Faktor Paling Dominan PEMBAHASAN

mendapatkan pelayanan obstetri agar diri dan janinnya dapat diselamatkan sekaligus tercegahnya kesakitan yang berkepanjangan Depkes, 2007.

5.5. Faktor Paling Dominan

Hasil analisis regresi logistik ganda diperoleh bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kejadian preeklampsi berateklampsi di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013 adalah variabel Pengetahuan dengan nilai OR sebesar 6,629 95 CI= 1,236-35,562, variabel BMI dengan OR sebesar 5,980 95 CI= 1,061-33,712, kunjungan ANC dengan nilai OR sebesar 14,320 95 CI= 10,919-74,403. Berdasarkan besar nilai OR tersebut faktor yang paling kuat pengaruhnya terhadap kejadian kejadian preeklampsi berateklampsi di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013 adalah faktor kunjungan ANC yang dilakukan dengan nilai OR sebesar 14,320. Faktor bernilai positif menunjukkan bahwa faktor tersebut mempunyai hubungan yang searah positif terhadap kejadian kejadian preeklampsi berateklampsi di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013 dengan OR sebesar 14,320. Pada siklus kehamilan, fokus pelayanan diarahkan pada pelayanan kesehatan ibu hamil dan antenatal care ANC yang dilakukan sejak awal kehamilan. Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya, yang meliputi pemeriksaan kehamilan dan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan, pemberian intervensi dasar, serta mendidik dan memotivasi ibu hamil agar dapat merawat dirinya sendiri selama hamil dan mempersiapkan persalinannya. Tujuan pelayanan antenatal adalah Universitas Sumatera Utara memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu selama kehamilannya, dan secara khusus bertujuan untuk mendeteksi dan menanggulangi kehamilan risiko tinggi secara dini Depkes, 2003. Melalui pelayanan antenatal yang berkualitas sebenarnya perkembangan kesehatan ibu hamil setiap saat bisa dipantau dan secara dini dapat dilakukan tindakanintervensi dalam rangka mengeliminir berbagi faktor risiko kejadian kematian ibu maternal. Pemantauan pelayanan antenatal dilakukan pada pelayanan K1 sebagai aksesibilitas ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan dan K4 yang dianggap sebagai mutu terhadap pelayanan kesehatan ibu hamil. Kunjungan pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan dimana frekuensi kunjungan pemeriksaan minimal 4 kali yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III. Bila dilihat persentase pemeriksaan antenatal pada tenaga kesehatan sebanyak 93,3, yang melakukan kunjungan pemeriksaan minimal 4 kali 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III hanya 65,5. Hasil penelitian menunjukkan kunjungan pemeriksaan antenatal berhubungan dengan kejadian eklampsi. Namun yang terjadi adalah ibu yang lebih sering memeriksakan kehamilan adalah mereka yang merasakan adanya keluhan atau diberi tahu bahwa kehamilan yang mereka jalani berisiko tinggi. Berdasarkan hasil kuesioner diatas menunjukkan bahwa peran pengetahuan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil dalam menjaga kesehatan kandungannya. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 1 kali cukup tinggi, namun persentase yang mengunjungi klinik antenatal empat kali sesuai standar nasional adalah lebih rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitiian Sri Nurlaela, 2003 bahwa terdapat hubungan antara pemeriksaan kehamilan dengan kejadian eklampsi dimana pada pemeriksaan kehamilan 4 lebih cendrung mengalami eklampsi sebesar 4,52 kali dari pada yang melakukan pemeriksaan ≥ 4, dan menurut penelitaian Sinurtina 2004 ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal akan mengalami komplikasi pada waktu persalinan sebesar 6,04 kali daripada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal. Pentingnya memanfaatkan pelayanan ANC untuk mendeteksi preeklampsia pada ibu hamil seperti terlihat dari hasil penelitian Bahari 2009, di RSUD dr. Soetomo Surabaya mendapatkan hasil bahwa kejadian preeklampsia pada ibu bersalin sebagian besar dialami oleh ibu bersalin dengan usia 20 tahun, lebih dari setengah kejadian preeklampsia pada ibu bersalin terjadi pada ibu primipara, dan ibu yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan ANC pada waktu hamil. Menurut Saifuddin 2006 pelayanan atau asuhan antenatal care ANC merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal agar tidak menjadi abnormal. Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Ibu Universitas Sumatera Utara hamil dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayananasuhan antenatal. Penatalaksanaan risiko tinggi kehamilan pada kunjungan terakhir pelayanan antenatal sebelum persalinan memberikan hasil maksimal untuk memprediksi keadaan saat persalinan, walaupun 15 ibu tanpa faktor risiko komplikasi pada akhir kehamilan dapat mengalami komplikasi pada persalinannya Berglund dan Lindmark, 2000.

5.6. Keterbatasan Penelitian