonazol
4 4,0
7. Polien
Nistatin 2
2,0
Antiprotozoa 8.
Amubisid Metronidazol
1 1,0
Anthelmintik 9.
Pirantel pamoat 2
2,0
d. Kortikosteroid Kortikosteroid yang digunakan pada kasus pediatri di bangsal anak ini
adalah deksametason, flutikason propionat, dan metilprednisolon. Deksametason merupakan kortikosteroid yang paling banyak digunakan dalam pengobatan, yaitu
sebanyak 60 kasus atau 60,6. Golongan dan jenis kortikosteroid yang digunakan dapat dilihat lebih jelas pada tabel XII.
Tabel XII. Golongan dan jenis obat kortikosteroid yang digunakan pada kasus pediatri di bangsal anak Rumah Sakit Bethesda yang menerima resep racikan dalam periode Juli 2007
Golongan Obat Jenis Obat
Jumlah Persentase
Kortikosteroid
Deksametason Flutikason propionat
Metilprednisolon 60
3 1
60,6 3,0
1,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Deksametason yang digunakan di bangsal anak ini sebagian besar untuk indikasi gangguan sistem saluran nafas, dimana kortikosteroid memiliki aksi
antiinflamasi, meningkatkan respon reseptor beta-2 terhadap obat eksogen dan endogen, serta mengurangi udem mukosa dan mengurangi produksi mukus. Obat ini
digunakan untuk efek profilaksis dan mengurangi hiperaktivitas bronkus. e. Obat sistem saluran nafas
Obat sistem saluran nafas yang digunakan terdiri dari 7 golongan, yaitu golongan adrenoseptor, antitusif, ekspektoran, mukolitik, nasal dekongestan, teofilin,
dan obat kombinasi. Golongan yang paling banyak digunakan adalah golongan ekspektoran dan teofilin, sebanyak 15 kasus atau 15,2. Jenis obat yang paling
banyak digunakan adalah aminofilin. Aminofilin sebagian besar digunakan untuk terapi infeksi pernafasan bawah pada kasus bronkitis kronik yang disertai obstruksi
pernafasan, dengan bekerja sebagai bronkodilator yang baik. Aminofilin memiliki indeks keamanan yang sempit sehingga perlu monitoring kadar plasma. Golongan
dan jenis obat sistem saluran nafas yang digunakan dapat dilihat pada tabel XIII.
Tabel XIII. Golongan dan jenis obat sistem saluran nafas yang digunakan pada kasus pediatri di bangsal anak Rumah Sakit Bethesda yang menerima resep racikan dalam periode Juli 2007
No. Golongan Obat
Jenis Obat Jumlah
Persentase
1. Agonis adrenoseptor
Salbutamol Fartholin
®
Prokaterol HCl 11
1 5
11,1 1,0
5,1 2.
Antitusif Kodein
1 1,0
3. Ekspektoran
Noscapin Allerzin exp.
®
Ventolin exp.
®
7 4
4 7,1
4,0 4,0
4. Mukolitik
Bromheksin 2
2,0 5.
Nasal dekongestan Rhinofed
®
Actifed
®
1 1
2,0 1,0
6. Teofilin
Aminofilin 15
15,2
7. Kombinasi
Combivent
®
Comtusi
®
5 1
5,1 1,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bronkodilator lainnya yang banyak digunakan adalah golongan agonis adrenoseptor, yaitu salbutamol, yang memiliki aksi intermediet. Salbutamol dapat
diberikan secara per oral atau secara inhalasi, dimana efek yang ditimbulkan melalui inhalasi lebih cepat dibanding per oral. Salbutamol yang banyak digunakan di
bangsal anak ini terdapat dalam bentuk larutan yang diuapkan dengan bantuan nebulizer. Hal ini merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kadar obat dalam
mencapai paru, sehingga efek yang ditimbulkan lebih cepat. f.
Analgesik Obat anagesik yang digunakan pada kasus pediatri di bangsal anak hanya
terdiri dari satu golongan, yaitu analgesik non opioid. Golongan dan jenis obat analgesik yang digunakan dapat dilihat lebih jelas pada tabel XIV.
Dalam penelitian ini yang paling banyak digunakan adalah Xylomidon
®
sebanyak 21 kasus atau 21,2. Xylomidon
®
banyak digunakan untuk mengatasi demam tinggi yang terjadi pada pasien pediatri, terutama pada pasien yang pernah
mengalami kejang demam sebelumnya. Radang yang terjadi pada pasien biasanya membuat pasien merasa tidak nyaman seperti pusing, demam sehingga harus diobati.
Jenis analgesik antipiretik yang biasa digunakan adalah parasetamol yang memiliki aktivitas sebagai analgesik dan antipiretik dengan sedikit efek antiinflamasi.
Parasetamol menjadi pilihan karena merupakan obat yang relatif aman dan mempunyai efek samping yang relatif ringan. Namun bila penggunaannya lama
dapat menimbulkan kerusakan ginjal dan dosis yang sangat berlebihan dapat menimbulkan gagal hati. Parasetamol dikonjugasikan di hati menjadi turunan sulfat
dan glukoronida, tetapi ada sebagian kecil dimetabolisme membentuk intermediet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aril yang hepatotoksik menjadi racun untuk hati jika jumlah zat hepatotoksik ini melebihi kapasitas hati untuk memetabolismenya dengan glutation atau sulfidril
lainnya lebih dari 150 mgkg.
Tabel XIV. Golongan dan jenis obat analgesik yang digunakan pada kasus pediatri di bangsal anak Rumah Sakit Bethesda yang menerima resep racikan dalam periode Juli 2007
Golongan Obat Jenis Obat
Jumlah Persentase
Analgesik non-opioid
Xylomidon
®
Parasetamol Ketoprofen
21
7 1
21,2 7,1
1,0
g. Antihistamin Pemberian antihistamin merupakan salah satu upaya mengobati pasien yang
alergi terhadap suatu alergen. Pada penelitian ini ditemukan dua golongan antihistamin, yaitu antihistamin non sedatif dan antihistamin sedatif. Golongan dan
jenis antihistamin yang digunakan dapat dilihat lebih jelas pada tabel XV.
Tabel XV. Golongan dan jenis obat antihistamin yang digunakan pada kasus pediatri di bangsal anak Rumah Sakit Bethesda yang menerima resep racikan dalam periode Juli 2007
No. Golongan Obat
Jenis Obat Jumlah
Persentase
1. Antihistamin non sedatif
Setirizin Desloratadin
2 1
2,0 1,0
2. Antihistamin sedatif
Difenhidramin Ketotifen
21
1
21,2 1,0
Reaksi alergi dapat menyebabkan lendir keluar terus-menerus dan hidung menjadi tersumbat. Zat aktif golongan antihistamin bekerja untuk menghambat
pengeluaran histamin, yakni senyawa yang akan muncul pada kondisi dimana terjadi reaksi alergi.
Pada penelitian ini, yang paling banyak digunakan adalah antihistamin sedatif, yaitu difenhidramin, sebanyak 21 kasus atau 21,2. Obat ini dapat
menimbulkan rasa kantuk dan gangguan saluran cerna bila digunakan dalam kurun waktu yang lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
h. Obat sistem saraf pusat Obat sistem saraf pusat yang digunakan pada kasus pediatri di bangsal anak
terdiri dari tiga golongan, yaitu golongan antiepilepsi, antipsikotik, dan aktivator serebral. Yang paling banyak digunakan adalah antiepilepsi, yaitu fenitoin sebanyak
7 kasus atau 7,1. Fenitoin menekan penyebaran lepas muatan listrik dan fokus epileptik ke korteks normal di sekitarnya. Efek ini diduga karena fenitoin
mengurangi kadar natrium intraseluler sehingga mengurangi iritabilitas neuron bersangkutan terutama di sel-sel piramidal dan sel-sel neuron perantara.
Dalam penelitian ini, fenitoin banyak digunakan untuk pengobatan kejang demam dimana sebenarnya obat ini lebih efektif untuk pengobatan epilepsi umum,
terutama jenis tonik-klonik, juga untuk jenis fokal dan psiko-motor, dan tidak efektif untuk kejang demam. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat lain yang
digunakan dapat dilihat lebih jelas pada tabel XVI.
Tabel XVI. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang digunakan pada kasus pediatri di bangsal anak Rumah Sakit Bethesda yang menerima resep racikan dalam periode Juli 2007
No. Golongan Obat
Jenis Obat Jumlah
Persentase
1. Antiepilepsi
Fenitoin Fenobarbital
Karbamazepin Klonazepam
Diazepam Okskarbazepin
Asam valproat 7
2 2
2 1
1 1
7,1 2,0
2,0 2,0
1,0 1,0
1,0
2. Antipsikotik
Klorpromazin 4
4,0 3.
Aktivator serebral CO-dergokrin mesilat
1 1,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Evaluasi Kerasionalan Terapi dan Dampak Terapi Kasus Gangguan Sistem