George Lorenso menepi karena motornya bermasalah. ‘George Lorenso menuju tepi lintasan balapan karena motornya bermasalah’
Awu melaut dengan selamat sampai Surabaya. ‘Awu menuju laut dengan selamat sampai Surabaya’
9 ‘mencari’, seperti Ia mendamar ke hutan. ‘ia mencari damat ke hutan’
Darmana pergi merotan. ‘Darmana pergi mencari rotan’ 10 Dalam ragam lisan terdapat beberapa kata yang sering diucapkan dengan
salah, seperti berikut. a meng- + traktir
“menraktir” b meng- + transfer “menransfer”
c meng- + kritik “mengritik”
d meng- + praktikkan “memraktikkan” Keempat kata tersebut dalam ragam lisan diucapkan salah, seharusnya adalah
sebagai berikut. a meng- + traktir
mentraktir b meng- + transfer mentransfer
c meng- + kritik mengkritik
d meng- + praktikkan mempraktikkan Jika prefiks meng- dilekatkan pada dasar yang dimulai dengan gugus
konsonan, seperti dr, gr, kl, pr, str, tr, gugus tersebut tidak luluh.
c. Prefiks di-
Prefiks di- memiliki bentuk yang tetap atau tidak berubah Arifin dan Junaiyah, 2009:39. Arifin dan Junaiyah 2009:40 menyatakan bahwa prefiks di-
berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif; prefiks di- berkaitan dengan prefiks meng-, seperti dibawa membawa, diukur mengukur, dipuji memuji.
Prefiks di- memiliki makna sebagai berikut: 1 ‘dikenai laku’ atau ‘dikenai tindakan’, seperti
Ia dihukum karena korupsi. ‘ia dikenai hukumantindakan hukum karena korupsi’
Ayam itu dipotong menjadi beberapa bagian. ‘Ayam itu dikenai tindakan potong menjadi beberapa bagian’
2 ‘dikenai dengan’, seperti Pohon itu diparang. ‘pohon itu dipotong dikenai dengan parang’
Kain itu disiletnya. ‘kain itu dipotong nya dengan silet’ 3 ‘dibuat atau ‘dijadikan’, seperti
Nangka itu digulai. ‘nangka itu itu dibuatdijadikan gulai’ Daging sapi itu direndang. ‘daging sapi itu dibuatdijadikan rendang’
4 ‘diberi’ atau ‘dilengkapi dengan’, seperti Dinding kamarnya dicat biru langit. ‘dinding kamarnya diberi cat biru langit’
Cristiano Ronaldo disanksi tiga kali tidak bertanding. ‘Christiano Ronaldo diberi sanksi tiga kali tidak bertanding’
d. Prefiks ke-
“Prefiks ke- tidak mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan pada dasar, seperti kepada dan ketua” Arifin dan Junaiyah, 2009:40. Bahasa
Indonesia memiliki dua buah prefiks ke-, yaitu prefiks ke- yang berfungsi sebagai pembentuk kata kerja prefiks verbal dan bertalian dengan prefiks
ter- dan prefiks ke- yang berfungsi sebagai pembentuk kata benda Arifin dan Junaiyah, 2009:41.
Prefiks ke- memiliki makna sebagai berikut. 1 Prefiks ke- sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna seperti berikut:
a dalam ragam cakapan, prefiks ke- semakna dengan prefiks ter-, yang berarti ‘telah mengalami’, ‘menderita keadaan’, atau ‘menderita kejadian’, seperti
Yang dicari sudah ketemu. ‘yang dicari sudah tertemu’ Ita ketawa terbahak-bahak. ‘ia tertawa terbahak-bahak’
Bajumu kebawa saya. Bajumu terbawa saya’ Dia mati kelindas truk. ‘dia mati terlindas truk’
b ‘di urutan’ atau “pada urutan’, seperti Ia menjadi juara ketiga. ‘ia menjadi juara dipada urutan tiga’
Rusman menikahi anak ketiga Pak Bagong. ‘Rusman menikahi anak dipada urutan tiga Pak Bagong’
2 Prefiks ke- pembentuk kata benda yang memiliki makna sebagai berikut: a ‘yang memiliki sifat atau ciri’, seperti
ketua ‘yang memiliki sifatciri tua’
kekasih ‘yang memiliki sifat kasih’
kehendak ‘yang berciri hendak’ ketahu
‘yang memiliki ciri tahu’ b ‘kelompok kesatuan atau kelompok bilangan yang dianggap satu’ atau
‘kumpulan’, seperti Ketiga orang itu bekerja sama dengan baik. ‘kumpulan tiga orang itu bekerja
sama dengan baik’ Kedua produk itu kami beri diskon 25. ‘kumpulan dua produk itu kami beri
diskon 25’
Bahasa Indonesia memiliki kata hendak dan tahu, disamping kata kehendak dan ketahu. Hal itu juga sejalan ketika pengguna bahasa
menggunakan ragam cakap, seperti kemiri miri, kemenyan menyan, ketimun timun, kecambah cambah, dan ketumbar tumbar. Nama-nama