Analisis Multivariat HASIL PENELITIAN

4.4. Analisis Multivariat

Berdasarkan hasil uji bivariat diketahui bahwa variabel independen yang menjadi kandidat dalam analisis multivariat dengan nilai signifikansi variabel p0,25 adlaah seperti yang terlihat pada tabel 4.6 dibawah ini : Tabel 4.6 Variabel Independen yang Masuk Katagori dalam Analisis Multivariat Variabel p-value OR 95 CI Pengetahuan 0,001 2,14 2,013-16,715 Pendapatan 0,237 1,21 0,688-4,481 BMI 0,009 1,27 1,046-9,475 Riwayat preeklampsieklampsi 0,000 1,11 1,031-22,27 Riwayat hipertensi 0,026 2,37 1,126-8,706 Riwayat diabetes 0,165 0,24 0,112-6,793 Jarak antar kehamilan 0,157 0,85 0,768-5,022 Pelayanan ANC yang didapat 0,134 15 0,638-18,13 Masalah dalam mendapatkan pelayanan 0,001 2,14 2,013-16,71 Jumlah kunjungan ANC 0,000 3,25 3,087-49,01 Selanjutnya, kesepuluh variabel independen tersebut diikutkan dalam analisis multivariat dengan uji conditional logistic regression. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.7. Hasil Uji Conditional Logistic Regression Pengaruh Variabel Independen Terhadap Kelompok Kasus dan Kontrol Penderita Preeklampsi BeratEklampsi di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013 S.E Wald Nilai p B Exp B 95 CI Low Up Pengetahuan .857 4.870 .027 1.891 6.629 1.236 35.562 BMI .882 4.108 .043 1.788 5.980 1.061 33.712 Jumlah Kunjungan ANC 1.067 7.650 .000 4.481 14.320 10.919 74.403 Constant .988 14.069 .000 -3.705 .025 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisis regresi logistik kondisional tersebut dapat ditentukan model persamaan regresi logistik yang dapat menafsirkan variabel terhadap kejadian preeklampsi berateklampsi di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013 adalah sebagai berikut : 1 P = 1 + e – α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 Keterangan: P = Probabilitas kejadian preeklampsi berateklampsia α = Konstanta = -3,705 e = Bilangan natural 2,71828 β 1 – β 4 = Koefisien regresi X 1 = Pengetahuan , koefisien regresi 1.891 X 2 = BMI, koefisien regresi 1.788 X 3 = Kunjungan ANC, koefisien regresi 4.481 X 1 =X 2 =X 3 = 1, karena variabel tersebut berisiko untuk terjadinya preeklampsi berateklampsi. 1 P = 1 + e –[‐3,705 + 1,891 X 1 +1,788 X 2 + 4,481 X 3 ] 1 P = 1 + 2,71 –4,455 1 P = 1,011 P = 0,984 = 98,4 Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, faktor risiko mempunyai probabilitas terjadinya preeklampsi berateklampsi sebesar 98,4, dan sebesar 1,60 terjadinya preeklampsi berateklampsi dimungkinkan karena adanya pengaruh faktor risiko lain diluar dari faktor risiko yang sudah di teliti. 4.5. Population Attribute Risk Hasil perhitungan Population Attribute Risk PAR terhadap masing-masing ketiga variabel dominan dengan menggunakan rumus, adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Population Attribute Risk PAR Variabel Proporsi Kelompok Terpajan p Ods Ratio OR PAR Pengetahuan 29 2,14 52,25 BMI 25 1,27 20,00 Jumlah Kunjungan ANC 32 3,25 68,57 Berdasarkan hasil perhitungan PAR yang diperoleh dapat disimpulkan apabila tindakan pencegahan dilakukan dengan perbaikan pengetahuan ibu hamil maka kejadian preeklampsi berateklampsi dapat diturunkan sebesar 52,25, dengan perbaikan body mass index BMI ibu hamil maka kejadian preeklampsi berateklampsi dapat diturunkan sebesar 20,00, dan dengan perbaikan jumlah kunjungan ANC ibu hamil maka kejadian preeklampsi berateklampsi dapat diturunkan sebesar 68,57. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Preeklampsi berat PEB Eklampsi merupakan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana hal ini terjadi. Penyebab pasti preeklampsi berateklampsi sampai saat ini belum diketahui, teori yang banyak dikemukakan ialah terjadinya iskemia plasenta. Teori lain menjelaskan bahwa ciri tipikal pasien diantaranya nulipara, sosial ekonomi yang rendah, umur ibu yang ekstrim yaitu dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun, adanya riwayat hipertensi, penyakit ginjal, adanya riwayat keluarga dengan preeklamsia, multiple pregnansia dan diabetes melitus. Hamilton, P.M, 1995 Berdasarkan variabel-variabel independen yang diuji dalam penelitian terdapat beberapa faktor yang mempunyai hubungan secara signifikan dengan besar risiko berbeda-beda yaitu faktor pengetahuan ibu, riwayat preeklampsieklampsi, riwayat hipertensi, obesitas, masalah dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dan frekuensi dalam kunjungan ANC. Tetapi setelah dilakukan analisis multivariat diperoleh tiga variabel yang mempunyai hubungan erat terhadap terjadinya preeklampsi berateklampsi yaitu variabel pengetahuan, obesitas, variabel kunjungan ANC. Selanjutnya akan dilakukan pembahasan terhadap masing-masing variabel dalam penelitian ini dan faktor dominan tersebut diatas. Universitas Sumatera Utara