2.3 Kerangka Berpikir
Paradigma Pedagogi Reflektif PPR adalah cara pandang tentang pendidikan di sekolah yang menekankan pada pengintegrasian usaha penumbuhan
nilai-nilai kemanusiaan dan pengembangan kompetensi siswa melalui pelaksanaan. Pendidikan pada saat ini masih dimaknai sebagai jalan menuju
sukses finansial, maka sekolah, guru, siswa dan orang tua siswa akan kehilangan kesadaran akan perlunya pembentukan pribadi manusiawi yang cerdas, berhati
nurani, berkeadilan, berkepedulian, dan berpersaudaraan. Akibatnya nilai-nilai kemanusiaan yang ditanamkan kepada siswa sangat kurang sehingga berdampak
menjadi maraknya aksi kekerasan, ketidakadilan, perusakan lingkungan dan sikap mementingkan diri sendiri. PPR berpeluang membantu siswa untuk
menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan yang dilakukan dengan membentuk pribadi siswa dengan cara siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan,
kemudian difasilitsi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalan tersebut, dan berikutnya difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan
berbuat dengan nilai tersebut. Melalui dinamika tersebut siswa diharapkan mengalami. Melalui refleksi diharapkan siswa yakin sendiri. Melalui aksi, siswa
berbuat dari kemauannya sendiri. Pembentukan kepribadian dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa nantinya memiliki komitmen untuk memperjuangkan
kehidupan bersama yang lebih adil, bersaudara, bermartabat, melestarikan lingkungan hidup dan lebih menjamin kesejahteraan umum.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas untuk selalu menggunakan energi listrik. Energi listrik adalah salah satu bentuk energi yang
sangat penting dan menjadi kategori kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan
bagi kehidupan umat manusia di era globalisasi ini selain makanan dan pakaian. Hal ini terjadi karena hampir semua kebutuhan manusia yang berkaitan dengan
peralatan menggunakan listrik sebagai energinya. Sebut saja kipas angin, televisi, mesin cuci, bahkan pengaduk adonan kue. Secara garis besar, energi listrik dapat
diartikan sebagai salah satu faktor terpenting bagi kehidupan manusia sebab tak sedikit sekali peralatan yang biasa kita gunakan menggunakan listrik sebagai
sumber energinya. Namun, semakin lama kebutuhan akan energi listrik akan semakin bertambah dan pada kenyataannya sebagian besar siswa tidak tahu
dampak dari menggunakan energi listrik secara berlebihan maka siswa masih sering menggunakan energi listrik secara berlebihan yang akan mengakibatkan
sumber energi listrik semakin lama akan semakin habis jika digunakan terus- menerus.
Dari masalah tersebut, maka pendidik memegang peranan penting sebagai sarana yang dapat membantu memberikan pemahaman kepada anak-anak supaya
mereka mengetahui mengethui manfaat dari energi listrik pendidik juga dapat membantu siswa belajar mengenai dampak yang ditimbulkan akibat menggunakan
energi lstrik secara berlebihan dan bagaimana cara menghemat energi listrik. Perangkat pembelajaran dapat dijadikan panduan bagi guru untuk dapat
merancang pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Selain itu modul pembelajaran juga dapat dijadikan panduan dalam membuat siswa semakin
mandiri dan dapat menemukan pengetahuan baru. Dengan demikian anak-anak akan menjadi generasi pembaharu yang akan menekankan demokrasi,
kemandirian, keadilan dan sungguh memahami pentingnya pendidikan. Perangkat
dan modul pembelajaran merupakan perwujudan dari tanggungjawab peneliti sebagi warga masyarakat yang ingin memberikan pemahaman tentang pendidikan.
Berdasarkan dari alasan di atas, maka peneliti akan mengembangkan perangkat dan modul pembelajaran menghemat energi listrik berdasarkan
pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk siswa kelas III A SDN Petinggen Yogyakarta. Perangkat dan modul tersebut dapat digunakan guru sebagai
pedoman dan sumber belajar dikelas dan akan membantu siswa untuk belajar secara mandiri, serta siswa dapat mengetahui manfaat, dampak penggunaan dan
cara menghemat energi listrik.
2.4 Pertanyaan Penelitian