Pengaruh Masalah dalam Mendapatkan Pelayanan Kesehatan terhadap

5.4.3. Pengaruh Masalah dalam Mendapatkan Pelayanan Kesehatan terhadap

Kejadian Preeklampsi BeratEklampsi di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penderita preeklampsi berateklampsi di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2013, menunjukkan bahwa ibu yang mengalami eklampsi pada saat melahirkan, ibu yang memiliki masalah 2,14 kali lebih besar dibanding dengan tidak ada masalah p0,005. Masih banyak ibu yang menghadapi masalah dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, terutama mendapatkan uang untuk berobat, jarak ke fasilitas kesehatan dan transportasi ke fasilitas kesehatan. Ini menunjukkan akses pelayanan kesehatan dalam hal keterjangkauan dari segi biaya, jarak, dan transportasi masih belum optimal walaupun fasilitas pelayanan kesehatannya sudah tersedia. Beberapa faktor yang menjadi masalah dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dapat menghalangi ibu untuk mendapatkan informasi kesehatan dan pengobatan ketika mereka memerlukan. Dalam SDKI 2007 semua perempuan ditanya apakah mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mereka merupakan masalah besar atau tidak berkenaan dengan hal-hal sebagai berikut: mengetahui harus pergi kemana, memperoleh izin untuk bepergian, memperoleh uang untuk pengobatan, jarak ke fasilitas kesehatan terjangkau, transportasi ke fasilitas kesehatan tersedia, tidak berani bepergian sendiri, dan keraguan tidak adanya tenaga kesehatan perempuan. Hal ini terkait dengan hubungan antara status perempuan dengan kemampuannya untuk mendapatkan akses dan menggunakan pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang menentukan status perempuan antara lain tingkat pendidikan, Universitas Sumatera Utara pekerjaan, keberdayaan perempuan yang memungkinkan perempuan lebih aktif dalam menentukan sikap dan lebih mandiri dalam memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya termasuk kesehatan dan kehamilannya. Pemberdayaan perempuan merupakan salah satu kata kunci dari keberhasilan upaya Safe Motherhood. Disamping itu juga didukung ketersediaan sumberdaya misalnya tenaga kesehatan perempuan dan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, serta ketersediaan dan kemudahan transportasi Depkes, 2007. Menurut Utomo, et al 2007 dalam laporan hasil penelitian IMMPACT Indonesia, menemukan bahwa biaya menghambat akses pelayanan kebidanan dan penggunaan pelayanan kesehatan masih rendah walaupun di daerah dengan densitas bidan yang memadai. Penelitian Trihono 2007 di Kabupaten Bogor Jawa Barat menunjukkan bahwa asuransi kesehatan masyarakat miskin terbukti mempengaruhi pemanfaatan persalinan oleh tenaga kesehatan, peserta askeskin mempunyai kemungkinan melahirkan ke bidan 2 kali lebih besar dibanding bukan peserta. Disamping itu faktor geografis yaitu kedekatan rumah ibu dengan rumah bidan dan kemudahan transportasi yang digunakan juga terbukti mempengaruhi pemanfaatan persalinan oleh tenaga kesehatan, dimana keluarga miskin yang dekat dari rumah bidan mempunyai kemungkinan bersalin ke bidan 6 kali lebih besar dibanding keluarga miskin yang jauh dari rumah bidan. Akses terhadap pelayanan kesehatan mencakup ketersediaan dan keterjangkauan. Ketersediaan adalah tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan dengan jumlah dan kualitas yang memadai. Keterjangkauan pelayanan kesehatan Universitas Sumatera Utara mencakup jarak, waktu dan biaya. Sedangkan penggunaan pelayanan kesehatan tersebut tergantung pada aksesibilitas masyarakat terhadap informasi. Upaya pelayanan dan program kesehatan ibu maternal difokuskan pada peningkatan aksesibilitas serta kualitas pelayanan terkait dengan berbagai faktor risiko yang menjadi penyebab utama kematian ibu maternal. Upaya peningkatan aksesibilitas pelayanan kesehatan dilakukan dengan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui paket penempatan tenaga bidan dan polindes di berbagai pelosok pedesaan serta tenaga dokter di daerah terpencil atau sangat terpencil. Sedangkan dari aspek peningkatan kualitas pelayanan, dilakukan melalui upaya peningkatan kemampuan atau kompetensi tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dasar dan rujukan PONEDPONEK, serta berbagai program intervensi seperti peningkatan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, deteksi dini risiko tinggi, dan rujukan pada kelompok risti yang ditemukan Depkes, 2008. Walaupun kebanyakan komplikasi obstetri tidak dapat dicegah dan diperkitakan sebelumnya, tidak berarti bahwa komplikasi tersebut tidak dapat ditangani. Mengingat bahwa setiap ibu hamil berisiko untuk mengalami komplikasi obstetri, maka perlu mempunyai akses terhadap pelayanan kegawat-daruratan obstetri. Intervensi untuk mendekatkan pelayanan obstetri kepada setiap ibu hamil didasari oleh tiga premis, yaitu: a bahwa sebagian ibu hamil akan mengalami komplikasi obstetri, b sebagian besar dari kejadian komplikasi tersebut tidak dapat diperkirakan atau dicegah, c perempuan yang mengalami komplikasi harus Universitas Sumatera Utara mendapatkan pelayanan obstetri agar diri dan janinnya dapat diselamatkan sekaligus tercegahnya kesakitan yang berkepanjangan Depkes, 2007.

5.5. Faktor Paling Dominan