membentuk kata sifat prefiks adjektival. Makna kedua prefiks ter- dijabarkan sebagai berikut.
1 Prefiks ter- sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna sebagai berikut Arifin dan Junaiyah, 2009:54.
a ‘telah dilakukan’ atau ‘dalam keadaan’, seperti Kami datang ketika pintu sudah terbuka. ‘kami datang ketika pintu
sudahdalam keadaan terbuka’ Ahli kamera mengambil gambar pesepak bola yang terjatuh di tepi lapangan.
‘ahli kamera mengambil gambar pesepak bola yang dalam keadaan jatuh di tepai lapangan’
b ‘telah mengalami’, ‘menderita keadaan atau kejadian dengan tidak sengaja atau tiba-tiba’, seperti
Ia berlari terkencing-kencing karena ketakutan. ‘Ia berlari sampai tiba-tiba kencing karena ketakutan’
Pintu mobil Mercedes itu tergores karena diparkir sembarangan. ‘pintu mobil Mercedes itu telah mengalami goresan karena diparkir sembarangan’
Udara kotor yang terhirup akan mengakibatkan bersin. ‘udara yang kotor yang dengan tidak sengaja dihirup akan mengakibatkan bersin’
c ‘dapat’ biasanya didahului oleh kata tidak atau dilengkapi dengan akhiran - kan
Alam yang indah tidak terperikan. ‘alam yang indah tidak dapat diperikan’ Harga mainan itu terjangkau oleh orang tuanya. ‘harga mainan itu dapat
dijangkau oleh orang tuanya’
Imbuhan ter- yang bermakna ‘telah selesai dilakukan’ atau ‘sudah selesai dikerjakan’ baik dengan sengaja sadar atau tidak sengaja tidak sadar, seperti
pintu mobil Mercedes itu tergores karena diparkir sembarangan, merupakan kata kerja yang mengandung aspek perfektif aspek selesai sudah.
Di bidang hukum, khususnya hukum peradilan ada istilah seperti tersangka, terdakwa, dan terpidana. Prefiks ter- yang digunakan pada istilah tersebut
memberikan arti ‘yang di…’. Istilah-istilah tersebut biasanya digunakan sebagai padanan istilah bahasa Inggris yang menggunakan bentuk past participle
adjective, seperti ‘sun burned’ ‘terbakar matahari’ dan ‘related problem’ ‘masalah yang terkait’.
2 Prefiks ter- yang membentuk kata sifat memiliki arti ‘paling’, seperti Aku adalah pemuda terganteng di kampung. ‘aku adalah pemuda paling
ganteng di kampung’ Olahraga termurah adalah olahraga lari. ‘olahraga paling murah adalah
olahraga lari’
2.2.2.2 Infiks
“Infiks sisipan adalah imbuhan yang dilekatkan di tengah dasar. Bahasa Indonesia memiliki 4 infiks, yaitu -el, -em, -er, dan -in” Arifin dan Junaiyah,
2009:6. Arifin dan Junaiyah 2009:57-58 menambahkan bahwa kata dengan infiks dianggap sebuah kata bukan kata berimbuhan. Namun Arifin dan Junaiyah
2009:11 memberi penjelasan bahwa infiks -el- mengandung makna ‘kumpulan’, ‘aneka’; infiks
-em- bermakna ‘sifat’; infiks
-er- mengandung makna
‘mengandung’; dan infiks -in- digunakan sebagai padanan akhiran asing -end, - ent, dan -and yang berarti ‘yang di-…-kan’ atau -ence.
Keempat infiks tersebut jika dibubuhkan ke dalam kata dapat dicontohkan sebagai berikut.
a. Infiks -el, seperti telunjuk, telapak, pelatuk, gelembung, dan geligi. b. Infiks -em, seperti kemuning, kemelut, kemilau, gemerlap, dan temali.
c. Infiks -er, seperti serabut, seruling, gerigi, d. Infiks -in, seperti kinerja, sinambung, tinambah
2.2.2.3 Sufiks
“Akhiran adalah imbuhan yang dilekatkan pada akhir dasar” Arifin dan Junaiyah, 2009:6. Bahasa Indonesia memiliki setidaknya enam sufiks atau
akhiran dan beberapa sufiks atau akhiran bahasa asing yang juga digunakan dalam bahasa Indonesia. Akhiran-akhiran tersebut dijabarkan dan dijelaskan
oleh Arifin dan Junaiyah 2009:58-75 dan diringkas oleh peneliti sebagai berikut.
a. Sufiks -an
Sufiks -an tidak mengalami perubahan bentuk ketika dibubuhkan pada sebuah dasar. Menurut Arifin dan Junaiyah 2009:58 akhiran -an memiliki fungsi
sebagai berikut. 1 sebagai pembentuk kata benda, yang memiliki hubungan dengan verba meng-;
2 dalam ragam cakapan, sufiks –an berfungsi sebagai pembentuk kata sifat dan pembentuk kata kerja.
Makna yang hadir ketika suatu kata atau dasar dibubuhi oleh sufiks –an, menurut Arifin dan Junaiyah 2009:58-59 adalah sebagai berikut.
1 sebagai pembentuk kata benda, sufiks -an berarti, ‘hasil’, ‘perolehan’, ‘akibat’, atau ‘yang dikenai laku’, seperti
manisan buah ‘hasil memaniskan buah’ pukulan ‘hasil menggerakkan telapak tangan dalam keadaan tertutup’
benjolan ‘akibat yang timbul karena terkena benda tumpul dengan tenaga yang besar’
uang taruhan ‘uang yang dipertatuhkan’ liburan ‘yang dilakukan saat libur’
buaian ‘yang di buai’ sisipan ‘yang disisipkan’
2 sufiks –an yang berarti ‘kumpulan’, ‘gugus’, seperti lautan
‘kumpulan laut’ daratan ‘kumpulan darat’
puluhan ‘kumpulan puluh’ 3 sufiks -an yang berarti ‘yang mempunyai atau yang mengandung’, seperti
buah durian ‘buah yang mempunyai duri’ anak jalanan ‘anak yang ada di jalan’; ‘anak jalan’
tepian sungai ‘bagiansisi tepi sungai’
4 sebagai pembentuk kata sifat, sufiks -an dalam ragam cakapan berarti ‘terlampau’ atau ‘terlalu’, seperti
gedean ‘terlalu gede’ panasan ‘terlalu panas’, ‘lebih panas’
banyakan ‘terlaluterlampau banyak’ gantengan ‘lebihterlalu ganteng’
5 sufiks -an yang berarti ‘terlampau’ atau ‘terlalu’ tampaknya berasal dari
konfiks ke-…-an tetapi ke- pada konfiks itu tidak diucapkan, seperti kekecilan ‘terlaluterlampau kecil’
kebesaran ‘terlaluterlampau besar’ kegendutan ‘terlaluterlampau gendut’
kepanasan ‘terlaluterlampau panas’ kedinginan ‘terlaluterlampau dingin’
6 dalam ragam cakapan, sufiks -an berasal dari konfiks pembentuk kata kerja: ber-…-an, arti yang timbul ‘melakukan dengan pelaku atau laku yang
banyak’ atau ‘saling’, seperti Dona dan Dono tabrakan di depan kelas. ‘Dona dan Dono saling tabrak di
depan kelas’ Sudah banyak orang yang berjualan. ‘sudah banyak orang yang berjual’
b. Sufiks –anda
Sufiks -anda -nda, atau -da merupakan sufiks penghormat atau sufiks honorifik pada sejumlah istilah kekerabatan, seperti anakanda, ananda, anaknda,