Tabel XXIV. Kondisi kasus pediatri dengan gangguan sistem saluran nafas saat pulang dari bangsal anak Rumah Sakit Bethesda
Kondisi Saat Pasien Pulang Jumlah kasus n = 25
Persentase
Sembuh 23
92 Perbaikan
2 8
Jumlah 25
100
Sebagian besar pasien pulang dengan kondisi sembuh setelah menjalani perawatan beberapa hari di bangsal, yaitu sebesar 92. Terdapat 2 kasus yang
pulang dengan kondisi perbaikan. Hal ini disebabkan orang tua meminta untuk pulang, kemungkinan dikarenakan pasien merasa tidak nyaman tinggal di rumah
sakit sehingga tidak mendukung proses penyembuhan, atau karena faktor ekonomi sehingga pasien tidak dapat melanjutkan rawat inap.
A. Rangkuman Pembahasan
Alasan atau latar belakang pemilihan danatau penggunaan obat racikan yang diberikan oleh dokter adalah karena anak-anak belum bisa menelan tablet.
Selain itu, obat racikan memiliki dosis yang sesuai untuk pasien pediatri, memudahkan pemberian, serta pasien sendiri merasa lebih nyaman. Apoteker kurang
setuju dengan adanya obat racikan karena kurang menguntungkan dari segi kerasionalan terapi, efisiensi tenaga dan waktu. Perawat dan orang tua pasien
memilih penggunaan obat racikan karena pasien pediatri belum dapat menerima obat dalam bentuk sediaan tablet, sehingga obat racikan berupa puyer lebih
menguntungkan. Rasa kurang enak seperti rasa pahit menyebabkan beberapa anak muntah saat meminum obat racikan. Apabila mereka muntah pada saat minum obat
racikan, maka obat yang sama akan diberikan kembali untuk menggantikan obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang telah dimuntahkan sebelumnya. Untuk mencegah hal tersebut, pemberian obat racikan oleh perawat biasanya bersama air putih, air teh, madu, gula, atau sirup.
Profil kasus pediatri di bangsal anak Rumah Sakit Bethesda yang menerima resep racikan dalam periode Juli 2007 dengan presentase terbesar kelompok umur
1 tahun-6 tahun sebanyak 62,6; berjenis kelamin laki-laki 59,6; dengan satu diagnosis terbanyak adalah gangguan sistem saluran cerna, yaitu 30,3. Diagnosis
kedua terbanyak adalah gangguan sistem saluran nafas, yaitu 15,2. Profil pengobatan kasus pediatri di bangsal anak Rumah Sakit Bethesda
yang menerima resep racikan dalam periode Juli 2007 terdiri dari jenis obat racikan dan non racikan. Sebagian besar pasien menerima obat dengan satu jenis racikan,
sebanyak 54 kasus atau 54,5. Jenis racikan yang paling banyak digunakan adalah parasetamol dan fenobarbital, sebanyak 39 kasus atau 39,4. Penggunaan obat non
racikan terdiri dari 8 kelas terapi obat. Kelas terapi yang paling banyak digunakan adalah obat sistem saluran cerna sebanyak 91,9. Obat yang mempengaruhi nutrisi
dan darah 85,9; antiinfeksi 80,8; kortikosteroid 64,6; obat sistem saluran nafas 58,6; analgesik 29,3; antihistamin 25,3; obat sistem saraf pusat 21,2.
Dalam evaluasi DRPs pada pasien pediatri dengan gangguan saluran pernafasan ditemukan 23 kasus obat tanpa indikasi unnecessary drug therapy, 23
kasus efek obat merugikan adverse drug reaction dan interaksi obat, 21 kasus dosis terlalu rendah dose too low, 17 kasus dosis terlalu tinggi dose too high, dan 1
kasus
butuh terapi obat tambahan need for additional drug therapy.
Rata-rata lama tinggal di rumah sakit adalah 5,2±2,2 x±SD atau dalam rentang 3 hari-7 hari; dan
keluar rumah sakit dalam kondisi sembuh sebanyak 92.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian evaluasi peresepan kasus pediatri di bangsal anak Rumah Sakit Bethesda yang menerima resep racikan dalam periode Juli 2007,
dapat diambil kesimpulan, yaitu: 1. Alasan atau latar belakang pemilihan dan atau penggunaan obat racikan yang
diberikan oleh dokter, perawat, dan orang tua adalah karena anak-anak belum bisa menelan tablet. Dokter juga mengatakan bahwa dosis obat racikan sesuai
untuk pasien pediatri, memudahkan dalam pemberian, serta pasien sendiri merasa lebih nyaman. Sedangkan apoteker kurang setuju dengan adanya obat
racikan karena kurang menguntungkan dari segi kerasionalan terapi, efisiensi tenaga dan waktu.
2. Kasus pediatri paling banyak dalam kelompok umur 1–6 tahun 62,6; berjenis kelamin laki-laki 59,6; satu diagnosis terbanyak gangguan sistem saluran
cerna 30,3; diagnosis kedua terbanyak gangguan sistem saluran nafas 15,2 3. Penggunaan satu jenis obat racikan 54,5 dengan jenis racikan yang paling
sering digunakan parasetamol dan fenobarbital 39,4. Penggunaan obat non racikan terdiri 8 kelas terapi obat. Kelas terapi yang paling banyak digunakan
adalah obat sistem saluran cerna 91,9. 4. Dalam evaluasi DRPs kasus pediatri dengan gangguan sistem saluran nafas
ditemukan 23 kasus obat tanpa indikasi unnecessary drug therapy, 23 kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI